Ketika Teras Narang Disandingkan dengan Jokowi

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 14 April 2014
Naskah: Sahrudi, Foto: Dok. Pemprov. Kalteng

Dinamika politik menjelang pemilihan presiden tahun ini terus terjadi. Setelah DPP PDI Perjuangan mendeklarasikan Joko Widodo (Jokowi) yang kini Gubernur DKI Jakarta sebagai calon presiden yang akan bertarung tahun ini, eskalasi politik di lingkaran internal partai maupun eksternal juga bergerak cepat. Buah dari eskalasi dan dinamika politik yang berkembang sedemikian pesat detik demi detik itu adalah munculnya nama Teras Narang sebagai figur nasional yang layak mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden.

Tentu saja ini mengejutkan Teras Narang. Terhadap aspirasi publik tersebut Teras tak banyak berkomentar. Bagi fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Kalimantan Tengah, ini perintah ataupun tugas partai apalagi itu mendapatkan dukungan rakyat maka itu adalah titah yang harus dijalankannya.

Sejak bergabung dengan PDI Perjuangan pada tahun 1997, dia selalu tunduk dan patuh terhadap tugas ataupun perintah yang diberikan. “Saya akan menjalankan perintah itu dengan sungguh-sungguh,” ujar penerima Bintang Mahaputera Utama tahun 2009 dari Presiden RI ini.

Ia menegaskan, PDI Perjuangan itu partai yang lebih mementingkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga apa pun tugas yang diberikan pasti tujuannya ke arah itu. “Itulah kenapa saya selalu siap,” ujar Presiden Majelis Adat Dayak Nasional ini. “Intinya saya siap, apa pun yang ditugaskan partai dan di manapun, serta apa pun itu, selama untuk rakyat saya siap,” kata Teras.

Pengalaman Teras Narang pernah menjadi Ketua Komisi II serta Komisi III DPR RI dan sekarang ini sebagai gubernur, cukup untuk menjadi bekal. Sementara di level internasional, nama Teras Narang pun memiliki reputasi yang cemerlang. Bahkan Perdana Menteri Inggris, Tonny Blair pernah secara khusus menemuinya langsung di Palangka Raya.

Blair yang didamping beberapa stafnya pada 27 Oktober 2011 melihat kemajuan pengelolaan lingkungan hidup di Kalimantan Tengah terutama menanyakan sejauh mana perkembangan REDD+ di provinsi seluas 157.983 km² itu. Di tahun yang sama, yakni pada 17 November 2011, Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa, Ban Ki-moon beserta ibu dan rombongan juga terbang ke Kalimantan Tengah tujuannya untuk melihat program Mother and Child .

Di luar wilayah PDI Perjuangan, nama Teras Narang pun kian moncer. Dalam rilis Poll Tracking Intitute ; “Mencari Kandidat Alternatif 2014: Figur Potensial dari Daerah” di Jakarta, Minggu (5/5/2013), nama Teras Narang pun masuk dalam 7 besar.

Dengan fakta itulah, Direktur Eksekutif Poll Tracking Institute Hanta Yuda mengingatkan agar partai politik dan media massa membuka diri terhadap tokoh lain yang layak untuk diusung sebagai calon presiden atau wakil presiden di Pemilu 2014. ‘Masih banyak tokoh, terutama di daerah, yang berpotensi menjadi pemimpin nasional selanjutnya. Namun, mereka kurang terangkat,” tegas Hanta.

Polling tersebut memang tidak main-main karena dinilai oleh 100 juri yang berlatar belakang akademisi bergelar profesor, rektor/guru besar universitas terkemuka, politisi, pakar berbagai bidang bergelar doktor, politisi senior berbagai parpol, pimpinan LSM, tokoh masyarakat dan agama, jurnalis dan tokoh media massa, pengamat politik, serta tokoh pemuda dan mahasiswa. Aspek yang dinilai, yakni integritas, intelektual/gagasan, visioner, leadership skill, pengalaman prestatif, keberanian mengambil keputusan, komunikasi publik, aspiratif dan responsif, penerimaan publik, dan penerimaan partai.

