Tunggul Rajagukguk Direktur Keuangan & Strategi PT Waskita Karya (Persero) Tbk Menghindari Kerugian Dengan Menata Administrasi

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Albar, Foto: Sutanto & Dok. Humas Waskita Karya

Menjadi Direktur Keuangan dan Strategi PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebenarnya tidak pernah direncanakan Tunggul Rajagukguk. Sebab cita-cita awalnya hanya ingin menjadi seorang dosen. Namun takdir berkata lain, kemampuan dan sederet pengalamannya dalam dunia perbankan justru mengantarkan pria kelahiran 1962 ini sebagai petinggi di PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Ketaatan terhadap aturan & SOP menjadi salah satu catatan penting yang selalu ditekankan oleh Tunggul, sehingga PT Waskita Karya (Persero) Tbk kini tumbuh menjadi perusahaan kontruksi terbesar di Indonesia.  Tunggul bercerita, ia awalnya bekerja di dunia perbankan sejak 1988 hingga 1998. Menjadi Direktur Keuangan dan Strategi PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebenarnya tidak pernah direncanakan Tunggul Rajagukguk. Sebab cita-cita awalnya hanya ingin menjadi seorang dosen. Namun takdir berkata lain, kemampuan dan sederet pengalamannya dalam dunia perbankan justru mengantarkan pria kelahiran 1962 ini sebagai petinggi di PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Lalu bergabung dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 1999. Setelah itu Tunggul pindah kerja di PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), dan dipercaya sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko sejak 2009-2011. Ia juga sempat mengemban jabatan Direktur PT Trans Pacific Petrochemical Indotama pada 2008. Sampai akhirnya 2011 Tunggul dipercaya memegang posisi jabatan penting di PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai Direktur Keuangan dan Strategi. 

Bapak dari lima anak ini menyadari ada perbedaan tentang budaya kerja antara dunia perbankan dan dunia konstruksi. Jika di perbankan selalu ditekankan pada pentingnya administrasi yang tertata rapih. Maka, dihari pertama ia bergabung dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk budaya kerja itu tidak terlihat seketat di dunia perbankan. Diakui bisnis di perbankan sangat hati-hati dalam mengambil keputusan. Misalnya siapa yang berhak meminjam, bagaimana prosesnya, cara pengembaliannya, check & balance, semua kata Tunggul, harus jelas terdokumentasikan dengan administrasi yang rapih.

Sedangkan di dunia kontruksi lebih mengedepankan kecepatan eksekusi. Menurut Tunggul memang karakter kerjanya tidak bisa disamakan. Namun keduanya dinilai sama-sama penting. Ketaatan terhadap aturan & pemenuhan administrasi itu penting untuk mengantisipasi perusahaan bila nantinya terjadi masalah. Sementara kecepatan eksekusi juga diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan peluang, atau momentum. Ini yang terus ditekankan Tunggul dalam rangka memperbaiki kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Ia tidak mau perusahaan mengalami kerugian di akhir transaksi karena persoalan administrasi sehingga perusahaan kehilangan hak klaim atas miliknya. 

“Saya pertama memang agak sedikit kaget. Tapi lama-lama ini terus kita benahi. Pemenuhan dokumentasi itu penting untuk mengantisipasi terjadinya masalah karena itu menyangkut hak dan kewajiban antara pemilik dan kontraktor. Sedangkan kesempatan eksekusi juga penting agar kita tidak kehilangan peluang. Nah kita coba gabungankan sisi baiknya itu,” ujar Tunggul. 

Tunggul bersyukur penataan itu sekarang bisa dilakukan dengan baik. Seluruh karyawan bahkan saat ini bisa bekerja dengan cepat dengan perencanaan yang matang. Transformasi itu terlihat semakin maju pada 2014 saat PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapat kesempatan untuk membangun jalan tol trans Jawa. Ia mengungkapkan proyek pembangunan jalan tol trans Jawa awalnya sudah diserahkan ke pihak swasta. Namun karena lama tidak terselesaikan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencari jalan untuk mempercepat pembangunan, di antaranya dengan melakukan akuisisi dan investasi pada ruas-ruas jalan tol tersebut.

Tahun 2017 PT Waskita Karya (Persero) Tbk diharapkan mencatat laba bersih sebesar Rp 4,27 triliun. Target naik berdasarkan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) Rp 3,5 triliun.  Jadi, selain melesat 136% dibanding laba bersih 2016 yang sebesar 1,81 triliun, pencapaian laba bersih PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga melampaui target. Ada selisih sekitar 22% antara realisasi laba bersih dengan RKAP. Pencapaian laba bersih itu ditopang pemasukan perusahaan yang juga terbilang tinggi. Sepanjang 2017, realisasi pendapatan PT Waskita Karya (Persero) Tbk diharapkan sebesar 45,44 triliun, naik 91% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 23,79 triliun.