Dr. H.M Aziz Syamsuddin The Rising Star di Pucuk Beringin

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 12 May 2016

Pasca Pilpres 2014 Partai Golkar dilanda prahara. Partai yang pernah berkuasa di era Orde Baru ini terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Aburizal Bakrie atau Ical dan kubu Agung Laksono. Untuk mengakhiri konflik tersebut kedua kubu sepakat menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk memilih ketua umum (ketum) Golkar yang baru di Nusa dua, Bali, 15-17 Mei 2016.


Ical dan Agung tidak akan maju dalam Munaslub ini. Mereka memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh muda untuk bertarung di Munaslub. Munaslub ini diikuti delapan calon ketum (caketum), yakni Setya Novanto, Ade Komarudin, Aziz Syamsuddin, Mahyudin, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartanto, Indra Bambang Utoyo, dan Syahrul Yasin Limpo.


Yang menarik, di antara delapan caketum tersebut Aziz Syamsuddin merupakan caketum termuda. Dia dilahirkan di Jakarta, 31 Juli 1970.


Aziz, panggilan akrabnya, harus berjuang ekstra keras menghadapi para seniornya di Munaslub Golkar. Lalu bagaimana peluangnya memperebutkan kursi ketum Golkar?
Tri Joko Susilo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI), menilai Aziz mempunyai peluang besar untuk menjadi ketum Golkar. Alasannya adalah Aziz masih muda, cukup populer, dan aktif di DPR.
“Saya prediksi Aziz akan head to head dengan Ade Komarudin,” kata Tri.


Sementara itu Chief Executive (CEO) Panggung Indonesia Ichwanudin Siregar mengatakan, Golkar di masa depan perlu dipimpin oleh tokoh muda modern dan inovatif. “Aziz adalah tokoh muda mumpuni yang bisa menjawab masalah ini,” kata Ichwanudin.