10 Things You Don't Know About Smartphones

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 January 2015
Naskah : Andi Nursaiful/berbagai sumber Foto : Istimewa

Smartphone kini tak bisa terpisahkan dengan kehidupan masyarakat modern, bahkan sudah menjadi kebutuhan primer. Tapi tak semua orang tahu tuntas segala hal mengenai ponsel cerdas, baik manfaat maupun bahayanya. Di bawah ini 10 hal yang perlu Anda ketahui mengenai ponsel cerdas.

1. Bahaya Radiasi Ponsel Kian Meluas
Selama ini banyak penelitian menyebutkan bahaya radiasi ponsel, yang disebut-sebut menyebabkan kanker otak dan kanker payudara. Ternyata bukan hanya kanker, sebab ponsel juga bisa berbahaya bagi ibu hamil dan janin di perutnya. Janin yang terpapar radiasi bisa menjadi hiperaktif. Radiasi juga bisa menyebabkan kerusakan sel sehingga menyebabkan keguguran pada usia janin 2 atau 3 bulan.

Bagi kaum pria yang kerap mengantongi ponsel di saku celana, disebutkan bisa mengganggu reproduksi sehingga menyebabkan kemandulan. Kerap menelepon berjam-jam juga bisa mengganggu daya ingat, dan memacu peningkatan tekanan darah secara signifikan. Cahaya biru dari tampilan layar smartphone juga mengganggu pelepasan hormon melatonin, yang membantu tubuh untuk tidur. Bahkan, penelitian lain menyebutkan radiasi ponsel ternyata menyebabkan penurunan tajam populasi lebah madu karena menyebabkan radiasi pada koloni lebah.

2. Ponsel Lebih Penting dari Hal Lainnya
Sebuah studi yang dilakukan oleh Bank of America mengungkapkan hampir dari setengah warga konsumen AS tidak bisa bertahan tanpa menggunakan ponsel mereka, meski dalam waktu sehari saja. Dari survei tersebut ditemukan bahwa telepon pintar dianggap lebih penting daripada kebutuhan sehari-hari lainnya.

3. Bukan Hanya Android, iOS, Windows, dan Blackberry
Sebagian besar pengguna smartphone hanya mengenal empat macam sistem pengoperasian (OS), yaitu Android (Google), iOS (Apple), Windows (Microsoft), dan BlackBerry OS (BlackBerry). Padahal, selain keempat itu, smartphone yang ada saat ini juga menggunakan OS lain. Ada Java ME, Symbian, Kindle, Bada, Firefox OS, Sailfish OS, Tizen, Ubuntu Touch OS. Bahkan sebelumnya ada Palm OS, webOS, Maemo, MeeGo, dan LiMo.

Hingga September 2014, market share OS dunia masih dikuasai Android (47.06%),
dan IOS (43.86%). Selebihnya, dibagi merata oleh Java ME (2.78%), Symbian (2.56%), Windows Phone (2.38%), BlackBerry (1.22%), Kindle (0.08%), Samsung (0.03%), Bada (0.03%), Windows Mobile (0.01%), dan LG (0.01%). Data ini disajikan oleh NetMarketShare per September 2014.

4. Pelanggan Ponsel Mendekati Jumlah Populasi Bumi
Data The International Telecommunication Union hingga Mei 2014, menyebutkan, ada 7 milyar pelanggan ponsel di dunia saat ini. Jumlah itu mencapai 95,5 persen jumlah populasi manusia di Bumi. Jumlah pengguna ponsel sendiri sebanyak 4,5 milyar, karena sebagian besar pengguna memiliki lebih dari satu ponsel.

Tahun ini, jumlah ponsel pintar yang dikirim ke pasar global naik sekitar 19 persen dibanding tahun sebelumnya. Angkanya mencapai 1,2 miliar unit smartphone tahun 2014. Secara global, Indonesia menduduki posisi ke-5 sebagai negara pengguna smartphone terbesar, yaitu sebanyak 95 juta. Indonesia berada di bawah China (629,2 juta), AS (196,8 juta), Brasil (141,8), dan India (111 juta).

5. Smartphone Tak Selalu Jujur pada Anda
Salah satu pertimbangan dalam memilih ponsel adalah kapasitas memori penyimpanan internalnya. Tapi tak semua vendor smartphone jujur dalam mencantumkan kapasitas memori dalam produknya. Sebab, tak sepenuhnya kapasitas memori internal bisa digunakan oleh pengguna karena sebagian digunakan untuk sistem.

