Search:
Email:     Password:        
 





Mendekat ke Thailand

By Benny Kumbang (Editor) - 30 July 2015 | telah dibaca 4711 kali

Naskah : Suci Yulianita, Foto : Istimewa

Berkunjung ke Thailand atau dijuluki negeri Gajah, tak hanya mendapatkan pemandangan keindahan wisata alam dan keberagaman kuil-kuil indah nan megah. Thailand juga sejatinya memiliki beragam budaya dan kegiatan-kegiatan menarik, mulai dari Thai Massage, menelusuri suku pedalaman, hingga serangkaian festival menarik yang bisa dinikmati para wisatawan.

 

Thai Massage dan Meditasi
Thai massage telah menjadi metode penyembuhan tradisional selama beribu-ribu tahun silam, terutama untuk kasta tertentu di lingkungan kerajaan. Kemudian pada 1955 kuil Wat Pho, Bangkok mendapatkan izin khusus dari kementerian pendidikan Thailand untuk membuka sekolah pengobatan tradisional, termasuk Thai Massage.


Pada awalnya Thai Massage diajarkan kepada para biksu, namun seiring banyaknya permintaan, kini Thai Massage juga bisa dipelajari siapa saja, termasuk turis mancanegara. Kini Thai Massage telah menjadi salah satu kegiatan menarik yang dilakukan turis di Thailand. Selain Thai Massage, meditasi dan yoga menjadi pilihan bagi masyarakat.  


Di Thailand, meditasi tak hanya dilakukan oleh ummat Buddha. Banyak kuil meditasi tersebar di Thailand yang menawarkan beragam paket meditasi, antara lain Wat Mahadhatu yang terletak tak jauh dari Grand Palace merupakan pusat meditasi untuk warga lokal maupun turis. Sementara Vipassana Retreat yang tersedia di beberapa kuil Buddha, tersedia untuk mereka yang ingin mendalami ilmu meditasi lebih serius. Vipassana mengharuskan peserta meditasi mengikuti lima aturan Buddha.


Long Neck Lady
Perempuan berleher panjang atau long neck lady adalah bagian dari suku Karen, yakni suku pedalaman atau suku bukit yang paling banyak ditemukan di Thailand. Kelompok ini disebut Padaung atau Kayan Lahwi yang berada di propinsi Mae Hong Sung, dengan desa yang terbesar yakni Huay Pu Keng yang berdekatan dengan perbatasan Myanmar.


Secara turun temurun, perempuan di Kayan yang disebut long neck lady, itu, menggunakan cincin besar di lehernya yang terbuat dari kuningan. Tradisi ini dilakukan sejak anak perempuan tersebut berusia 5 tahun, dan setiap tahunnya akan diganti dengan cincin yang lebih besar dan lebih panjang. Dengan begitu, leher mereka akan terlihat lebih panjang dari perempuan biasa.


Banyak teori dikemukakan terkait long neck lady ini. Ada yang mengatakan cincin leher tersebut digunakan agar para perempuan terlihat kurang menarik sehingga menghindari perbudakan. Di sisi lain, ada yang mengatakan hal itu dilakukan untuk membuat si perempuan tampak menarik bagi lawan jenisnya. Apapun teori tersebut, para perempuan Kayan sendiri menganggap ini adalah sebuah identitas budaya yang harus dilakukan turun temurun.


Long neck Lady ini, menjadi salah satu hal penting yang ingin dilihat para wisatawan ketika berkunjung ke suku-suku pedalaman di Thailand.

Songkran Festival
Ini merupakan perayaan tahun baru Thailand yang diadakan setiap tanggal 13 – 15 April. Perayaan Songkran Festival kini terlihat lebih semarak dan melibatkan banyak aktivitas. Membersihkan rumah, berdoa di kuil, menyiram patung Buddha dan orang yang lebih tua adalah ritual yang biasanya dilakukan sebelum hari puncak perayaan di mana perang air dimulai.