Karena itu jualah, integritas dan kapabilitas Teras Narang juga sempat mengemuka di DPP PDI Perjuangan. Adalah Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang pernah mengemukakan bahwa Teras Narang juga cukup diperhitungkan oleh DPP PDI Perjuangan sebagai tokoh kepala daerah yang sangat potensial disamping Jokowi. Rakyat Kalteng, pun mendukung jika gubernurnya ikut memimpin Indonesia.

Progres Pembangunan Kalteng
Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah , adalah pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi. Sekaligus, semakin kecilnya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini juga telah ditunjukkan dalam pembangunan di daerah Kalimantan Tengah. Di bawah kepemimpinan Agustin Teras Narang, SH., pembangunan ekonomi Kalteng terus menunjukkan progres yang membanggakan sejak awal kepemimpinan A. Teras Narang-H. Achmad Diran. Berikut ini pencapaian pembangunan yang telah diraih sejak tahun 2005 :

Penduduk
Setelah dilaksanakannya Sensus Penduduk di Kalimantan Tengah hingga akhir Mei 2010, penduduk Kalimantan Tengah berjumlah 2.202.599 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk bila dibandingkan dengan luas wilayah Kalimantan Tengah tergolong tidak padat yaitu 14 jiwa/km2. Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan Administrasi Kependudukan dan dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan maka Pemerintah telah memprogramkan dan sedang melaksanakan 3 Program Strategis Nasional yang meliputi :

1. Pemutakhiran Data Penduduk;
2. Penerbitan NIK;
3. Penerapan e-KTP secara Massal.

Untuk Provinsi Kalimantan Tengah pemutakhiran data kependudukan telah dapat diselesaikan pada Desember 2011. Pada tahun 2012 merupakan tahap akhir pelaksanaan pelayanan e-KTP massal. Dengan dilaksanakan dan selesainya 3 Program Strategis Nasional, maka pemerintah baik itu Provinsi maupun Kabupaten/Kota akan mempunyai database kependudukan yang terjamin akurasinya serta dokumen e-KTP yang tidak mungkin dipalsukan/digandakan.

Saat ini pelayanan pencatatan sipil di Provinsi Kalimantan Tengah tergolong masih rendah. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya tingkat penerbitan akta kelahiran pada 2010 sebesar 50,31 persen atau sebanyak 108.399 akta yang diterbitkan dari 215.457 data administrasi yang dilaporkan.

Ekonomi
Seiring dengan membaiknya perekonomian nasional, khususnya perekonomian Kalimantan Tengah berdasarkan Kajian Ekonomi Regional Bank Indonesia pada tahun 2012 tumbuh dan menunjukan tren meningkat karena pada triwulan II Tahun 2012 ekonomi Kalimantan Tengah tumbuh 6,76%, menguat bila dibandingkan pada periode sebelumnya triwulan I Tahun 2012 yang hanya mencapai 6,13%, sejalan dengan siklus Perekonomian Nasional yang menguat dari 6,30% menjadi 6,37%. Dari aspek permintaan, maka permintaan domestik triwulan II Tahun 2012 tumbuh 5,77%, pergerakan utama permintaan domestik berasal dari konsumsi rumah tangga, di tengah merambatnya pertumbuhan ekonomi konsumsi pemerintah dan investasi.

Sedangkan laju inflasi Provinsi Kalimantan Tengah di triwulan II Tahun 2012 sebesar 6,32% dan tingkat inflasi Kalimantan Tengah berada diatas Nasional yang tercatat 4,53%.
Pertumbuhan Investasi di Kalimantan Tengah per Bulan Juni Tahun 2012 yakni jumlah perusahaan PMA/PMDN sebanyak 408 buah terdiri dari PMA 250 Buah dan PMDN sebanyak 158 buah. Dengan realisasi PMA sebesar 37,52% dan realisasi PMDN sebesar 82,50%.

