Bvlgari Man in Black: The Trilogy Completed


Berlatar tiga fase kehidupan Vulcan, Sang Dewa Gunung Berapi dari mitologi Romawi Kuno, Bvlgari merampungkan trilogi parfum Bvlgari Man dengan kelahiran Bvlgari Man in Black. Inkarnasi ketiga ini, sekaligus menandai sejarah panjang 130 tahun kelahiran brand terkemuka asal Italia itu.
Bvlgari Man in Black diluncurkan secara resmi di Indonesia dalam sebuah acara sederhana namun terkesan elegan dan mistikal, di Fabel Fairground, SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 4 November 2014.
Parfum pria generasi terbaru dari Bvlgari ini menyeruakkan aroma berkarakter maskulin nan sensual, layaknya kesejatian Vulcan sang Dewa Gunung Berapi yang turun ke Bumi mewujud seorang pria modern. Kekhasan itu bersumber dari elemen-elemen neo-Oriental.
Karakter wewangiannya sungguh tak terduga, seolah menabrak pakem parfum pria dengan penggunaan bunga sedap malam yang biasanya digunakan pada parfum wanita. Namun sang kreator, master parfum Alberto Morillas, menyempurnakannya dengan menggabungkan aroma kontras dari leather, amber, precious resins, dan Tonka bean.
Perpaduan revolusioner ini menghasilkan keharuman yang sangat memikat dan menghipnotis. Morillas menyebutnya criminally seductive! “Bulgari Man in Black adalah sebuah kreasi dengan kepribadian kuat. Mencerminkan kepribadian seorang pria kontemporer dengan paham neodandyism. Pria yang begitu percaya diri dan penuh daya pikat.”


The Mythology
Dalam mitologi Romawi Kuno, Vulcan adalah putra Jupiter dan Juno yang turun ke Bumi dan berinkarnasi menjadi seorang pria modern. Vulcan dikenal juga dengan Mulciber dan Quietus, dan juga dijadikan dewa pandai besi dan perajin perak. Setiap 23 Agustus digelar sebuah festival Volcanalia untuknya.
Konon, Vulcan turun di Laut Mediterania, tepatnya di Kepulauan Gunung Berapi Aeolian yang keras dan kejam, namun juga berlimpah besi, emas, perak, dan platinum. Vulcan yang digambarkan sebagai seorang pria yang perkasa dan sangat seduktif, diam-diam membuat senjata dan perhiasan untuk para dewa. Karya seninya yang luar biasa, termasuk Palace of the Sun, senjata pamungkas Achilles dan Aeneas, tongkat Agamemnon, hingga mahkota Ariadne.
Terinspirasi dari kisah Vulcan, Bvlgari mengkreasikan trilogi Bvlgari Man, Bvlgari Man Extreme, dan Bvlgari Man in Black yang merefleksikan karakter pria berani, sukses, memiliki percaya diri tinggi, sekaligus simbol kejantanan dan sensualitas pria kontemporer. Bulgari Man in Black seolah menandai kembalinya individual heroism, sebuah metafor turunnya Vulcan ke Bumi.



The Trilogy
Bagi Anda para pria penyuka parfum Bvlgari, khususnya yang mengandalkan daya pikat Anda pada Bvlgari Man dan Bvlgari Man Extreme, tak lengkap jika tak merampungkan trilogi Anda sendiri dengan Bvlgari Man in Black.
Trilogi ini merefleksikan tiga fase kehidupan Vulcan, yaitu sejak dibuang dari Gunugn Olympus dan turun di lingkungan kontras antara gunung api dan laut, mulai membangun kekuatannya dan menguasai elemen di sekitarnya, hingga mewujud menjadi pria maskulin yang sangat seduktif.
Bvlgari Man yang diluncurkan pada 2010, merefleksikan kekuatan mistis di Bumi melalui kekuatan, keberanian, dan daya pikat luar biasa Vulcan yang kemudian mampu memikat hati sang dewi cinta, Venus.

Adapun Bvlgari Man in Black yang lahir pada Oktober 2014, merefleksikan kekuataan kreatif Vulcan yang membangun arsitektur kota Roma yang mampu mewakili masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Kelahiran Bvlgari Man in Black sekaligus menandai sejarang panjang selama 130 tahun eksistensi Bvlgari, ketika Voulgaris Sotirios mendirikan toko perhiasan pada 1884. Bvlgari memperluas produk-produknya mencakup jam tangan, aksesoris, tas, hotel, dan parfum pertama pada 1992.