Hasil riset yang dilakukan oleh situs Which, menyebutkan, rata-rata smartphone yang mencantyumkan kapasitas memori internal 16 GB, sesungguhnya hanya menyediakan 8,56 GB hingga 12,6 GB, atau 54% hingga 79 %. Kuncinya, semakin banyak aplikasi bawaan yang dibenamkan, maka kapasitas penyimpanan yang tersisa pun semakin kecil.

6. Fitur Canggih tapi Tidak Digunakan
Produsen smartphone berlomba membenamkan beragam fitur canggih pada produknya untuk menarik minat pengguna. Tapi sebagian fitur-fitur canggih itu justru seolah tak berguna, baik karena sangat jarang/tidak pernah digunakan, memang tidak terlalu penting, bahkan karena pengguna tidak tahu atau tidak paham menggunakannya.

Contohnya, sensor sidik jari, kendali tanpa sentuh, anti air (pengguna tentu cenderung menjauhkan ponselnya dari air), Bluetooth (sudah tergantikan dengan aplikasi lain), MMS (senasib dengan Bluetooth), Sound Recorder (hanya digunakan oleh reporter dalam wawancara), kompas/map, search bar, hingga face unlock.

7. Smartphone Jarang Dipakai untuk Menelpon
Dewasa ini perilaku pengguna smartphone lebih sering berkomunikasi secara tekstual, khususnya menggunakan aplikasi chat, jejaring sosial, sms, bahkan email. Smartphone lebih banyak digunakan sebagai pemutar musik, kamera, sms, email, internet browser, menjalankan aplikasi, hingga bermain games.

Selain ini, bagi sejumlah orang, mengirim sms, email, atau pesan di jejaring sosial lebih tidak mengganggu ketimbang menelpon. Dengan teks, mereka juga bisa menunda waktu sebelum menjawab. Sebuah survei mengungkapkan, pengguna ponsel menerima 21 telepon masuk di 48 jam terakhir. Di saat yang sama, pengguna telepon itu menerima 55 teks sms, memeriksa email 15 kali, dan browsing internet sebanyak 10 kali.

8. Smartphone Dipercaya sebagai Kunci Sukses
Studi lembaga riset GfK bekerja sama dengan BlackBerry Limited, mengungkapkan, Ponsel cerdas menjadi kunci bagi manusia modern dalam mencapai kesuksesan. Dalam penelitian itu diketahui bahwa pekerja aktif mendefinisikan produktivitas bukan lagi sekadar beraktivitas, tapi lebih pada pencapaian. Fitur-fitur fungsional yang terdapat pada ponsel pintar dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membuat mereka menjadi lebih terkendali, sehingga menghasilkan dampak besar dalam meraih kesuksesan.

Dua dari tiga responden setuju bahwa ponsel pintar memberi mereka fleksibilitas untuk bekerja kapan pun dan di mana pun, memungkinkan mereka bekerja di luar kantor dan tidak terikat dengan jam kerja dari pukul 9 pagi hingga 5 sore, serta memberikan kendali terhadap produktivitas mereka.

9. Smartphone Memicu Budaya Selfie
Kian majunya teknologi kamera pada ponsel, khususnya smartphone, dan semakin banyaknya aplikasi untuk memperindah gambar, telah menjadi salah satu faktor pemicu munculnya budaya selfie di seluruh dunia.

Sebuah riset yang digagas oleh Sobny Mobile, mengungkapkan, sebanyak 47% atau hampir separuh orang dewasa mengaku melakukan selfie, 40% orang berusia 18-24 tahun mengaku melakukan selfie setidaknya seminggu sekali, dan wanita 1/3 kali lebih banyak melakukan selfie dibanding pria.

10. Smartphone Menyebar Ibarat Wabah
Sebuah data menunjukkan penyebaran smartphone berlangsung jauh lebih cepat dibanding semua jenis perkembangan teknologi dalam sejarah umat manusia. Jumlah pertumbuhan pelanggan smartphone bahkan kini melampaui jumlah kematian bayi di dunia, yaitu 3 berbanding 1.

Jumlah ponsel di dunia saat ini tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah komputer meja. Tahun ini jumlah pengguna internet melalui smartphone sudah melampaui jumlah pengguna internet dari komputer meja. Jumlah pengapalan smartphone dan tablet tahun ini sudah mengalahkan jumlah pengapalan komputer meja dan notebook.