PAD dan APBD Provinsi Kalimantan Tengah
Seiring dengan kemajuan pembangunan yang telah dilakukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun pun mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 Realisasi PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mencapai Rp 1,046 trilyun meningkat 915% dari tahun 2005 yang hanya sebesar Rp136 milyar. Sementara untuk APBD Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2010 sebesar Rp 1,636 trilyun. Pada 2011 Provinsi Kalimantan Tengah APBD meningkat sebesar Rp 1,705 trilyun. Kemudian berturut-turut pada tahun 2012 Rp2,627 trilyun, dan tahun 2013 menjadi Rp3,236 trilyun.

Kesejahteraan Rakyat
Pendidikan

Penanganan di bidang pendidikan termasuk salah satu skala prioritas selama periode pemerintah Teras-Diran menunjukan kemajuan yang sangat pesat, terlihat dari peningkatan pelayanan akses pendidikan khususnya pada daerah-daerah pedalaman, seiring meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan dan meningkatnya tata kelola dan akuntabilitas citra public di semua lembaga/satuan pendidikan.

Tekad untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Kalimantan Tengah terlihat dengan diluncurkannya program andalan KALTENG HARATI atau KALTENG CERDAS pada bulan Mei 2010 yang meliputi semua aspek pendidikan di Kalimantan Tengah.

Bertepatan dengan Peringatan Hari Pendidikan Tingkat Nasional, tanggal 2 Mei 2010 Gubernur Kalimantan Tengah A. Teras Narang, SH mencanangkan PROGRAM KALTENG HARATI (CERDAS), yang meliputi:

1. Meningkatkan Kesejahteraan Para Guru Berupa Insentif, Perumahan, dan Alat Transportasi;
2. Memperbanyak Pendidikan dan Pelatihan Secara Meluas dan Merata kepada Para Guru;
3. Memberikan Bantuan dan Bea Siswa kepada Siswa dan Mahasiswa yang Berprestasi;
4. Menyediakan dan Mendistribusikan Buku-Buku Pelajaran Secara Adil, Meluas, dan Merata;
5. Meningkatkan Kualitas Mutu Belajar dan Mengajar.

Pada 24 Mei 2013 Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah membangun “HUMA HARATI” yang diresmikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, SH. HUMA HARATI merupakan salah satu Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Tengah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

HUMA HARATI bertujuan untuk meningkatkan akses layanan pendidikan non-formal di Kalimantan Tengah, mengingat masih banyak masyarakat yang belum terlayani oleh pendidikan formal. Dengan hadirnya HUMA HARATI diharapkan memperoleh pendidikan yang bermutu, terakses serta merata, yang pada akhirnya meminimalisir angka putus sekolah sehingga tidak ada lagi peningkatan penduduk yang buta aksara.

Kesehatan
Dalam pelayanan kesehatan pemerintah terus meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kesehatan, hal ini terlihat dari terus meningkatnya pelayanan terhadap masyarakat. Keberhasilan di bidang kesehatan salah satunya adalah sarana/ fasilitas kesehatan sebanyak 139 Puskesmas pada 2005 meningkat menjadi 179 pada 2009, Puskesmas keliling 144 buah pada 2005 meningkat menjadi 357 buah pada tahun 2009, sistem pelayanan kesehatan kian meningkat yang juga berdampak pada usia harapan hidup masyarakat.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bertekad untuk meningkatkan sektor kesehatan melalui program KALTENG BARIGAS atau KALTENG SEHAT yang dicanangkan pada Mei 2010.

