HMNS Perfume Bangun Bisnis Parfum Lokal dengan Strategi Komunitas

Pasar parfum di Indonesia selama ini lebih banyak dikuasai merek internasional. Namun sejak 2019, hadir HMNS (dibaca “humans”) yang membawa pendekatan berbeda. Brand asal Jakarta ini lahir dari tangan Rizky Arief Dwi Prakoso, seorang pengusaha muda yang melihat peluang besar di industri wewangian premium lokal.
Berangkat dari keresahan bahwa banyak parfum luar dijual dengan harga tinggi, Rizky mencoba menghadirkan alternatif yang tetap berkualitas namun lebih terjangkau. HMNS tidak sekadar menjual produk, melainkan membangun komunitas pecinta parfum melalui interaksi intensif di media sosial dan acara offline. Strategi ini membuat konsumen merasa terlibat langsung dengan brand.
“Parfum bukan sekadar wangi, melainkan identitas personal. Kami ingin pengguna merasa bagian dari cerita HMNS,” ujar Rizky dalam sebuah sesi diskusi bisnis. Dari konsep ini, HMNS berhasil menumbuhkan loyalitas konsumen yang kuat, terutama dari kalangan muda urban.
Dari sisi pemasaran, HMNS mengandalkan storytelling. Setiap produk hadir dengan nama dan narasi unik sehingga menimbulkan kedekatan emosional. Pendekatan ini berbeda dengan strategi konvensional yang biasanya hanya menekankan aroma atau kemewahan.
Perusahaan juga cermat dalam memanfaatkan platform digital. Instagram, TikTok, hingga marketplace dijadikan kanal utama distribusi. Strategi direct-to-consumer ini menjaga margin dan memberi ruang bagi HMNS untuk mengontrol hubungan dengan pelanggan.
Selain pemasaran, HMNS menaruh perhatian pada kualitas bahan baku. Rizky bekerja sama dengan pemasok internasional untuk memperoleh esens parfum, lalu mengolahnya dengan standar laboratorium yang terukur. Hal ini menjaga konsistensi produk agar tetap kompetitif dibandingkan merek global.
Perjalanan HMNS sempat menghadapi tantangan soal edukasi pasar. Banyak konsumen awalnya ragu dengan parfum lokal. Namun berkat konsistensi branding dan kualitas, persepsi mulai berubah. Kini HMNS dipandang sebagai salah satu pionir parfum premium lokal.
Dari strategi HMNS, ada sejumlah pelajaran bisnis yang bisa dipetik pengusaha lain. Pertama, membangun komunitas dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat daripada sekadar transaksi. Kedua, storytelling produk mampu memberi nilai tambah yang tidak bisa ditiru mudah oleh pesaing. Ketiga, memanfaatkan kanal digital memberi keunggulan dalam distribusi dan komunikasi. Keempat, kualitas bahan baku tetap harus menjadi prioritas agar kepercayaan konsumen terjaga. Kelima, edukasi pasar penting untuk mengubah persepsi dan membuka jalan bagi pertumbuhan jangka panjang.
Rizky melihat potensi industri parfum lokal masih besar. “Industri wewangian di Indonesia baru masuk tahap awal. Ke depan potensinya akan semakin luas,” ujarnya. Dengan visi tersebut, HMNS terus memperluas jangkauan dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar parfum tanah air. (Angie)