Vietjet Perkuat Transformasi Hijau dan Ambisi Regional

Agustus 2025 menjadi bulan penting bagi Vietjet. Maskapai asal Vietnam ini menandai tiga langkah strategis sekaligus: memulai pembangunan pusat perawatan pesawat di Long Thanh, memperluas penggunaan bahan bakar berkelanjutan (SAF), dan kembali dinobatkan sebagai “Best Workplace in Asia” untuk kelima kalinya.
Tiga pencapaian ini mencerminkan strategi jangka panjang Vietjet: memperkuat infrastruktur, mempercepat transisi hijau, dan membangun fondasi sumber daya manusia yang berdaya saing global.
Pusat perawatan dan rekayasa di Bandara Internasional Long Thanh dibangun dengan nilai investasi hampir USD 100 juta. Fasilitas ini mencakup Hanggar 3 dan 4 yang mampu menangani hingga sepuluh pesawat dalam satu waktu. Dengan kapasitas tersebut, Long Thanh diproyeksikan menjadi hub utama penerbangan Vietnam sekaligus memperkuat peran negara itu di tingkat regional.
Langkah ini menunjukkan konsistensi Vietjet dalam memperluas infrastruktur berstandar internasional yang tidak hanya menunjang armadanya sendiri, tetapi juga membuka peluang melayani maskapai lain. Investasi ini dinilai sebagai bagian dari strategi jangka panjang yang menempatkan Vietnam sebagai pusat gravitasi baru penerbangan Asia Tenggara.
Di sisi lain, transformasi hijau menjadi agenda yang tidak terpisahkan. Melalui kemitraan dengan Petrolimex Aviation, Vietjet kini mengoperasikan penerbangan dengan SAF hasil produksi dalam negeri. Sebanyak 1.200 meter kubik SAF diproses di Depot Minyak Nha Be sesuai standar ISCC Uni Eropa.
“Perjanjian ini menggarisbawahi komitmen kami terhadap pembangunan ramah lingkungan. Dengan ekspansi armada modern, kami berkomitmen meningkatkan penggunaan SAF demi mendorong transisi hijau di Vietnam dan dunia,” kata To Viet Thang, Wakil Presiden Tetap Vietjet.
Pandangan serupa juga datang dari otoritas. Uong Viet Dung, Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam, menilai pemanfaatan SAF dalam negeri strategis karena membuka jalan rantai pasokan domestik yang berkelanjutan sekaligus memenuhi permintaan pasar global. SAF sendiri diproduksi dari minyak jelantah, limbah pertanian, biomassa kayu, hingga sampah perkotaan, dengan klaim mampu memangkas emisi karbon hingga 80% dibanding bahan bakar jet konvensional.
Selain infrastruktur dan lingkungan, dimensi sumber daya manusia tetap mendapat porsi perhatian. Tahun ini Vietjet kembali membawa pulang gelar “Best Workplace in Asia” dari HR Asia. Ini menjadi kali kelima secara beruntun, mencerminkan konsistensi dalam membangun budaya kerja yang dinilai sehat dan adaptif.
Maskapai yang kini memiliki lebih dari 9.000 tenaga kerja dari 60 negara tersebut menyiapkan berbagai dukungan, mulai dari layanan kesehatan komprehensif, program kesejahteraan keluarga, hingga pengembangan profesional. Vietjet Aviation Academy menjadi tulang punggung untuk pelatihan berstandar internasional, sementara kantor modern mereka dirancang untuk menumbuhkan kolaborasi dan kreativitas.
Dengan jaringan lebih dari 145 rute di Asia Pasifik, Vietjet juga memperkuat konektivitas Indonesia. Jakarta dan Bali terhubung langsung dengan Hanoi serta Ho Chi Minh City, memberi akses mudah bagi wisatawan maupun pelaku bisnis untuk menjangkau berbagai destinasi utama di kawasan. (Angie | Dok. VietJet)