Industri Sepatu Indonesia Siap Kuasai Pasar Global di Indo Leather & Footwear Expo 2025

Editor Oleh: Redaktur - 14 August 2025

 

Ketika berbicara industri sepatu global, Indonesia kini tidak lagi sekadar pemain pendukung. Indo Leather & Footwear Expo 2025 di JIExpo Kemayoran membuktikan bahwa negeri ini telah berkembang menjadi manufacturing powerhouse yang diperhitungkan dunia. Gelaran tahun ke-18 ini menghadirkan 280 peserta dari 11 negara, dengan fokus utama pada teknologi produksi sepatu dan inovasi material kulit terdepan.

Pameran yang berlangsung bersamaan dengan Indo Garment Textile Expo 2025 ini menciptakan ekosistem bisnis terintegrasi, memungkinkan pelaku industri untuk melihat keseluruhan supply chain, mulai dari bahan baku hingga produk jadi yang siap ekspor. Sebuah strategi bisnis yang cerdas untuk memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan manufaktur Asia.

 

Teknologi Manufaktur Kunci Daya Saing

Industri sepatu Indonesia kini memasuki era baru dengan adopsi teknologi manufaktur terkini. Mesin cetak sepatu canggih, sistem jahit otomatis, dan teknologi pengolahan bahan baku yang dipamerkan menunjukkan komitmen serius para pelaku industri untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas output.

"Indo Leather & Footwear dan Indo Garment Textile Expo 2025 hadir sebagai wadah untuk menyatukan ide kreatif, kemajuan teknologi, dan potensi kerja sama bisnis dalam menciptakan peluang baru bagi pertumbuhan industri," tegas Daud D. Salim, CEO Krista Exhibitions, dalam sambutannya.

Investasi teknologi ini bukan hanya sekedar modernisasi, tetapi strategi jangka panjang untuk bersaing dengan manufacturer established seperti China dan Vietnam dalam memperebutkan order dari brand internasional.

 

Ekspor dan Penetrasi Pasar Global



Data menunjukkan bahwa industri sepatu Indonesia memiliki potensi ekspor yang masih sangat besar. Kehadiran buyer dari 11 negara dalam pameran ini menjadi indikator kuat minat pasar internasional terhadap produk Indonesia. Negara-negara seperti Italia dan Jerman yang dikenal dengan standar kualitas tinggi turut berpartisipasi, membuka peluang transfer teknologi dan partnership strategis.

Daud D. Salim menekankan visi ekspansi ini: "Di sinilah para pelaku industri dapat saling menginspirasi, menjalin kemitraan, dan menemukan terobosan yang relevan dengan tren global. Indonesia memiliki potensi besar di sektor kulit dan alas kaki, dan kami ingin memastikan potensi ini berkembang menjadi kekuatan yang diakui dunia."

Networking Dinner yang menghadirkan petinggi asosiasi APRISINDO (Asosiasi Persepatuan Indonesia), APRINDO, APPMI, APKI, dan APGAI menjadi forum strategis untuk membangun sinergi bisnis. Dukungan langsung dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan menunjukkan political will pemerintah dalam mendorong industri ini, memfasilitasi deal-making antara manufacturer lokal dengan buyer internasional. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menghasilkan kontrak jangka panjang yang menguntungkan kedua belah pihak.

 

Forum Strategis Roadmap Industri Masa Depan

Diskusi eksklusif dengan tema "Merajut Kolaborasi Fashion dan Manufaktur: Masa Depan Industri Alas Kaki dan Kulit Indonesia" menghadirkan decision maker kunci seperti Poppy Dharsono (Indonesia Fashion Chamber), Eddy Widjanarko (APRISINDO), dan perwakilan Direktorat Pengembangan Ekspor Tekstil Kementerian Perdagangan.

Forum ini tidak hanya membahas kondisi existing, tetapi juga merancang strategic roadmap untuk 5-10 tahun ke depan, termasuk antisipasi terhadap perubahan regulasi internasional dan shifting consumer behavior.

Keunggulan kompetitif Indonesia terletak pada kemampuan mengintegrasikan seluruh rantai produksi, dari pengolahan kulit mentah hingga finishing produk. Pameran menampilkan material premium seperti kulit eksotik untuk aplikasi fashion dan furniture, serta komponen sepatu seperti sol dengan berbagai spesifikasi teknis.

"Melalui ILF dan IGT Expo 2025, kami berharap tercipta kolaborasi yang memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir, mendorong inovasi berkelanjutan, dan membuka akses pasar yang lebih luas," ungkap Daud D. Salim dengan optimisme tinggi. Integrasi vertikal ini memberikan fleksibilitas cost structure yang menjadi competitive advantage dalam menghadapi kompetitor regional.

 

Investment Opportunity dan Market Outlook

Target 15.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri menunjukkan antusiasme tinggi pasar terhadap industri ini. Kehadiran 70 UMKM dalam pameran juga membuktikan bahwa ekosistem industri tidak hanya didominasi big players, tetapi juga memberikan ruang bagi specialized manufacturers dengan niche market.

CEO Krista Exhibitions menegaskan komitmen jangka panjangnya, "Pameran ini adalah wujud komitmen kami untuk mengangkat industri dalam negeri agar semakin kompetitif di kancah internasional. Kami mengundang seluruh pelaku usaha, pembeli, desainer, dan stakeholder industri untuk menjadi bagian dari momentum penting ini."

Peresmian oleh Staf Ahli Menteri Perindustrian Adie Rochmanto Pandiangan dan Deputi Bidang Wisata Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu menunjukkan alignment kebijakan pemerintah dengan kepentingan industri.

Pameran berlangsung hingga 16 Agustus, 10.00-19.00 WIB, dengan registrasi online melalui https://register.kristaonline.com/visitor/indoleatherfootwear. Bagi pelaku bisnis yang serius, ini adalah kesempatan emas untuk melakukan market intelligence, competitor analysis, dan business development dalam satu lokasi. (Angie | Foto: Istimewa)