Ancaman Siber Meningkat, MBT Gandeng NAKIVO Hadirkan Solusi Backup dan Replication

Editor Oleh: Redaktur - 26 September 2025

 

Di tengah percepatan transformasi digital, ancaman terhadap keamanan data kian nyata. Serangan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan machine learning membuat upaya peretasan semakin sulit terdeteksi. Ransomware, malware, hingga phishing masih menjadi ancaman paling dominan di Indonesia, namun risiko kehilangan data tidak hanya datang dari serangan siber. Faktor eksternal seperti kerusakan perangkat keras maupun bencana alam juga berpotensi mengganggu ketersediaan data penting.

Ketika akses organisasi terhadap data terputus, dampaknya bisa berantai. Gangguan alur kerja, penurunan daya saing, hingga kerugian reputasi dan finansial menjadi konsekuensi serius. Karena itu, solusi backup dan replication dinilai bukan sekadar lapisan tambahan, melainkan pondasi utama dalam strategi ketahanan digital.

Data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, sepanjang Januari hingga Juli 2025 terjadi 3,64 miliar anomali lalu lintas siber di Indonesia. Jumlah ini hampir menyamai total anomali dalam lima tahun terakhir. Dari angka tersebut, 83,68 persen merupakan serangan berbasis malware, diikuti unauthorized access dan serangan terhadap sistem sebesar 4,32 persen, serta eksploitasi sistem 0,64 persen. Statistik ini menegaskan pentingnya pendekatan yang tidak hanya fokus pada pencegahan, tetapi juga menjaga ketersediaan data.

Melihat situasi tersebut, PT Mega Buana Teknologi (MBT), anak perusahaan CTI Group mengumumkan kerja sama strategis dengan NAKIVO, perusahaan penyedia solusi backup dan replication asal Amerika Serikat. Kolaborasi ini ditujukan untuk menghadirkan layanan perlindungan data yang aman, efisien, dan relevan dengan kebutuhan pasar Indonesia.

“Transformasi digital adalah masa depan bagi seluruh sektor industri. Namun, di balik peluang itu ada ancaman data yang tidak bisa dihindari. Karena itu kami menggandeng NAKIVO untuk menyediakan solusi backup dan replication yang efektif serta kompetitif bagi pelaku bisnis di Indonesia,” kata Yuwono Pranata, President Director PT Mega Buana Teknologi.

NAKIVO sendiri dikenal sebagai penyedia layanan backup, replication, dan disaster recovery dengan dukungan multiplatform. Layanannya mencakup VM, cloud, hingga physical server, serta dilengkapi fitur seperti incremental backup, immutable backup untuk perlindungan dari ransomware, dan automated disaster recovery. Tri Wulandari, Channel Partner Manager NAKIVO Inc, menyebut solusi ini dirancang agar efisien, ringan, dan dapat digunakan mulai dari usaha kecil-menengah hingga perusahaan besar.

“Dengan platform terpadu, proses backup dan recovery dapat dilakukan lebih cepat, mudah, dan fleksibel tanpa investasi infrastruktur besar. Hal ini membantu bisnis memastikan data penting tetap terlindungi dan downtime bisa diminimalkan,” ujar Wulandari.

MBT menilai kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk menjawab kebutuhan lintas sektor, mulai dari keuangan, pemerintahan, manufaktur, hingga usaha kecil. Pemahaman MBT terhadap kebutuhan pasar lokal dipadukan dengan teknologi global NAKIVO diharapkan memperkuat ketahanan digital sekaligus keberlangsungan bisnis jangka panjang di Indonesia.