Primaya Hospital Bekasi Timur Perluas Layanan dengan Pusat Otak, Tulang Belakang dan Jantung

Setiap hari, hampir 20 warga Bekasi tercatat mengalami stroke baru. Angka ini menunjukkan betapa besar kebutuhan layanan kesehatan yang menyeluruh untuk otak, tulang belakang, dan jantung. Namun fasilitas khusus yang mampu menangani kondisi tersebut secara terpadu masih terbatas. Melihat tantangan itu, Primaya Hospital Bekasi Timur meresmikan The Brain and Spine Center serta Cardiology Center melalui Grand Launching yang dihadiri jajaran tenaga medis dan pimpinan rumah sakit. Kehadiran pusat layanan ini diharapkan bisa memberikan penanganan yang lebih komprehensif bagi pasien dengan gangguan neurologi, stroke, maupun kardiovaskular.
Direktur Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Meizar Rizaldi, MKed. Klin, FisQua, menyebut tahun 2025 ini pihaknya fokus mengembangkan satu hingga dua Center of Excellence baru. Setelah sebelumnya mengembangkan Sport & Orthopedic Center, kini fokus diarahkan pada layanan otak, tulang belakang, dan kardiovaskular.
“Pemilihan fokus ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan data Angel’s Initiative, di Bekasi setiap hari hampir 20 pasien baru mengalami stroke. Artinya kebutuhan layanan stroke yang lengkap masih sangat besar, sementara rumah sakit yang khusus menangani brain & spine masih terbatas,” ungkap dr. Meizar.
Perubahan gaya hidup membuat stroke kini tak lagi hanya menyerang usia lanjut. “Dulu kasus stroke didominasi usia 40 tahun ke atas, tapi sekarang bergeser. Di IGD kami bahkan ada pasien usia 25 tahun yang sudah terkena stroke,” tambahnya. Saat ini, rumah sakit menangani sekitar 20 pasien stroke per hari, dengan 60–70 kunjungan poliklinik neurologi, serta 20–25 kasus tulang belakang harian yang terus meningkat.
The Brain and Spine Center: Layanan Terintegrasi untuk Stroke & Saraf
The Brain and Spine Center dirancang untuk memberikan layanan menyeluruh bagi pasien saraf, stroke, hingga bedah tulang belakang. “Dengan fasilitas yang ada sekarang, kami berusaha semaksimal mungkin mendiagnosis dan menangani pasien stroke maupun bedah saraf. Harapannya, penatalaksanaan bisa lebih baik dibandingkan sebelumnya, dengan dukungan metode dan alat yang semakin lengkap,” jelas Neurologist dr. Yusi Amalia, Sp.N.
Salah satu inovasi yang ditawarkan adalah paket screening stroke, untuk mendeteksi risiko sejak dini. “Banyak pasien usia 20-an yang tidak sadar punya risiko. Kadang baru ketahuan ada masalah jantung atau pembuluh darah setelah pemeriksaan lengkap. Karena itu screening penting, supaya bisa dicegah sebelum berkembang menjadi stroke,” terang dr. Yusi.
Menurutnya, diagnosis stroke tidak cukup hanya dari cerita pasien. “Harus dari anamnesis, pemeriksaan fisik, hingga penunjang seperti CT scan dan MRI. Jadi meskipun belum ada gejala khas, kita bisa tahu kalau ada masalah di pembuluh darah otak,” tambahnya.
Selain itu, pusat layanan ini juga menangani pembedahan tulang belakang dengan teknik minimal invasif. “Tekniknya cukup dengan sayatan kecil, ditambah intraoperative monitoring agar operasi lebih aman. Saat operasi, pemantauan terus-menerus penting agar risiko gangguan saraf bisa diminimalisasi,” jelas dr. Yusi.
Edukasi, Fasilitas Modern, dan Arah ke Depan
Tak hanya mengutamakan pengobatan, Primaya Hospital Bekasi Timur juga memberi ruang pada edukasi. Melalui Club Stroke, pasien, keluarga, dan caregiver dapat saling berbagi pengalaman sekaligus mendapatkan informasi kesehatan yang benar. “Kami ingin merangkul mereka yang sudah terkena stroke agar tetap bersemangat. Rehabilitasi akan terus dipantau agar pengobatannya teratur dan terkendali,” kata dr. Yusi.
Di sisi lain, rumah sakit juga memperkuat infrastruktur. Dari total 202 tempat tidur yang tersedia, 90–100 di antaranya untuk pasien BPJS. “Dalam 2–3 tahun ke depan kami akan menambah sekitar 45 bed lagi, karena kapasitas sekarang sering penuh,” jelas dr. Meizar.
Pengembangan Brain and Spine Center sendiri menelan investasi lebih dari Rp10 miliar. “Namun investasi ini sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Fokus kami adalah agar tidak perlu lagi merujuk kasus stroke ke luar, karena semua sudah bisa ditangani di sini,” ujarnya.
Tak hanya fokus pada otak dan tulang belakang, Primaya Hospital Bekasi Timur juga meresmikan Cardiovascular Center yang menghadirkan layanan jantung dan pembuluh darah secara komprehensif. Pusat layanan ini didukung oleh dokter konsulen jantung berpengalaman serta teknologi canggih, termasuk catheterization laboratory (cathlab) dan ICCU untuk menunjang tindakan diagnostik maupun intervensi. Berbagai prosedur dapat dilakukan di sini, mulai dari Coronary Angiography (CAG), Percutaneous Coronary Intervention (PCI), bedah jantung koroner (CABG), bedah katup jantung, Endovenous Laser Ablation (EVLA), hingga VATS (Video Assisted Thoracoscopic Surgery) untuk kasus toraks. Dengan fasilitas ini, pasien tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit lain.
Komitmen rumah sakit untuk mempercepat penanganan juga mendapat pengakuan dari World Stroke Organization (WSO). PHBT ditetapkan sebagai rumah sakit dengan layanan Code Stroke, yakni sistem penanganan stroke dalam golden period kurang dari 4 jam. Kecepatan intervensi ini terbukti krusial dalam mencegah kecacatan permanen sekaligus menyelamatkan nyawa.
“Selain sudah punya Sport & Orthopedic Center, kami ingin layanan stroke, saraf, dan tulang belakang di sini benar-benar komprehensif. Fokus kami adalah memberikan akses layanan modern, terintegrasi, dan bisa diandalkan bagi masyarakat Bekasi,” tutup dr. Meizar.
Dengan langkah ini, Primaya Hospital Bekasi Timur menegaskan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat. Lewat edukasi, peningkatan kapasitas, teknologi medis terbaru, dan pengembangan pusat layanan unggulan, rumah sakit ini berharap menjadi rujukan utama bagi pasien stroke dan neurologi, sekaligus memberi harapan baru bagi keluarga yang membutuhkan perawatan menyeluruh. (Angie)