Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Menteri dengan Sentimen Positif Tertinggi

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 February 2015
Naskah: Sahrudi, Foto: Istimewa

Tanggal 27 Oktober 2014 merupakan hari bersejarah bagi Susi Pudjiastuti. Betapa tidak, di hari itu ia dilantik sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Sejak hari itu pula ia harus meninggalkan segala macam aktivitas bisnis yang dirintisnya.

Padahal, kalau mau jujur, penghasilannya sebagai pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation, jauh lebih besar dari gaji seorang menteri. “Asal tahu saja, gaji saya sebagai menteri itu cuma 1 persennya dari gaji saya di perusahaan saya,” kata Susi dengan nada bercanda di Kantor Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2014). Karena itu, di satu kesempatan ia juga berkelakar bahwa jadi menteri ia malah tekor. “Tetapi itulah berbakti melaksanakan untuk negara,” kata Susi di Kantornya, Jakarta, Rabu (12/11/2014).

Ya, berbakti kepada bangsa dan Negara. Itulah kata kunci Susi dalam bekerja. Jadi tak perlu aneh kalau kemudian ia memberikan seluruh gajinya sebagai menteri selama 5 tahun menjabat untuk membantu nelayan tua yang tak bisa lagi melaut. Hal itu dilakukan Susi untuk membantu para nelayan tua untuk menghidupi masa tuanya. “Saya akan beri gaji saya yang Rp 19 juta per bulan untuk asuransi nelayan yang sudah tidak bisa melaut dan sudah tua,” kata Susi di tempat pelelangan ikan Pantai Timur Pangandaran, Jawa Barat, Minggu (1/11/2014).

Kehadirannya sebagai menteri dengan pendidikan formal yang hanya tamatan SMP, sempat membuat banyak kalangan meragukan kinerja perempuan kelahiran Pangandaran, Jawa Barat 15 Januari 1965 ini. Ia tak mau banyak komentar. Baginya, kerja dan membuktikan hasil pekerjaan adalah yang terpenting. Karena itu, sejak hari pertama dilantik hingga saat ini Susi adalah menteri yang telah melakukan banyak langkah dan gebrakan untuk membenahi persoalan kelautan dan perikanan nasional.