Info DVD Oktober

Oleh: Giatri () - 23 October 2013
Judul : Our War, Life at War Captured Through The Eyes of The Soldiers”
Genre : Documentary
Studio/Produksi :
BBC
Distributor :
Vision Home Entertainment, Jl. Brantas No. 1-3, Cideng Barat, Jakarta 10150

 
Our War merupakan film tanpa sensor yang menyuguhkan pandangan mata beberapa prajurit dalam konflik di Afghanistan dan memperlihatkan kejadian perang melawan Kelompok Taliban yang direkam olehTentara muda. Film dokumenter ini terbagi menjadi beberapa sesi, di antaranya, “Our War: Ambushed”, “Our War: Invisible Enemy”, “Our War: Caught in The Crossfire”

“Our War: Ambushed” mengisahkan pleton yang bernama The Royal Anglian Regiment yang sebagian besar tentaranya adalah remaja berusia 18-19 tahun dan kebanyakan dari mereka belum pernah terjun di medan perang. Sesi ini juga menguak kronologi kematian prajurit Chris Gray yang tertembak oleh Taliban. Pergulatan bathin komandan peleton Letnan Bjorn Rose, orangtua Chris Gray Paul dan Helen pun diperlihatkan secara gamblang.

“Our War: Invisible Enemy” mengisahkan sebuah peleton bernama “The Grenadier Guards” yang menghadapi pembunuh nomer satu para tentara Inggris, yakni ranjau. Kronologi kematian pengawal Jamie Janes pun diceritakan oleh saksi-saksi yang bersamanya di tempat kejadian seperti Rob Ashley, Stray Roy, dan Perry Jeff. Dalam sesi ini juga memperlihatkan kekonyolan dan kekraban mereka.

“Our War: Caught in The Crossfire” mengisahkan peleton bernama Battalion Princess of Wales Regiment yang berjuang di bawah aturan baru untuk melindungi warga sipil yang juga melatih polisi nasional Afghanistan untuk menghadapi serangan Taliban. Dalam sesi ini juga diceritakan tentang Mayor Birchall dari “Welsh Guards Helmand” berperan penting dalam bidang pendidikan. Ironisnya, ia tewas akibat serangan Taliban sebelum sekolah yang digagasnya untuk kepentingan penduduk local dibuka. 

Selain peleton yang disebutkan di atas masih ada beberapa peleton yang kisahnya dikuak dalam film luar biasa ini termasuk catatan harian dari Adam Swift yang memaparkan secara “telanjang” bagaimana tentara Inggris yang kehabisan bahan baku makanan dan minimnya amunisi dalam perang melawan Taliban. 

Judul  : Michael Jackson: History The King of Pop 1958 – 2009
Genre :
Documentary
Distributor : Vision Home Entertainment, Jl. Brantas No. 1-3, Cideng Barat, Jakarta 10150

“Michael Jackson: History The King of Pop 1958-2009” menguak kisah naik-turunnya kehidupan Michael Jackson dari dia membuat debut di music professional pada umur 11 tahun sebagai anggota dari Jackson 5 hingga kematiannya yang menuai kontroversi pada 29 Juni 2009 silam. Menariknya dalam film ini juga menyajikan wawancara eksklusif dan rekaman mengenai pria berjulukan “King of Pop” tersebutyang tidak pernah disiarkan sebelumnya. Orang-orang dekat Jackson juga turut berkontribusi dalam film documenter ini seperti Janet Jackson, Jermaine Jackson, Quincy Joice, Paul Gambaccini, Diana Ross, dan Martha Reeves. 

Judul Film : Oz The Great and Powerfull
Genre :
Adventure, Fantasy, 3D
Studio/Produksi :
Walt Disney Pictures
Distributor :
Vision Home Entertainment, Jl. Brantas No. 1-3, Cideng Barat, Jakarta 10150

“Oz The Great and Powerfull” merupakan prekuel dari novel “The Wonderful Wizard of Oz” karangan L. Frank Baum dan penghormatan bagi film “The Wizard of Oz” buatan MGM (1939). Meski mengambil cerita lama, sutradara Sam Raimi benar-benar menyajikan Oz dari sudut pandang yang berbeda. Kali ini tak ada Dorothy, Toto, Cowardly Lion si singa penakut, dan Tin Man si manusia kaleng. Untuk Scarecrowsi orang-orangan sawah, Raimi masih mencantumkannya, namun dengan peran berbeda dari film terdahulu. Kalau tak ada Dorothy, lalu siapa yang bertualang di Negeri Oz? Tak lain adalah si Oz sendiri. Soal cerita, meskipun tanpa membawa genre musikalisasi, garapan Raimi ini begitu menghibur hati. Plot The Wizard of Oz pun diputarbalikan. Si jahat menjadi baik, tokoh utama menjelma pemeran pembantu, dan babak awal menjadi penutup cerita. Bahkan ia menghapus lagu Over the Rainbow, yang terus dinyanyikan Dorothy di The Wizard of Oz. Efek 3D yang ditampilkan pun memukauseperti di scene Oz meluncuri air terjun, sekejap membuat penonton berasa menunggangi roller coaster.