Search:
Email:     Password:        
 





Rochmadoni Julianto: Diecast Mini Berbuah Investasi

By Giatri (Editor) - 31 December 2015 | telah dibaca 4125 kali

Naskah: Giattri, Foto: Fikar A.

Rochmadoni Julianto mengoleksiminiatur mobil Mini yang dibuat dengan metode die casting alias meleburkan logam dan menuangkannya dalam cetakan (diecast). Bagi pria yang akrab disapa Doni itu, disamping untuk kepuasan batin, diecast juga memberikan nilai tambah (keuntungan) di masa yang akan datang.

“Sejak 2008 saya mengoleksi diecast Mini. Kenapa Mini? Karena bentuknya yang unik, langka, dan diproduksi sangat sedikit,” ungkap Doni. Hingga saat ini koleksi kesayangan ayah dari Daniza Nindya Faiqa ini sudah menyentuh ratusan terutama merek Matchbox dan Hot Wheels, dari seluruh tipe, seperti Austin, Moris, dan Mini Cooper. Skalanya juga bermacam-macam,yaitu 7:2, 6:4, 3:6, sampai 2:4.

Koleksi terlangka miliknya adalah tipe power launcher lansiran Hotweels. “Harganya Rp 1,5juta kalau masih dalam paket (tempat). Sedangkan yang sudah dibuka Rp 900-an,” jelasnya. Selain itu, ada juga Hot Wheels 2002 Mini Cooper "Tiger" berwarna kuning dan silver yang dibelinya melalui eBay, “Ini serinya rally, jadi bisa dibuka-tutup. Yang kuning harganya lebih mahal, saya dapat 150 USD. Sebutan kita di komunitas Macan Kuning,” terangnya.

Salah satu koleksi favoritnya Hot Wheels Colour Shifter yang bisa berubah warna dari kuning menjadi hijau tua setelah disimpan di lemari pendingin. Ada juga Coro Q Mini Cooper yang bisa bisa di pull back. Tahun 2014, Doni beli seharga Rp 400ribu kalau sekarang pasarannya Rp.600ribu. Biasanya Doni membeli koleksinya via eBay karena di Indonesia jarang ditemukan, sekalinya keluar itu pun varian baru.

“Saya kan kolektor lebih suka yang klasik. Sejak 1990-an kan sudah rilis. Mau nggak mau saya ambil dari luar. Dan yang klasik harganya lebih mahal karena ongkos kesini pun mahal,” selorohnya. Jika kebetulan ia pergi ke luar negeri, seperti Singapura misalnya, Doni selalu menyempatkan diri berburu diecast Mini. Ia juga kerap menitip ke teman-temannya, dan sanak saudaranya, bahkan ada yang dikasih oleh Mertuanya.

Pengalaman menarik yang Doni dapatkan salah satunya saat berburu Diecast Moris lantaran harus beradu cepat dengan kolektor lainnya. Untungnya, ia memiliki teman di Malaysia. “Biasanya teman juga mengabari kalau seri terbaru rilis, saya langsung booking dalam jumlah banyak 10-12 unit. Nantinya bisa dijual lagi disini. Karena kalau beli 1, riskan. Kalau baru keluar dari Hot Wheels biasanya tidak pakai tempat dan bubble,” jelas anak bungsu dari 4 bersaudara itu.

Doni mengaku hobinya ini terbilang mahal namun bernilai investasi. Untuk itu Doni seringkali membeli sebanyak 2-3 unit dengan tipe dan warna yang sama. Menurutnya, jika ia sudah jenuh dengan modelnya, ia bisa menjual salah satunya. Diecast memiliki pasar yang besar dan terus berkembang. Makanya, ia yakin tak akan kesulitan jika ingin merealisasikan profit dari investasi ini. Dikatakan Doni, diecast yang bisa ditaksir mahal adalah yang sudah berumur tua, masih memiliki kotak penyimpanan utuh, dan tidak cacat. Namun untuk saat ini, Doni belum banyak merealisasikan profit dari mainan kesayangannya itu, lantaran masih menyukainya sebagai koleksi.

Doni berbagi tips untuk membeli diecast Mini di eBay, pertama pelajari bagaimana sang penjual mengemas barang yang akan dikirimkannya. Kedua harus rela begadang karena penjual dari luar negeri berbeda dengan di Indonesia, misalnya seller asal Amerika baru mengunggah foto-fotonya di atas pukul 00.00. “Mau nggak mau, kita pantau kalau nggak bisa keduluan. Apalagi sistem di eBay itu lelang, jadi kita simpai budget dulu, paypal berapa. Nanti kita adu angka dan biasanya yang ikut lelang itu dari Indonesia semua, dari luar negeri jarang,” ungkapnya.

Sementara kalau di toko fisik, Doni merekomendasikan untuk menyambangi Kampung Mainan di kawasan Blok M. Doni juga rajin menghadiri Swapmeet Tomici, yaitu ajang silaturahim, antar kolektor dan penggemar diecast, selain bisa mendapat banyak teman disana, komunitas ini menampung beragam aspirasi positif bagi para pecinta diecast, bahkan saat ini sudah ada ajang lomba diecast, tempat bertukar pendapat dan sharing.

Acara yang selalu ditunggu-tunggu oleh para kolektor dan penggemar diecast di jakarta ini, digelar setiap hari minggu pukul 15.00 wib di Agro Manunggal Gatot Subroto pada minggu ganjil ( minggu ke 1, ke 3 dan ke 5). “Ikut komunitas juga bermanfaat jadi bisa update barang keluaran baru, jadi bisa booking untuk grup,” katanya.

Soal perawatan Doni mengatakan tidaklah rumit hanya rajin dibersihkan setiap 2 minggu sekali. Sedangkan kalau ingin dibawa, suami Cut Liza Yunita itu melapisinya dengan tisu agar tidak lecet. “Kalau banyak debunya, hanya saya semprot pakai air,” katanya.

Obsesi Doni kedepan adalah memiliki skala 1:1 yang ia rakit sendiri, “Semoga nanti ada rejekinya karena untuk membangun skala 1 itu susah. Harus hunting ke luar kota. Saya sudah tanya teman bahan, harga, cara membangunnya, bahan bakunya beli dimana. Kalau beli yang sudah jadi ada, tapi beda, nggak ada feel-nya,” pungkasnya.


Add to Flipboard Magazine.

Tulis Komentar:


Anda harus login sebagai member untuk bisa memberikan komentar.

                       
   

Popular

Photo Gallery

Visitor


Jumlah Member Saat ini: 233250