Kalteng Barigas
Guna menyukseskan Program Kalteng Barigas (sehat) yang telah dicanangkan Gubernur Kalimantan Tengah A. Teras Narang, SH pada 2010, jajaran Dinas Kesehatan Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah terus melakukan koordinasi dengan Dinkes Kabupaten dan Kota yang bertujuan, agar program tersebut mampu tersosialisasi dengan baik, terkoordinir, dan tepat sasaran hingga ke daerah terpencil.

Pemerintah provinsi telah menetapkan 5 desa yang ada pada 5 kabupaten sebagai desa percontohan dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat desa. Dimulai dengan melakukan sosialisasi dan advokasi pada desa sasaran, meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Gunung Mas, dan Kota Palangka Raya. Adapun syarat penetapan 5 desa percontohan tersebut harus sudah memiliki puskesmas maupun puskesmas pembantu (Pustu) dan wilayahnya jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan maupun rumah sakit.

Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) kepada seluruh masyarakat, terutama di wilayah pedalaman terus digalakkan. Selain itu, peningkatan Pilindes menjadi Pustu, dan meningkatnya Pustu menjadi Puskesmas Induk, akan dibarengi dengan penyiapan sarana dan pra sarana yang telah dimiliki, salah satunya adalah ketersediaan tenaga dokter spesialis, perawat, bidan, dan peralatan kesehatan yang diyakini dalam waktu dekat semuanya mampu terpenuhi.

Untuk tenaga pengoperasian alkes itu akan disiapkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam prosesnya, hibah atau proses pelelangan pengadaan alkes itu diusulkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Provinsi dan diteruskan ke Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.

Infrastruktur, Perhubungan & Telekomunikasi
Dengan tidak mengenyampingkan sektor lain, pembangunan infrastruktur jalan nasional maupun jalan provinsi menjadi perhatian dan penanganan khusus dan serius dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Pembangunan jalan nasional sepanjang 1.714,95 Km yang terdiri dari jalan poros selatan dan poros tengah telah dilakukan dan meningkat secara signifikan, sementara jalan provinsi sepanjang 1.707,95 Km juga mengalami peningkatan dan kondisi jalan rusak ringan dan berat menurun dari 78,52% menjadi 38,54%.

Demikian pula halnya dengan pembangunan jembatan, di luar pembangunan dan penyelesaian jembatan layang Tumbang Nusa sejak tahun 2005 hingga 2009 telah dibangun 71 buah jembatan dengan total panjang 5.996 Meter dan telah selesai sepanjang 3.195 Meter.

Pada sektor perhubungan baik sungai, laut, dan udara berkembang pesat. Pembangunan sarana dan pra sarana sungai sepanjang tahun 2005 hingga 2009 difokuskan pada pembangunan dermaga dan dermaga penyeberangan, rehab dermaga, pengadaan kapal penyeberangan (Ferry), pengadaan bus air sehingga mempermudah akses masyarakat. Begitu pula halnya dengan perkembangan transportasi laut menjadi bagian penting dalam pembangunan sektor perhubungan.

Sementara itu pengembangan transportasi udara menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan salah satunya terlihat dari aktifitas Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, kedatangan dan keberangkatan meningkat 100% dari tahun 2005 sebanyak 8000 penumpang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut saat ini ada 4 maskapai penerbangan dan penerbangan perintis ke beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah. Bandara Tjilik Riwut dikembangkan menjadi Embarkasi Haji Antara pada tahun 2013.

Sektor Potensi Unggulan
1. Sektor Pertanian dan Peternakan
Presiden Republik Indonesia pada 16 Maret 2007 telah mengeluarkan Instruksi Nomor 2 Tahun 2007 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Pengembangan Lahan Gambut di Kalimantan Tengah dalam rangka menunjang peningkatan produksi pangan nasional. Payung hukum untuk percepatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan PLG, diharapkan pelaksanaannya berjalan efektif, sinergis, dan berkelanjutan.

