Bunda Any: Cantik Sejati

Oleh: Syulianita (Editor) - 05 April 2014
Naskah : Suci Yulianita Foto : Sutanto
*artikel ini dimuat pada edisi 118, November 2013

Besar dalam didikan sang eyang yang mengajarkannya untuk selalu memberi tanpa pamrih, Any Kusuma Dewi tumbuh menjadi seorang wanita mandiri yang memiliki jiwa sosial tinggi. Hatinya mudah iba manakala melihat penderitaan para korban bencana alam yang beberapa kali terjadi di negeri tercinta ini. Ia pun tak pernah absen untuk terjun langsung menjadi volunteer. Tak ketinggalan nasib para anak–anak jalanan dan kaum dhuafa yang diperhatikannya dengan penuh kasih sayang.

Melalui yayasannya, Tri Kusuma Bangsa, wanita yang akrab disapa Bunda Any ini, membuat sekolah gratis di kawasan Kota Tua Jakarta, tempat di mana para anak jalanan dan dhuafa bisa belajar dan bermain bersama setiap Sabtu sore. Belum lagi ratusan anak asuhnya yang tersebar di Jakarta dan di daerah asalnya, Blitar. Inilah sosok wanita yang memiliki kecantikan luar dalam.

Men’s Obsession sempat mengunjungi sekolah tersebut beberapa waktu lalu. Ketika itu kawasan Kota Tua Jakarta dipadati pengunjung yang sedang rekreasi. Di satu sudut, tepatnya di depan kantor Pos Museum Fatahillah kami melihat rombongan anak jalanan dan dhuafa mengenakan seragam warna merah yang sedang belajar bersama beralaskan tikar berwarna biru. Bunda Any yang kala itu juga mengenakan seragam merah turut sibuk menemani dan mengajar mereka. Tanpa sedikit pun rasa canggung dan sungkan, ia merangkul mereka dengan penuh kasih sayang. Bahkan ada beberapa murid dengan kebutuhan khusus down syndrome yang tidak mau lepas dalam dekapannya. Ia pun tersenyum sangat manis dan membelai mereka dengan lembut. “Aku sudah jatuh cinta dengan mereka, dan mereka sudah menjadi bagian dari hidup aku,” ucapnya tulus.

Yayasan yang didirikannya itu memang masih seumur jagung, berdiri secara resmi sejak tahun 2012 lalu. Namun Any sejatinya sudah aktif di kegiatan sosial sejak bertahun tahun lamanya. Ia pun sudah lama menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim dan dhuafa di desanya, Blitar. “Awalnya saya menyekolahkan tetangga saya yang tidak mampu. Dari situ saya merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan. Akhirnya terus menambah, dan sampai sekarang sudah ada kurang lebihnya 100 anak asuh,” ujarnya tanpa bermaksud membanggakan diri. Untuk sarana pendukung yang bisa digunakan sebagai tempat belajar mereka, Any pun menyediakan perpustakaan gratis di desanya itu.