Oleh: -

Naskah: Sahrudi

Mungkin ini kabar gembira bagi Anda yang sering bermimpi buruk dan ingin mengubahnya menjadi mimpi indah. Ya, sejumlah peneliti dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) tengah merancang perangkat Dormio untuk mengeksplorasi cara-cara demi meningkatkan kreativitas seseorang melalui pemanfaatan tahap tidur Hypnagogia semi-lucid. Dormio sendiri diterangkan sebagai perangkat yang memungkinkan orang untuk mengontrol konten mimpi mereka.

Sistem ini bekerja dengan melacak keadaan transisi melalui biosignals, seperti denyut jantung dan tonus otot dengan menggunakan alat yang dikenakan tangan untuk. Pemakainya akan meninggalkan Hypnagogia dan bertransisi ke tidur nyenyak, sementara alat berupa robot ditaruh tak jauh dari tempat tidur sebagai pemicu dengan mengeluarkan suara untuk mendorong mereka kembali ke kondisi mimpi. Misalnya suara yang digunakan untuk membangunkan orang itu adalah sebuah kata, maka suara itu dapat memasuki mimpi pemakai Dormio.Contohnya, jika robot mengatakan 'garpu' atau 'kelinci', mimpi itu akan menggabungkan objek-objek ini.

Sayangnya, tidak dijelaskan kapan alat tersebut akan diperkenalkan kepada publik.

Sebenarnya, tanpa alat Dormio tersebut, seseorang bisa saja mengendalikan mimpi yang dialaminya asalkan ia ada pada kondisi lucid dream, yakni kondisi dimana saat seseorang sadar bahwa dia sedang bermimpi. Istilah  Lucid berasal dari bahasa Latin “Lux”, artinya “cahaya” dan “dream” artinya mimpi. Dalam bahasa Indonesia Lucid Dream bisa diartikan sebagai “mimpi yang jelas” atau “mimpi cerah”, atau “mimpi terang”.

Intinya, Lucid Dream bisa membuat kita menjadi kreator dan pemeran utama dari sebuah mimpi yang bersifat infinity. Jadi, tidak perlu ilmu khusus atau kekuatan supranatural untuk melakukannya, karena semua ini murni science dan logis. Fenomena lucid dream ini sebenarnya telah banyak disebutkan di masa masa lampau, hanya saja baru beberapa dekade ke belakang ini, komunitas sains mulai mengakui keberadaan fenomena satu ini.

Istilah Lucid Dream itu sendiri diperkenalkan seorang psikolog dan ilmuwan mimpi dari Belanda, Frederick Van Eeden.  Pada tahun 1913 dia menerbitkan jurnal"A Study of Dreams".  pada komunitas ilmuwan psikolog mengenai lucid dream yang merekam 352 Lucid Dream yang dialaminya dari tahun 1898 dan 1912.

Dalam hal ini ada beberapa level lucidity, dimana semakin tinggi tingkat lucidity-nya semakin bebas dan leluasa kita melakukan proyeksi untuk pemunculan objek dan sejenisnya. Artinya, ketika kita mencapai tingkat lucidity paling tinggi kita menjalani kehidupan di mimpi hampir 80% persis dengan di kehidupan nyata.