Lukisan Tua dan Langka Sang Babe

Oleh: Giatri (Editor) - 28 September 2015

Naskah: Gia, Foto: Edwin

Ada sisi menarik dari politisi dan budayawan Betawi, Ridwan Saidi. Penggemar seni sastra dan musik ini, selain dikenal sebagai penulis yang produktifdan berhasil menerbitkan karyanya di berbagai media massa, pria yang pernah menjadi Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini juga kolektor lukisan. Salah satunya lukisan Wajah Asli Untung Suropati.

Selama ini orang mengenal wajah Untung Surapati seperti yang tersebar di dunia maya. Ia digambarkan memakai topi khas Bali. Namun, Ridwan Saidi, mengaku memiliki lukisan wajah asli Untung Surapati yang ia peroleh dari temannya yang tinggal di Belanda.

"Untung Surapati melakukan pemberontakan karena ia merasa terhina menjadi budak orang Belanda yang kerjanya setiap hari membersihkan kotoran majikannya," ujar pria yang akrab disapa Babe Ridwan.

Untung Surapati adalah tokoh dalam sejarah Nusantara yang tercatat dalam Babad Tanah Jawa. Ia seorang anak rakyat jelata dan budak VOC yang menjadi seorang bangsawan dan Tumenggung (Bupati) Pasuruan. Perjuangannya melawan kolonialisme VOC di Pulau Jawa membuatnya dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Kegemarannya berburu dan mengoleksi lukisan dilakoni Ridwan sejak 15 tahun lalu. “Seringkali saya menemukan lukisan dalam keadaan rusak, misalnya ada yang cara melipatnya buruk jadi begitu dibuka buruk. Lantas saya betulkan, saya selamatkan,” ujar Ridwan.

Ridwan mengatakan mayoritas lukisan yang ia koleksi bergaya naturalisme dimana sang pelukis menampilkan objek realistis dengan penekanan setting alam. Naturalisme melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata.

“Saya tidak suka lukisan yang apabila orang melihat tidak mengerti, terlalu individualistik. Saya pribadi juga kurang suka lukisan laki-laki yang pada umumnya pelukis memakai objek kakek-kakek. Oleh karena itu, lukisan saya didominasi oleh objek wanita karena wanita mewakili keindahan,” terang pria yang kerap memakai peci hitam itu.

Salah satu karya pelukis naturalis yang ia koleksi adalah karya Trubus Soedarsono yang dikenal dengan aliran realismenya yang sangat kuat. Selain mempelajari cara melukis secara otodidak, Trubus juga pernah belajar kepada Affandi dan Sindoesoedarsono Soedjojono di Jakarta pada 1942-1945.

Ridwan Saidi juga mengoleksi lukisan naturalis dari pelukis istana, seperti Hasjim dan Omar Yahya. “Mereka memiliki nama, tapi bukan pelukis yang laris, karyanya saya selamatkan juga. Umumnya, penjual tidak ada yang tahu siapa Omar Yahya dan Hasjim,” terang Ridwan.

Hingga saat ini koleksi benda kesayangan Ridwan telah menyentuh ratusan. Ia mengaku, banyak diantaranya yang ia tumpuk karena tidak ada tempatnya.

Men’s Obsession yang beberapa waktu silam diundang bedah buku Ridwan berjudul “Golok Wa Item” mendapat kesempatan untuk melihat beberapa koleksi lukisan Ridwan, seperti lukisan karya Hardi tentang Perempuan Tangerang.

“Ia adalah pelukis yang kurang beruntung. Menjualnya saja dengan pikulan seperti penjual buah-buahan. Kendati demikian, saya suka karena kalau orang betawi Tangerang lihat pasti tahu kalau itu gambar perempuan Tangerang,” ungkap Ridwan.

Ridwan menandaskan ia tak pernah melihat sebuah karya lukisan dari pelukisnya, tapi dari objek, budaya, sejarah, dan filosofinya.

“Sekarang orang Tangerang sudah jarang berpenampilan seperti itu. Jadi, saya menyelamatkan untuk kepentingan sejarah,” ucapnya.