Terima Kasih Pak SBY!

Oleh: Syulianita (Editor) - 19 August 2014
Naskah : Sahrudi Foto : Istimewa

“...Meskipun presiden akan terus berganti, tetapi kesinambungan upaya untuk membangun dan memajukan kehidupan bangsa ini tidak boleh berhenti. Tidak boleh putus.”

Kutipan tersebut diambil dari buku “Selalu Ada Pilihan” karya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di halaman 93. Sebuah ungkapan tulus seorang Presiden yang menginginkan bangsa dan negaranya terus bertumbuh menjadi negara yang maju, kuat, adil, dan sejahtera pada saat ini, ke depan, dan selamanya. Karena itulah, seperti halnya Presiden RI sebelumnya, mulai dari Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati yang telah berbuat banyak bagi pembangunan bangsa dan negara ini namun mereka tetap menanamkan semangat kepada bangsanya, kepada generasi penerusnya, untuk terus menerus melanjutkan pembangunan setelah kepemimpinannya. Kita, bisa mencapai seperti ini karena proses pembangunan jangka panjang yang dimulai sejak Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati hingga sekarang ini dibawah kepemimpinan Pak SBY.

Selama sepuluh tahun kepemimpinan SBY, telah banyak legacy yang diberikan kepada bangsa maupun negara ini. Dan, kesinambungan untuk menjaga, membangun serta memajukan kehidupan bangsa adalah sebuah keniscayaan untuk dilanjutkan penggantinya kelak.

Seperti diketahui, program pembangunan yang diterapkan pemerintahan SBY menerapka konsep yang jelas, terarah, dan dijalankan secara baik dengan bersandarkan pada tiga pilar strategi pembangunan sosial-ekonomi, yaitu pro-growth, pro-poor, dan pro-job. Pilar ini kemudian dilengkapi dengan pro-environment. Karena itulah, pada 2011, Presiden memberlakukan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Hasilnya, ekonomi daerah tumbuh dan terus meningkat.

Dengan konsep itulah, dalam 10 tahun kepemimpinan SBY-- setelah dipilih secara langsung oleh rakyat dalam sebuah pemilihan presiden yang demokratis di tahun 2004-- telah sangat banyak langkah, program, dan keberhasilan pembangunan yang dicapai baik melalui Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) pertama maupun KIB kedua. Terlalu panjang untuk disampaikan dalam sebuah tulisan atau ulasan yang ringkas. Tapi yang pasti, rakyat Indonesia bersama SBY telah membuktikan kepada dunia bahwa negara ini masih tetap eksis dan jauh dari prediksi sejumlah kalangan sebelumnya bahwa kita akan mengalami negara gagal atau bahkan negara yang terpecah belah.

Sebaliknya, Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Bank Dunia pun telah menetapkan ekonomi Indonesia sebagai satu-satunya negara ASEAN dalam peringkat sepuluh besar dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (GDP) dan purchasing power imparity (tingkat daya beli). Ke sembilan negara lainnya, yakni Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Prancis, dan Inggris. Ya, ekonomi Indonesia tumbuh positif di saat sebagian besar negara mengalami penurunan, bahkan minus.

Dalam masa kepemimpinan SBY, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah meningkat empat kali lipat. Pendapatan per kapita (income per capita) dan jumlah kelas menengah juga mengalami peningkatan. Kelas menengah kita, yang tadinya pada angka 37%, menurut Bank Dunia, sekarang menjadi 56,7%. karena itulah, di kalangan anggota G20, pertumbuhan ekonomi kita menduduki posisi nomor dua setelah Tiongkok sejak tahun 2009.