Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto The Educator

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 23 November 2015

Naskah: Giattri F.P., Foto: Istimewa

Meski terbilang baru, reputasi Universitas Komputer Indonesia (Unikom) tak boleh dipandang sebelah mata. Pasalnya, kampus berbasis ICT (Information and Communication Technology) itu telah menunjukkan gaungnya baik di pentas nasional maupun internasional dengan langganan meraih gelar juara. Hal itu tak lepas dari peran sang rektor yang juga sebagai pendiri, Eddy Soeryanto Soegoto.

Sebelum kampus ini berdiri pada tahun 2000, sejarah panjang telah dilalui oleh pria yang akrab disapa Eddy ini. Sulung 9 bersaudara ini mengatakan, lahirnya UNIKOM berhulu pada hobi entrepreneurnya dari sejak muda.  
Saat Eddy duduk di kelas 2 SMA, karena sering menjadi juara di sekolahnya, ia diminta guru Matematika, Fisika, dan Kimia-nya untuk  mengajar di kelas 1 dan 2 SMA pada ketiga mata pelajaran tersebut. Kala itu, sekolahnya memang kekurangan guru bidang eksakta. Hal ini berlangsung hingga ia duduk di kelas 3 SMA.


Pengalamannya di SMA juga digunakan Eddy saat kuliah di Bandung. Masa-masa itu adalah masa sulit dan penuh perjuangan. Biaya dari orang tuanya yang tentara tulen dan tanpa penghasilan lain sering tidak mencukupi untuk membayar kost dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Makan satu kali sehari sudah biasa, sepiring nasi dengan semangkok sop sehari sudah bisa dibilang mewah,” kenang pria yang telah membuat beberapa buku best seller di bidang pemasaran dan kewirausahaan, diantaranya Entrepreneurship dan Menjadi Pebisnis Ulung itu.


Keadaan ini yang akhirnya memaksa Eddy mencari jalan keluar untuk bertahan hidup sembari terus kuliah. Di kondisi itulah Eddy melanjutkan hobi mengajarnya dengan memberikan privat. Murid pertamanya adalah anak seorang dokter dengan dua temannya yang berlokasi di bilangan Pagarsih.


Jarak yang yang ditempuh cukup jauh dari kostnya yang berada di bilangan Cisitu Baru, Bandung. Karena tidak mempunyai ongkos, kerap kali untuk mengajar privat, jarak Cisitu Baru sampai dengan Pagarsih ditempuhnya dengan jalan kaki dan perut keroncongan, namun semuanya tetap dijalanin Eddy dengan tabah, giat, dan penuh semangat.


Meski ia sibuk mengajar, ia tetap menunjukan performa yang cemerlang di akademiknya, peraih gelar Doktor dibidang Manajemen Bisnis ini merupakan Doktor tercepat sepanjang sejarah berdirinya Fakultas Ekonomi UNPAD karena berhasil menyelesaikan studi S3 hanya dalam waktu 2 tahun 1 bulan. Ia menyelesaikan studi S1 di ITB dan S2 juga dari ITB pada Fakultas Teknologi Industri.


Tahun 1994, Eddy mendirikan lembaga kursus yang diberi nama Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Jerman (LPKIG), yang merupakan cikal bakal UNIKOM, dengan mengontrak ruang seluas 100 meter persegi yang dibayar secara mencicil selama setahun. Ruang kursus tanpa kursi dan alat-alat komputer ini, baru terisi peralatan setelah ada 100 siswa yang mendaftar.


Berkat kerja keras, ketekunan, dan keuletannya, LPKIG kemudian tumbuh dan berkembang dengan cepat hingga siswanya melebihi 1000 orang.  Pada tahun 1999, Eddy mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IGI (STIE IGI) dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika IGI (STMIK IGI). STIE IGI terdiri atas program studi Manajemen S1, Akuntansi S1 & D3, Keuangan & Perbankan D3, dan Manajemen Pemasaran D3. Sementara STIMIK IGI terdiri atas program studi Teknik Informatika S1 & D3, Manajemen Informatika S1 & D3, Komputerisasi Akuntansi D3. Atas saran seorang pejabat DIKTI, enam bulan kemudian kedua sekolah tinggi ini di merger untuk menjadi Universitas.