Ketersediaan produksi padi Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2009 mencapai 59.551 ton, sedangkan pada tahun 2010 ketersedian padi Kalimantan Tengah sebesar 93.524 ton. Pada sektor Peternakan, Kalimantan Tengah memiliki sumber daya lahan yang sesuai untuk pengembangbiakan ternak sapi seluas 116.786 Ha yang dapat menampung 65.000 ekor sapi.

Di samping itu Kalimantan Tengah juga memiliki kebun kelapa sawit seluas 532.502 Ha yang dapat menghasilkan pakan ternak sapi. Kalimantan Tengah setiap tahun membutuhkan 12.000 ekor sapi dan 3,2 juta ekor ayam. Sampai dengan Tahun 2010 Provinsi Kalimantan Tengah masih kekurangan sapi sekitar 5.050 ekor dengan rincian untuk konsumsi sekitar 30.50 ekor sedangkan untuk bibit sekitar 2000 ekor.

2. Sektor Perkebunan
Potensi Kalimantan Tengah cukup strategis untuk pengembangan sub sektor perkebunan. Ada beberapa faktor penarik, antara lain: naiknya permintaan pada aneka produk perkebunan dengan tingkat harga atau nilai ekonomi relative cukup tinggi dari bahan baku industri bahan pangan dan bioenergi untuk sumber energi terbarukan ditambah dengan faktor pendorong seperti:

1. Kesesuaian Agroekosistem (iklim dan tanah)
2. Ketersediaan lahan yang sesuai
3. Ketersediaan teknologi perkebunan
4. Ketersediaan tenaga kerja
5. Dukungan kebijakan pemerintah

Perkembangan luas perkebunan di Kalimantan Tengah telah mencapai 1.592.676 Ha yang terdiri dari Kebun Rakyat seluas 684.501 Ha (43,0%) yang didominasi Karet seluas 469.808 Ha (68,6%), sedangkan yang lainnya adalah tanaman kelapa, kopi, lada, kelapa sawit, jambu mente, kemiri dan lain-lain.

Kebun Skala Besar seluas 908.175,153 Ha (57,0%) yang didominasi tanaman kelapa sawit seluas 885.894,535 Ha (97,5%), karet seluas 20.280,506 Ha (2,2%) dan kelapa sawit/karet seluas 2.000,112 Ha (20,3%) dari 84 unit perusahaan besar swasta yang telah memenuhi ketentuan perinzinan perkebunan (telah memperoleh IPKH dan atau HGU). Realisasi pembangunan plasma sampai saat ini adalah 80.637,00 Ha atau 11,57%.

Pada sektor perkebunan, Gubernur Kalimantan Tengah juga telah mencanangkan Gerakan Bersama Memanfaatkan Lahan Terlantar atau disingkat dengan Geber – MLT disepanjang kiri-kanan Jalan Negara, Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten.

3. Sektor Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Sektor kehutanan merupakan sektor primadona di masa lalu, namun seiring dengan perkembangan waktu produksi kayu dari sektor kehutanan semakin sedikit walaupun masih berada di posisi kedua setelah sektor perkebunan dari sisi realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Besarnya potensi sumber daya hutan yang tercermin dari luas kawasan hutannya menempatkan pada posisi salah satu pilihan strategi dan potensial dalam peningkatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah dalam era otonom saat ini.

Semenjak adanya kebijakan penertiban illegal loging di sub sektor kehutanan terhadap pembentukan PDRB Kalimantan Tengah menunjukan trend negative (kecenderungan menurun). Pada tahun 2008, kontribusi sub sektor ini menurun 0,58% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,95%.

Sektor kehutanan yang dapat dikembangkan adalah pemanfaatan limbah kayu dari perusahaan HPH dan IPK. Budidaya jelutung, tengkawang, sungkai, ramin, ulin, meranti, bakau, gembor, bengkirai, sengon, nipah, dan rotan.

