Let's Free Dive!

Oleh: Giatri (Editor) - 31 December 2015

Naskah: Elly Simanjuntak/Giattri, Foto: Fikar/Dok.Let's Free Dive

Menyelam tanpa bantuan alat seperti tabung oksigen adalah aktivitas yang dilakoni members Let’s Free Dive kala menikmati keindahan bawah laut. Meskipun terdengar mudah, sebenarnya free dive termasuk olahraga yang membutuhkan keberanian dan kontrol diri yang tinggi.

Tidak semua orang yang bisa berenang mampu melakukan free dive. Ketenangan dan keberanian adalah kunci utama untuk mengatur pernafasan. Selain harus memiliki kemampuan berenang dan menyelam, harus pintar-pintar mengatur oksigen di paru-paru.

Jika sampai salah memprediksi sisa oksigen yang ada, bukan tidak mungkin kepanikan saat kekurangan oksigen akan melanda free diver. Selain itu semakin dalam berada di dasar laut, tekanan pada dada akan semakin kuat. Jadi berlatih pernafasan merupakan kunci utama untuk menikmati olahraga ini.

“Akan bertambah maksimal kalau menerapkan prinsip-prinsip Yoga,” ungkap Jason Hakim Putra Sahan, founder dan instructor Let’s Free Dive.

Let’s Free Dive dibentuk pada 1 Januari 2012, sejak Jason belum menjadi instruktur. Awalnya hanyalah komunitas biasa yang members-nya sama-sama belajar free diving secara otodidak lewat youtube. Ternyata apa yang mereka lihat di youtube adalah para profesional yang sudah terlatih, tidak bisa begitu saja langsung diikuti.

“Istilahnya seperti berlatih balet, tidak bisa kaki kita langsung bergaya split, harus ada latihan yang benar dan tepat. Akhirnya, saya memutuskan untuk memanggil guru berlisensi dari Thailand, karena di Indonesia belum ada. Karena kalau kita latihan tanpa guru yang benar, hanya lewat youtube bisa saja, tapi sangat berbahaya,” tandasnya.

Jason mencontohkan seperti yang dilakukan masyarakat Ambon, mereka sudah terbiasa menyelam seperti layaknya free diving ke bawah laut tanpa peralatan sama sekali untuk menangkap ikan setiap hari.

“Hanya saja mereka memakai teknik pernafasan yang tidak tepat, sehingga saat tua kerap terkena masalah pendengaran. Mereka tidak tahu bagaimana cara melindungi telinga dengan benar saat menyelam dan dipaksakan. Akhirnya gendang telingga luka dan bolong, dive sedalam apapun jadi tidak terasa apa-apa lagi,” paparnya.