Songkran Festival diadakan di beberapa daerah di Thailand, antara lain, Bangkok yang menjadi salah satu destinasi favorit untuk merayakan Songkran Festival. Jalanan di Khao San Road dipenuhi para turis dan warga lokal bersenjatakan pistol air untuk saling menembak dalam suka cita kegembiraan. Tak hanya itu, kawasan sekitarnya, seperti Rattanakosin Royal Square, Phra Atit Road, dan Wisut Krasat juga diramaikan perang air.


Sementara Songkran Festival di Pattaya dimeriahkan oleh parade keliling kota yang berakhir di Beach Road dan ditutup dengan perang air. Sedangkan di Phuket, terkenal dengan istilah ‘songkran on the beach’ dan ‘patong beach’ yang menjadi salah satu lokasi perang air yang ditunggu-tunggu. Perayaan di Phuket juga sarat tradisi, warga lokal melakukan prosesi sakral di patung Buddha Phra Phuttha Sihing yang berada di sepanjang Patong Beach. Festival Songkran di Chiang Mai juga tak kalah menyenangkan, yang dimulai dengan meriah. Air beraroma melati dipercikan ke patung Buddha dan para tetua. Selain perang air, jangan lewatkan aneka jajanan dan makanan khas utara yang mudah ditemukan di sepanjang jalan.

Loy Krathong Festival
Awalnya ini adalah ritual di malam bulan purnama pada bulan kedua belas yang dilakukan orang-orang melarung krathong di sungai dan kanal-kanal. Perayaan Loy Krathong Festival setiap tahunnya bukan hanya sebagai bentuk pemujaan kepada sang dewi air agar selalu diberkati air berlimpah sepanjang tahun, namun juga dipercaya sebagai cara untuk menghilangkan hal buruk dan berharap adanya keberuntungan di masa yang akan datang.  


Seperti festival Songkran, Loy Krathong juga dirayakan di seluruh penjuru negeri di Thailand. Namun Chiang Mai selalu menjadi pilihan destinasi utama bagi para pelancong yang ingin turut serta dalam perayaan ini.


Berbondong bondong rakyat berkumpul di tepian sungai Ping untuk melarung krathong. Dan salah satu atraksi yang paling memikat pengunjung adalah ketika melepaskan lentera ke udara pada malam Yi Peng sebagai simbol penghormatan terhadap pagoda suci di surga. Malam itu, langit akan dipenuhi ribuan lentera menuju angkasa. Sungguh keindahan yang luar biasa.


Di Bangkok, di tepi sungai Chao Phraya dan Nakrapirom Park dipenuhi banyak orang untuk menyaksikan perahu-perahu berhias lampu, pertunjukkan kembang api, hingga eksebisi tradisi Loy Krathong dari beragam wilayah di Thailand.

Phuket Vegetarian Festival
Perayaan ini digelar selama Sembilan hari pada bulan kesembilan penanggalan Cina, yang diisi dengan banyak kegiatan, mulai dari diet vegan, berdoa di klenteng, serta meditasi mengenakan pakaian serba putih. Mereka yang turut melakukan perayaan ini percaya bahwa semua ritual tersebut akan membawa keberuntungan baru di masa depan. Perayaan ini juga tak lepas dari pertunjukkan ekstrim oleh warga lokal di mana besi-besi tajam ditusukan di beberapa bagian tubuh.  


Bersamaan dengan perayaan ini, diadakan pula Old Phuket Festival di alun-alun tua Sino – Portuguese di pusat kota.  


Dengan jumlah komunitas Cina yang cukup banyak, selain Phuket Vegetarian Festival, perayaan tahun baru cina (Chinese new year) di Phuket, juga menjadi agenda menarik lainnya.


Add to Flipboard Magazine.

Tulis Komentar:


Anda harus login sebagai member untuk bisa memberikan komentar.

                         
   

Popular

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250