Lingkungan Hidup
Provinsi Kalimantan tengah dengan luas wilayah 15,3 juta Ha, mempunyai kawasan hutan seluas 10,2 juta Ha dan kawasan non kawasan hutan seluas 5,1 juta Ha. Kondisi ekosistem hutan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah merupakan hutan daratan tinggi dan hutan daratan rendah yang didominasi oleh lahan gambut dengan luas kurang dari 3 juta.

Pada akhir tahun 2010 Presiden Republik Indonesia telah menetapkan dan mengumumkan bahwa Provinsi Kalimantan Tengah terpilih menjadi wilayah Pilot Project untuk penerapan Program Reducing Emissions From Deforestation and Forestdegradation Plus (REDD+) atau pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia sebagai implementasi dari perjanjian kerja sama antara Pemerintah Norwegia dan Pemerintah Indonesia.

Terkait dengan terpilihnya Kalimantan Tengah sebagai Pilot Project REDD+ maka salah satu misi yang dibawa adalah bagaimana agar program dan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi rakyat Kalimantan Tengah sehingga memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan dengan tetap mempertahankan kelestarian alam dan lingkungan hidup dalam rangka melaksanakan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

4. Sektor Pertambangan dan Energi
Di sektor Pertambangan Kalimantan Tengah juga memiliki potensi yang cukup besar yakni batubara, emas, pasir zircon, dan berbagai macam bahan tambang lainnya. Deposit batubara di Kalimantan Tengah tercatat sebesar 3,5 milyar ton yang terdiri dari batubara kalori tinggi (coking coal) dan kalori rendah. Sedangkan deposit emas meliputi 3,4 juta ton pada batu-batuan dan 74,3 juta m3 pada tanah alluvial.

Bahan galian batubara tersebar terutama di Kabupaten Murung Raya, Kab. Barito Utara, Kab. Barito Selatan, Kab. Barito Timur, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Kapuas, Kab. Gunung Mas dan Kab. Katingan. Bahan galian potensial yang banyak diminati para investor dan sudah diusahakan hingga saat ini adalah; batubara, emas, perak, zircon, bijih besi dan berbagai bahan galian industri (Golongan C).

Kondisi perizinan tambang di Kalimantan Tengah hingga Juni 2010 terdapat enam bagian yakni:
1. PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertmabngan ubara) 15 buah dengan Wilayah Pertambangan (WP) seluas 521.980 Ha.
2. KK (Kontrak Kerja) 5 buah dengan WP seluas 198.970 Ha.
3. KP (Kuasa Pertambangan)/Izin Usaha Pertambangan (IUO)630 buah dengan luas 3.066.963 Ha.
4. WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat) sebanyak 28 wilayah.
5. SIPRD (Surat Izin Pertambangan Rakyat Daerah) sebanyak 168 buah.
6. SIPD (Surat Izin Pertambangan Daerah) sebanyak 28 buah.

5. Sektor Perikanan dan Kelautan
Pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan memegang peranan yang cukup penting dalam menggerakan roda perekonomian, hal ini didukung dengan begitu besarnya dan melimpah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat apabila dikelola dengan baik dan benar. Disamping itu juga dapat kita lihat dari sebaran penduduk Kalimantan Tengah yang banyak bermukim di wilayah sungai, danau, rawa, dan pesisir pantai sebagai sumber kehidupan.

Sejalan dengan luasnya perairan umum di Provinsi Kalimantan Tengah yang mencapai 2,9 juta Ha meliputi sungai besar dan ratusan anak sungai, tidak kurang 690 danau serta rawa sebesar 1,8 juta Ha, merupakan daerah potensial untuk dilakukannya usaha penangkapan yang umumnya dilakukan oleh masyarakat nelayan yang sifatnya masih tradisional. Salah satunya berupa pengelolaan perikanan beje yang dilakukan secara turun temurun di daerah perairan rawa berupa alat tangkap berbentuk kolam yang berfungsi sebagai perangkap ikan saat musim kemarau. (Sumber: Pemprov Kalteng).