Operational Excellent, Lebih Dekat Lebih Cepat!

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 26 March 2015
Naskah: Giattri FP., Foto: Istimewa

Setahun sudah PT Jamsostek (Persero) betransformasi menjadi Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Badan ini resmi beroperasi pada 1 Januari 2014 dan sesuai ketentuannya akan beroperasi penuh pada 1 Juli 2015.

Menurut Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G. Massasya, perubahan yang terjadi pada institusi yang dipimpinnya bukan sekadar perubahan biasa, tetapi transformasi yang melampaui bentuk mulai dari fungsi hingga tata kelolanya.

Transformasi itu tentu akan memiliki design baru dan juga visi baru yang berangkat dari UU 24/2011 Tentang BPJS. Visi baru tersebut yakni “Menjadi BPJS Berkelas Dunia, Terpercaya, Bersahabat, Unggul dalam Operasional dan Pelayanan”.

Untuk itu, terdapat tiga elemen core operational yang saling berkaitan di BPJS Ketenagakerjaan, yaitu kepesertaan, investasi dan pelayanan. Dari sisi kepesertaan,  BPJS Ketenagakerjaan mengemban tugas untuk menjadikan semua pekerja menjadi peserta BPJS. Untuk itu kemudahan menjadi peserta adalah hal yang utama. Hingga kini BPJS Ketenagakerjaan sudah memiliki 121 kantor cabang, 1.112 outlet, dan tahun ini akan membangun 150 kantor cabang baru.

Dari sisi pengelolaan data peserta, BPJS Ketenagakerjaan memberi kemudahaan kepada calon peserta. Ambil contoh, dulu untuk menjadi peserta jaminan sosial, seseorang harus mengisi 30 data dan formulirnya berlembar-lembar. Tapi sekarang, cukup mengisi data-data inti saja karena BPJS Ketenagakerjaan sudah merangkul Kementerian Dalam Negeri untuk mengakses data-data penduduk yang jadi peserta BPJS ketenagakerjaan. Pendaftaraan kepesertaan juga dipermudah, tidak perlu datang ke kantor. Bisa melalui website bahkan via smart phone.

Dalam bidang investasi, BPJS Ketenagakerjaan memposisikan diri sebagai alat untuk memberikan total benefit kepada peserta. Jika di masa lalu peserta hanya mendapat financial benefit, sekarang bisa dapat multi benefit.

Intinya, pelayanan BPJS Ketenagakerjaan bertujuan untuk meningkatkan kecepatan layanan, akses yang mudah, akurasi dan friendly. Termasuk dalam proses klaim. Kalau jauh sebelumnya peserta jaminan sosial tenaga kerja harus mengurus klaim membutuhkan waktu dua minggu, kini di BPJS Ketenagakerjaan lebih cepat. Dengan jargon “from two weeks to 20 minute”, peserta yang akan melakukan klaim hanya butuh waktu 20 menit untuk menyelesaikannya. Karena, dengan data base yang sudah ada pada BPJS Ketenagakerjaan, peserta yang akan klaim tidak perlu konfirmasi ke kantor kelurahan. “Misalnya ada peserta pensiun atau berhenti bekerja mau klaim tinggal masuk website BPJS Ketenagakerjaan lalu kirimkan semua berkas-berkasnya secara online. Besoknya, datang ke kantor masuk jalur fast track. Maka, dalam tempo 20 menit saja peserta klaim bisa langsung mendapatkan uangnya di bank,” jelas Elvyn.

Di sisi lain, untuk meningkatkan akses, BPJS Ketenagakerjaan telah bermitra dengan sejumlah bank papan atas dengan tidak mengeluarkan biaya operasional dan biaya modal atau no opex, no capex. “Loket layanan BPJS Ketenagakerjaan itu ada di kantor bank, tanpa sewa. Dana dari peserta itu disimpan di kantor bank yang bersangkutan,”

“Kami juga akan membuka 10.000 outlet baru yang meliputi 3 jenis, yaitu physical present, electronic, dan canal distribution bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini adalah perbankan,” papar Elvyn.
Tahun ini BPJS Ketenagakerjaan juga akan memperluas jaringannya dengan menggunakan gerai-gerai Indomart di seluruh Indonesia. 

Sedangkan untuk menjaga akurasi agar tidak ada lagi transaksi yang bersifat cash, peserta sudah bisa memanfaatkan e-registrasi, e-payment dan e-claim. Peserta juga dapat mengecek saldo di smartphone, melalui “BPJSTK mobile”. 

Ya, transformasi ini telah membawa BPJS Ketenagakerjaan kepada pelayanan operational excellent yang lebih terjamin dan transparan dimanapun dan kapanpun! n