Jahja Setiaatmadja (Presiden Direktur PT Bank Central Asia, Tbk) Life Time Achievement

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 24 February 2016

Menjelang malam Men’s Obsession baru diterima untuk sebuah wawancara khusus dengan Jahja Setiaatmadja. Bukan karena enggan diwawancarai, tapi lantaran kesibukannya yang sangat luar biasa di hari itu yang membuat alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ini harus pintar-pintar membagi waktu. Dalam hitungan jam saja sudah terlihat beberapa kali sejumlah tamu silih berganti memasuki ruang kerjanya. Sampai kemudian ia masuk ke ruang tunggu tamu dan mempersilakan kami untuk wawancara. “Maaf, maaf ya, baru bisa wawancara nih..hehe” sapanya dengan wajah yang masih tetap sumringah. Balutan kemeja tenun ikat motif batik yang menjadi kesukaannya membuat penampilan Jahja tampak bersahaja. Selepas Maghrib, memang merupakan waktu yang tepat untuk bisa wawancara panjang dengan bankir papan atas ini. Banyak hal ia tuturkan, terutama tentang pencapaian yang ia raih sepanjang kurun waktu perjalanan kariernya. Diselingi minum teh, wawancarapun mengalir. Berikut wawancara kami dengan sosok murah senyum ini.



Perjalanan karier Anda sebagai bankir telah menorehkan banyak pencapaian, baik bagi diri Anda maupun BCA. Bicara tentang achievement tentu kita bicara tentang perjalanan karier yang panjang yang telah Anda lewati. Dan untuk melewatinya, tentu tidak sedikit tantangan dan kendala yang harus Anda hadapi. Nah, bolehkah kami tahu  kendala dan tantangan apa saja yang telah Anda lewati dan kemudian Anda bisa mengatasinya?


Kalau bicara kendala dan mengatasinya, pertama dalam soal membagi waktu. Begini ya, artinya setiap orang kan punya waktu yang terbatas, kemampuan juga terbatas, sebab itu saya coba membagi waktu baik untuk bekerja, kesehatan, artinya kalau Anda  baca riwayat hidup saya, saya kan juga golf, berenang setiap hari, disamping juga setiap minggu saya pergi ke gereja. Ya keseimbangan daripada lahir-bathin, itu satu. Saya sadar waktu dari hari Senin sampai Jumat, kita full. Pulang sampai malam tak apa-apa, tapi di segi lain kalau dikatakan cukup, waktu yang ada itu kurang, tetapi kita sebagai management harus bisa me-manage waktu kita sendiri supaya yang ada itu tercukupi.


Kemudian di luar itu, kendala saya terkait masalah kemampuan. Terus terang saya orang akuntansi, karena itu bidang-bidang seperti IT, promosi, dan hal lain yang di luar kemampuan saya terkadang saya harus masih belajar. Sebab itu kemarin, agak surprise juga waktu diangkat menjadi Markeeter of The Year (penghargaan dari Mark Plus-red)  sebelumnya kan Pak Jonan (Ignasius Jonan mantan Dirut PT KAI yang kini Menteri Perhubungan-red), Pak Arief Yahya (Mantan Dirut PT Telkom yang sekarang menjabat Menteri Pariwisata-red), itu menteri-menteri semua. Saya dipilih padahal saya bilang sama Pak Hermawan Kertajaya  (CEO Mark Plus-red) waktu beliau sampaikan, saya bilang saya bukan orang marketing, beliau (Hermawan Kertajaya-red) bilang tapi Bapak nyata. Produknya nyata dan konsumen juga menyambut baik, ini terobosan-terobosan baru, katanya. Nah saya pikir benar juga.



Artinya Bapak memang seorang CEO yang juga marketer karena mampu memasarkan produk BCA dengan baik?


Begitulah, seperti produk KPR (Kredit Pemilikan Rumah-red) kita, KKB (Kredit Kendaraan Bermotor-red) kita. Untuk KPR, sewaktu saya diangkat Presdir BCA, nilainya masih kecil sekali itu tahun 2010, tapi sekarang sudah di luar BTN yang subsidi kita nomor satu. Lalu untuk KKB tahun ini bisnis mobil lesu, tapi KKB kita naik. Karena kita bikin program, itu ide saya juga, saya bilang kita bikin saja orang kredit satu mobil bisa dapat 3, lalu ada undian akhir tahun dan ternyata dari 1,8 triliun Rupiah itu langsung meningkat 2,1-2,2 triliun Rupiah, permintaan kredit kita. Jadi memang marketing kita efektif dan baik, untuk digital dan dari segi product knowledge-nya tak bisa saya kembangkan sendiri, kumpulan staf menolong saya, tetapi bagaimana kita menyampaikannya ke masyarakat jadi kendala tadi adalah tetap kita harus bisa me-manage waktu yang terbatas, kedua dari knowledge itu yang saya bilang saya harus tahu output-nya yang penting tetapi detail. Anda tanya soal IT, saya juga nggak terlalu mengerti, tetapi at least saya harus tahu. Makanya salah satu yang kita jaga adalah team work, saya nggak pernah mengatakan saya super hero, saya bukan super hero, saya juga masih banyak kelemahan dan kekurangan justru tim saya yang memperkuat saya sehingga as a team kita bisa berhasil sukses.