Luxy, Aplikasi Kencan Kalangan The Have

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 06 October 2014
Naskah: Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto: Istimewa

Setelah Tinder, kini muncul aplikasi kencan di smartphone bernama Luxy. Bedanya, aplikasi kencan digital yang satu ini khusus diperuntukkan bagi jomblo kelas atas. Jika merasa bukan kalangan the have, sebaiknya jangan unduh aplikasi ini.

Dua tahun terakhir muncul sejumlah aplikasi kencan digital yang bisa diunduh melalui ponsel cerdas. Antara lain, Carrot Dating, Ashley Madison BlackBook, Dickorate, Bro App, Flavour Connect, dan Tinder. Yang paling populer dan kian diminati adalah aplikasi besutan Sean Rad bernama Tinder yang muncul pada Oktober 2012. Yang lain pada dasarnya meniru Tinder.

Tinder memfasilitasi kencan online dengan teman sehobi, bahkan pasangan idaman yang diinginkan. Fitur-fiturnya seru, membuat penggunanya seolah mengikuti tengah mengikuti permainan mengasyikkan. Para Winder (istilah bagi pengguna), bisa mencari pasangan sesuai jarak dan usia, sehingga menghemat waktu.

Masalahnya, karena Tinder memanfaatkan database pengguna Facebook, maka cakupannya sangat luas dan tidak terlalu spesifik. Bagi para jomblo kaya raya yang tengah mencari jodoh, tak ada opsi untuk mempersempit pencarian berdasarkan kelas sosial.

Maka kini muncul aplikasi baru bernama Luxy, yang mencoba menyasar pengguna dari kalangan kelas atas. Aplikasinya tak jauh beda dengan Tinder, kecuali kategorisasi pengguna yang semuanya berada di level sosial tinggi.

Sebagaimana Tinder, Luxy juga mengelompokkan profesi, seperti,  CEOs, millionaires, beauty queens, models, celebrities, pro athletes, doctors, lawyers dan seterusnya. Tapi Luxy dirancang hanya untuk mereka yang benar-benar berada di kelas sosial teratas, misalnya aktor papan atas, milyuner dunia kelas atas, atlet kelas atas, dan seterusnya.

Bahkan, kaya raya saja tidak cukup, tapi harus juga cantik, tampan, dan atraktif, dan populer. Oleh sebab Luxy mengklaim aplikasi ini mengesampingkan mereka yang tidak cukup kaya dan tidak menarik. Penciptanya, menyatakan Luxy adalah  “Tinder without the poor people.”

Dalam rilis resmi, sang CEO Luxy yang menolak mengungkap identitas diri kecuali “Tim T”, menyebutkan pengguna Luxy minimal harus berpenghasilan USD200 ribu, dan pengguna yang tidak berhasil mempertahankan penghasilan besarnya, langsung di-remove dari layanan Luxy.

Juru bicara Luxy, Darren Shuster, seperti dikutip CNN, mengatakan, pihaknya memiliki tim yang bertugas melakukan verifikasi atas kekayaan calon pengguna sebelum bisa menggunakan layanan Luxy.

“Jika anda menampilkan foto dengan mobil biasa, atau minta bertemu calon kencan di resto biasa, maka Anda akan segera di-remove dari Luxy. Ingat, pengguna kami mengendari mobil terbaik, menginap dan nongkrong di hotel terbaik, tinggal di rumah-rumah termewah, mengenakan busana-busana termahal, jadi tidak perlu menunggu lama untuk menyingkirkan pengguna-pengguna biasa,” tuturnya.
 
Shuster mengklaim, pengguna aktifnya saat ini adalah para CEO, atlet profesional kelas atas, dokter dan pengacara terkenal, investor dan pengusaha kakap, wanita-wanita kelas atas, model-model kelas atas, hingga selebriti Hollywood.

Jika mengintip di Google Play, aplikasi ini memang baru diunduh sekitar 50 kali. Untuk pengguna iPhone (Apple) sulit diketahui jumlah pengunduhnya karena Apple Store tidak mencantumkan data jumlah unduhan.

Luxy tersedia bagi pengguna iPhone/Apple sejak Mei lalu, dan mulai Oktober 2014 sudah dapat diunduh oleh para pengguna Android. Cuma itu tadi, syaratnya ketat. Percuma mengunduhnya jika Anda bukan kalangan the have dan tidak cukup cantik atau tampan.

Netropolitan.club: Facebook untuk Si Kaya
Facebook boleh saja menguasai dunia, tetapi sesungguhnya tidak seluruhnya. Sebab kini ada situs jejeraing sosial bernama Netropolitan.club, yang mampu mengatasi kelemahan Facebook dalam hal eksklusivitas.

Situs jejaring sosial baru yang muncukl sejak September 2014 ini ibarat sebuah “Facebook” khusus untuk kalangan kelas atas saja. Netropolitan.club ingin memuaskan keinginan kalangan the have yangbtetap ingin melakukan aktivitas sosial media namun di kalangan yang setingkat kelas sosialnya.

Bagi orang-orang kaya raya, aktivitas jejaring sosial harus selevel. Meskipun mereka bisa menolak permintaan pertemanan dari orang yang dinilai tidak sekelas, tapi Facebook tidak memberikan keistimewaan bagi mereka. Pengguna publik tetap bisa melihat foto dan profil mereka meskipun tidak berteman.

Dari sinilah muncul ide membuat situs jejaring sosial mirip Facebook tetapi khusus untuk kalangan terbatas. Karena keistimewaan dan eksklusivitasnya, pengguna Netropolitan.club harus membayar biaya keanggota USD9 ribu untuk tahun pertama, dan USD3 ribu untuk tahun-tahun berikutnya.

Situs ini didirikan oleh James Touchi-Peters, seorang komposer musik mantan konsuktor Minnesota Philharmonic Orchestra. Dalam rilisnya, Touchi-Peters mengatakan Netropolitan adalah sebuah online country club yang mencoba menghubungkan orang-orang dari kelas sosial yang sama di seluruh dunia.

 “Banyak muilyuner supersibuk yang merasa kesepian dan terisolasi. Netropolitan club adalah tempat bagi mereka untuk berinteraksi dengan orang lain dalam status sosial yang sama dari seluruh dunia,”ujarnya.