Inspiring Women 2013

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 01 April 2013
Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto

Perayaan Hari Kartini setiap 21 April jangan hanya berhenti pada seremonial dengan segala atribut pakaian daerah. Peringatan Hari Kartini seharusnya lebih kepada mendalami peran dan kehidupan dari Kartini itu sendiri. Begitu pandangan anggota DPRD DKI Jakarta, Sekretaris Fraksi Hanura Damai Sejahtera, Elizabeth Liestriana Siahaan, SE.

Menurut Elizabeth, perayaan hari Kartini memiliki makna mendalam yang sangat besar, karena Kartini telah berhasil membawa perubahan besar dalam waktu yang sangat lama. “Maknanya bukan hanya pada saat dia dilahirkan pada 21 April 1879, namun dari seluruh kehidupannya, terutama perjuangannya,” ucap Elizabeth.

Perjuangan serta pergumulan batin Kartini, selengkapnya dapat disimak dari buku hasil buah pikirannya berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Dari buku itu, Elizabeth memaknainya dengan sebutan SULUH, “Yaitu yang mampu menerangi kegelapan di zaman penjajahan, dan terus dibawa hingga zaman kemerdekaan, sesuai dengan bukunya itu,” katanya serius.

Berkat perjuangan Kartini, kedudukan wanita Indonesia kini telah sejajar dengan pria. Banyak wanita memilih berkarier setinggi mungkin, hingga sampai pada pucuk pimpinan, bahkan Presiden. Namun, menurut Elizabeth, di daerah-daerah tertentu, masih banyak ditemui perempuan yang hanya menjadi konco wingking, yaitu sibuk di dapur, mengurus anak dan suami tanpa melakukan aktivitas lainnya.

Untuk itu, Elizabeth berpendapat bahwa perjuangan Kartini ini masih perlu dilanjutkan dan digaungkan lagi untuk menyadarkan wanita-wanita Indonesia dan juga semua lapisan masyarakat. Elizabeth sendiri adalah seorang istri dan seorang ibu dari dua putra, yang memilih berkarier, meski usianya sudah tidak muda lagi. Sebelum berkiprah di panggung politik, ia bekerja di Pertamina sebagai Kepala Pembekalan BBM dan Non BBM untuk TNI/Polri seluruh Indonesia.