Oleh: -

Naskah: Reza Indrayana, Foto: Sutanto

 

Di era persaingan global, terutama memasuki Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang berlaku tahun ini, kualitas sumber daya manusia Indonesia harus mumpuni. Untuk itu perguruan tinggi baik swasta maupun negeri, harus didorong untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dibawah komando Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Nasir, pihaknya bertekad agar semua perguruan tinggi di tanah air, bisa berkelas dunia.

 

Gebrakan yang telah dilakukan M. Nasir adalah menata kelembagaan dan pengawasan terhadap perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Misalnya, tidak memiliki izin, dan memperjualbelikan ijazah. Pihaknya melibatkan polisi dalam melakukan operasi penangkapan dan penindakan terhadap pengelola perguruan tinggi yang melakukan tindakan pidana.


“Alhamdulillah, sejak tahun lalu,  sebanyak 243 perguruan tinggi di berbagai tempat di tanah air yang sudah kami cabut izinnya dan membawa pengelolanya ke kantor polisi. Ini menyangkut kepentingan masyarakat dan kepercayaan kepada dunia pendidikan kita,” ujar mantan Rektor Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah itu, ketika menerima Men's Obsession di ruang kerjanya yang nyaman di kawasan Senayan, Jakarta.


Peraih gelar Doktor (Ph.D. Akt) dari Universiti Sains Malaysia (USM), Penang, Malaysia, sangat marah jika ada perguruan tinggi yang mengeluarkan ijasah asli tapi palsu (Aspal). Hal itu dibuktikan, anak buahnya menggerebek pelaksanaan wisuda sarjana tiga kampus yang sudah nonaktif,  yang menyewa di Universitas Terbuka (UT) Convention Center, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, 19 November tahun lalu.  Wisuda bodong itu diikuti oleh lebih dari 1.000 orang calon sarjana.  


Tiga kampus tersebut yaitu, Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suluh Bangsa, dan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT). Ketiganya berada di bawah satu yayasan yaitu, Yayasan Aldiana Nusantara.


Langkah berikutnya,  yang dilakukan Kementerian Riset dan Dikti adalah mendorong perguruan tinggi lewat Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, agar bisa memperoleh akreditasi A, baik swasta maupun negeri. Jadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS), kita buat saling berlomba-lomba membuat prestasi akademik dan riset.  Tidak seperti dulu, PTS ‘dianaktirikan”, akibat adanya status ‘disamakan’, ‘diakui’ dan ‘terdaftar'. Serta masuk rangking TOP 500 dunia.


Saat ini, baru ITB dan UI saja yang masuk rangking dunia. Ditargetkan sampai akhir kabinet Kerja ini, jumlah PTN dan juga PTS bisa semakin banyak yang masuk TOP 500 dunia. Minimal ada 5 PTN yang bisa masuk rangking dunia. “Tapi Alhamdulillah, sudah banyak PT yang masuk rangking Asia, bahkan rangking dunia,” tambahnya.


Untuk data terbaru rangking dunia versi QS World University Rank, ada delapan perguruan tinggi asal Indonesia yang masuk peringkat 1.000 besar perguruan tinggi terbaik dunia. Kampus itu adalah UI, ITB, UGM, Unair, IPB, Undip,  ITB, ITS, dan Universitas Brawijaya.