KETIKA MASJID MEWARNAI AMERIKA

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 26 June 2015

Naskah : Sahrudi/Irawan Nugroho (Washington DC) Foto :  Irawan Nugroho

Jumat tanggal 26 Juli 2014 menjadi hari paling bersejarah bagi kaum muslim Indonesia di Amerika Serikat. Karena Presiden Republik Indonesia yang kala itu dijabat Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan majlis komunitas Indonesia pertama di Amerika Serikat. Bangunan tersebut terletak di 9100 Georgia Avenue, Silver Spring, MD 20910, Washington DC.

Pusat Komunitas Islam Indonesia di Amerika atau Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) Center merupakan masjid komunitas Indonesia pertama di ibu kota AS. IMAAM  Center bisa berdiri di atas lahan 1,5 hektar berkat hibah dari Pemerintah Indonesia setelah kurang lebih 20 tahun diupayakan berdiri. Bangunan itu semula adalah gereja yang kemudian dijual, dan kini dapat digunakan sebagai tempat shalat tarawih serta  sholat wajib saban hari di lantai dua.


IMAAM Center memang bukan satu-satunya majlis muslimin di negeri adi daya tersebut. Karena sebelumnya, juga sudah ada Muslim Community Center dan Islamic School di Louisville, Kentucky yang baru dibangun. Tidak kurang dari 5000 umat Islam tinggal di kota Louisville dan sekitarnya.


Mengenai eksistensi masjid di negeri Paman Sam, kontributor majalah Men’s Obsession di Washington DC, Irawan Nugroho mencatat saat ini tidak kurang dari 2100 masjid telah berdiri di Amerika. Hal ini membuktikan hasil survei Washington Post beberapa waktu  lalu yang menyebutkan Islam telah tampil sebagai agama terbesar setelah Kristen di Amerika.


Memang, setiap kali melakukan perjalanan keliling Amerika, terutama ke kota-kota kecil dengan penduduk kurang dari 200.000, kita akan selalu terheran-heran dengan adanya masjid di kota atau kampung tersebut. Sebut saja kota Dixon, di negara bagian Illinois, dengan penduduk hanya 16.000 orang. Namun, kota masa kanak-kanak Presiden Ronald Reagan ini memiliki sebuah masjid bernama Sauk Valley Islamic Center.