DSC Season 16, Ruang Kolaborasi Baru bagi Wirausaha Muda Indonesia

Oleh: Angie (Editor) - 13 June 2025

 

Diplomat Success Challenge (DSC) kembali digelar. Memasuki tahun ke-16, program inkubasi kewirausahaan ini hadir dengan semangat baru untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor di tengah situasi ekonomi yang sedang tidak bersahabat. Dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat ke 4,87 persen dan meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja, DSC 2025 membawa misi membangun ekosistem wirausaha yang tangguh dan relevan dengan kebutuhan zaman.

“Diplomat Success Challenge bukan hanya kompetisi bisnis. Ini adalah ekosistem, ruang tumbuh, dan ruang belajar bagi mereka yang ingin membangun usaha dengan nilai dan kontribusi,” ujar Ronald Walla, Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk, dalam sambutan pembukaan di Jakarta. Ia juga menekankan pentingnya konsistensi DSC dalam mendorong pelaku usaha untuk tumbuh bersama, bukan saling bersaing secara destruktif. “Kami percaya, tantangan ekonomi hari ini harus dijawab dengan cara baru. Kolaborasi, bukan kompetisi semata.”

DSC sejak awal dikenal dengan pendekatan seleksi yang tidak mengutamakan omzet atau valuasi. Surjanto Yasaputera, Founding Father dan Ketua Dewan Komisioner DSC, menjelaskan bahwa ada tiga prinsip utama yang digunakan dalam menilai peserta, yakni Paham, Piawai, dan Persona.

“Wirausaha itu butuh 3P. Paham masalah yang ingin diselesaikan, piawai menjalankan usaha secara konsisten, dan punya persona, karakter yang kuat. Kami tidak mencari pemenang berdasarkan omzet besar atau pertumbuhan yang heboh. Sudah 15 tahun kami pegang prinsip ini, dan 30 tahun lagi pun masih akan relevan. Tahun ini, kami beri perhatian khusus pada unsur kolaborasi. Karena usaha yang hanya berpusat pada individu akan cepat mentok. Kolaborasi jadi fondasi penting membangun daya tahan,” ungkap Surjanto.

 

DSC 2025 didukung oleh berbagai mitra strategis, termasuk APINDO, Food Startup Indonesia, serta lembaga pendidikan dan budaya. Ketua Umum APINDO yang juga Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri, Shinta Kamdani, menyebut kolaborasi ini sebagai upaya konkret membentuk Indonesia Incorporated. “DSC menjadi simpul penting dalam membangun sinergi antarpelaku usaha. Ketika dunia usaha, komunitas, dan masyarakat saling terkoneksi, akan lahir solusi ekonomi yang lebih solid,” ujarnya.

Ketua Umum APINDO sekaligus Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Widjaja Kamdani, hadir langsung dalam acara pembukaan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi terhadap para pelaku UMKM dan wirausahawan muda yang terus bertahan dan berinovasi di tengah ketidakpastian. “DSC adalah mitra penting dalam upaya mendorong lahirnya Indonesia Incorporated, di mana seluruh elemen, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, saling terhubung dan bergerak bersama untuk membangun daya saing nasional,” kata Shinta.

Shinta menambahkan bahwa APINDO melihat DSC sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat ekonomi domestik melalui penciptaan wirausaha baru yang memiliki daya saing global. Dalam pandangannya, penguatan wirausaha bukan semata urusan permodalan, tetapi juga soal akses terhadap jaringan, pengetahuan, dan pasar. Hal-hal inilah yang coba dijembatani oleh DSC melalui pendekatan berbasis komunitas dan inkubasi berkelanjutan.

 

 

Direktur Utama PT Wismilak Inti Makmur Tbk, Ronald Walla, menegaskan bahwa Diplomat Success Challenge (DSC) telah berkembang jauh melampaui bentuk awalnya sebagai kompetisi kewirausahaan. Sejak dimulai pada 2010 dengan hanya 600 proposal, DSC kini menerima puluhan ribu ide bisnis setiap tahunnya. Tahun lalu, jumlahnya mencapai 39.000.

“Yang membuat kami bangga bukan hanya jumlahnya, tapi karena DSC tetap relevan, bertransformasi, dan terus bergerak bersama para pengusaha muda di seluruh Indonesia,” ujar Ronald dalam peluncuran DSC 2025.

Menurutnya, DSC telah menjadi ruang kolaborasi yang mempertemukan inovator dari berbagai latar belakang untuk saling belajar, membangun jaringan, dan memperluas dampak usaha mereka. Ia juga menyebut DSC sebagai bagian dari gagasan Indonesia Incorporated—sebuah upaya membangun kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Dalam perjalanannya, Ronald menilai DSC berhasil menciptakan ekosistem yang tidak hanya fokus pada pendanaan, tapi juga mendorong para peserta untuk berpikir strategis, berjejaring, dan mengembangkan usaha yang tahan terhadap tantangan. “Banyak dari alumni kami yang kini sudah mengakses pasar nasional, menarik investor, bahkan menembus pasar ekspor,” katanya.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, peserta DSC terpilih akan menjalani fase inkubasi kewirausahaan. Dalam proses ini, mereka akan mendapatkan pendampingan dari para pelaku usaha yang telah membangun bisnis dari nol dan berhasil menciptakan dampak. Beberapa coaches yang terlibat tahun ini antara lain M. Jupaka (penggerak usaha berbasis komunitas), Nilam Sari (Co-founder Kebab Turki Baba Rafi), Andanu Prasetyo (Founder Kedai Kopi Tuku), dan Arief Budiman (CEO Agrindo).

Sementara itu, komunitas alumni DSC yang tergabung dalam Diplomat Entrepreneurs Network (DEN) juga terus menunjukkan kontribusinya di lapangan, mulai dari membuka lapangan kerja hingga membangun usaha berbasis nilai lokal.

Melalui DSC Season 16, Wismilak menegaskan kembali komitmennya untuk hadir bukan hanya sebagai sponsor acara, tetapi sebagai penggerak dalam menciptakan ekosistem wirausaha yang saling terhubung, adaptif, dan memiliki orientasi jangka panjang. Kolaborasi lintas sektor, penguatan karakter pelaku usaha, serta pendampingan berkelanjutan menjadi inti dari perjalanan DSC dalam merespons tantangan ekonomi hari ini. [AD | Foto: Istimewa]