Jahja Stiaatmadja Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Menghantar BCA Menjadi 'Best Of The Best'

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 December 2018

Naskah: Putri Foto: Fikar azmy

Kemampuan leadership yang mempuni serta pola pikir out of the box yang dimiliki Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja berhasil menghantarkan BCA merajai industri perbankan di Asia sekaligus menjaga reputasi bank berkode emiten BBCA ini sebagai bank swasta nomor wahid dalam negeri.

 

Hal itu bisa dilihat dari penghargaan Finance Asia Country Awards for Achievement yang diterima BCA selama tiga tahun berturutturut, yakni tahun 2016, 2017, dan yang terbaru dianugerahkan di awal Juni 2018 lalu. Di tengah persaingan ketat di dunia perbankan serta ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi, Jahja sukses membawa BCA konsisten mencetak kinerja positif, seperti pada kuartal III-2018, BCA membukukan laba bersih Rp18,5 triliun. Bila dibandingkan kuartal III-2017, jumlah ini meningkat 9,9 persen dari posisi Rp16,8 triliun alias year on year (yoy). Pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, meningkat 10,1 persen menjadi Rp 45,9 triliun dibandingkan Rp41,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2017.

 

Ditopang juga dari realisasi kredit yang solid. Per September 2018, bank swasta terbesar di Indonesia ini merealisasikan kredit Rp516 triliun atau tumbuh 17,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Bila dirinci, pertumbuhan kredit BCA, antara lain ditopang dari peningkatan segmen kredit korporasi yang meningkat 23,3 persen yoy menjadi Rp199,2 triliun, terutama berasal dari sektor jasa keuangan, telekomunikasi, serta minyak nabati dan hewani. Dari sisi rasio kredit bermasalah, BCA juga berhasil menekan laju non performing loan (NPL) gross ke level 1,4 persen pada September 2018 lalu. 

 

Sejalan dengan mitigasi risiko yang dilakukan BCA, rasio pencadangan terhadap kredit bermasalah alias loan loss coverage ratio BCA juga menurun menjadi 187 persen. Kinerja cemerlang tersebut tak lepas dari ketangguhan Jahja dalam menghadapi perkembangan zaman sehingga BCA dapat beradaptasi dengan tren teknologi yang sedang menggeliat, contohnya dengan merangkul financial technology (fintech) untuk mendukung bisnis bank. Karenanya, sistem pembayaran yang canggih dan inovatif pun menjadi kunci kesuksesan BCA. “Saat ini, kami telah fokus pada perbankan digital karena kami percaya dalam lima hingga sepuluh tahun, generasi milenial akan mendominasi pasar sehingga kami terus mengembangkan inovasi produk yang menyasar mereka, antara lain Sakuku dan VIRA,” aku penggemar golf itu.

 

BCA juga belum lama ini berinovasi untuk memberikan kemudahan bagi para nasabah setianya, yakni dengan meluncurkan fitur transfer Quick Response (QR) code yang bernama QRku. Fitur QRku memungkinkan sesama nasabah BCA melakukan transfer tanpa harus menghafal nomor rekening, cukup dengan QR code yang bisa dipindai dengan smartphone. Fitur ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna Mobile Banking BCA dan Sakuku agar lebih nyaman saat melakukan transfer dana. Nantinya fitur ini akan terus dikembangkan.

 

Untuk kalangan milenial, Jahja menyebutkan bahwa QRku akan menjadi primadona mereka karena efisiensi dan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi ini. “Tergantung kosumennya karena bedabeda. Masing-masing punya kesenangan pribadi. Kalau biasa pakai m-banking ya silahkan. Sedangkan, kalau kalangan milenial pasti masuknya ke sini (QRku) karena paling praktis,” ujar pria yang menghabiskan hampir tiga dasawarsa hidupnya untuk membesarkan BCA itu. Tak hanya itu, BCA juga mendirikan Central Capital Ventura, perusahaan modal ventura yang sengaja dibentuk untuk berinvestasi dan berkolaborasi dengan perusahaan fintech yang nantinya diharapkan akan mendukung ekosistem layanan keuangan BCA dan anak usaha. 

 

“BCA menyadari hampir seluruh pemenuhan kebutuhan telah terjamah oleh teknologi. Oleh karena itu, kami juga mulai mengintensifkan ekspansi sistem digital yang kami yakini akan sangat mendukung bisnis pembayaran kami,” tambahnya. Saat ini, jumlah transaksi BCA sudah didominasi oleh transaksi digital, 98 persen transaksi nasabah bank yang berdiri sejak 21 Februari 1957 ini dilakukan di luar kantor cabang. Prestasi BCA menguasai pangsa pasar dan menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat banyak menuai penghargaan baik di dalam dan luar negeri, antara lain dalam London Summit of Leaders Achievements 2018 di London.

 

Kemudian, Contact Center World (CCW) Award 2018 di Praha, Rapublik Ceko. BCA berhasil memboyong 15 medali emas, 5 medali perak, 1 medali perunggu. Tak hanya itu, BCA juga kembali meraih penghargaan Bank Terbaik di Indonesia dalam ajang Euromoney Awards for Excellence 2018 di Hong Kong. Hebatnya lagi, BCA juga memenangi Paritra Award, yakni penghargaan tertinggi yang diberikan Badan Pengelolaan Jaminanan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan kepada perusahaan yang melaksanakan jaminan sosial ketenagakerjaan secara baik. Jahja menambahkan, segala prestasi yang dipatri BCA juga ditopang oleh service excellence kepada nasabah. “Dulu, kami hanya memberikan jasa servis saja, tetapi lama-lama relationship dengan nasabah terus kami kembangkan sehingga mereka merasa sangat puas,” ungkap pria berusia kepala enam tersebut. Jahja menegaskan, sukses hadir sebagai bank swasta terbesar di Indonesia, tak membuat BCA berpuas diri. Namun, membuat BCA semakin termotivasi untuk senantiasa menjadi bank andalan masyarakat.