Prof. Dr. dr. Dasaad Mulijono Hadirkan Inovasi Medis dan Gaya Hidup Sehat, Sebuah Terobosan Pengobatan Jantung

Oleh: Sahrudi Rais (Editor) - 08 June 2025

Prof. Dr. dr. Dasaad Mulijono Dokter Spesialis Jantung Intervensi & Founder Lifestyle Medicine

 

Menurutnya solusi pengobatan jantung yang setara dengan standar internasional tanpa harus ke luar negeri perlu dihadirkan. Dengan menggabungkan teknologi mutakhir dan penerapan diet nabati,ia membuktikan bahwa perawatan jantung terbaik dapat diperoleh di Tanah Air.

Menggabungkan intervensi medis dengan gaya hidup sehat, Prof. DR. dr. Dasaad Mulijono MBBS (Hons), SpJP(K), FIMSANZ, FCSANZ, FRACP, FRACGP, PhD, membuktikan bahwa pendekatan holistik tidak hanya mungkin dilakukan dalam pengobatan sumbatan jantung, tetapi juga sangat efektif. Keberhasilan ini menjadikannya pionir dalam mengintegrasikan ilmu kedokteran dengan perubahan gaya hidup berkelanjutan. Melalui kombinasi penggunaan drug-coated balloon (DCB) dan pola makan berbasis whole food plant-based, Prof. Dasaad mengubah cara pandang dunia medis dalam menangani penyakit jantung. Pendekatannya tidak semata bertumpu pada teknologi medis canggih, tetapi juga mendorong pasien untuk menjalani gaya hidup yang mendukung pemulihan dan pencegahan jangka panjang.

Langkah terobosan ini berakar dari pengalaman pribadi. Salah satu momen paling membekas dalam hidupnya adalah saat nenek tercinta meninggal karena serangan jantung yang tidak terdeteksi, meski hasil EKG dinyatakan normal. Bertahun kemudian, setelah mendalami ilmu kedokteran, ia menyadari bahwa EKG tersebut sebenarnya menunjukkan serangan jantung besar. Tragedi ini menjadi pemicu yang menuntunnya mendalami kardiologi dan mengubah cara pandangnya terhadap diagnosis penyakit jantung.

Pengalaman serupa terjadi saat ayahnya menderita penyakit jantung. Ia menyaksikan langsung buruknya manajemen waktu dan pelayanan, ketika sang ayah harus menunggu berjam-jam hanya untuk konsultasi. Kejadian itu menegaskan pentingnya etika pelayanan dan efisiensi sistem medis, bukan hanya dari sisi keilmuan, tetapi juga dari sisi kemanusiaan.

Prof. Dasaad menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Indonesia dan lulus dengan predikat summa cum laude, meraih nilai tertinggi secara nasional. Namun, pengalaman akademisnya di Indonesia menyisakan kekecewaan karena kurangnya ruang untuk berpikir kritis. Banyak dosen tidak mampu menjawab pertanyaannya dan justru merespons dengan emosi. Hal ini mendorongnya melanjutkan studi ke Australia demi memperoleh pendidikan yang lebih adil dan berkualitas.

Selama menempuh pendidikan di Australia, Prof. Dasaad berhasil meraih gelar PhD di bidang Pendidikan dan menyelesaikan program post-doktoral di bidang vascular biology. Ia menjadi dokter pertama lulusan Indonesia yang menyelesaikan spesialisasi Penyakit Dalam dan subspesialisasi Jantung Intervensi. Setelah merampungkan pendidikan S2 dan S3, Prof. Dasaad kembali ke Indonesia dengan tekad memperbaiki pelayanan kesehatan jantung, sebagai wujud janji kepada almarhum ayahnya. “Saya ingin mewujudkan impian Bapak. Jadi dokter jantung yang tidak bikin pasien menunggu,” ujarnya.

Sebagai Direktur Kardiologi di RS Bethsaida, Prof. Dasaad tidak hanya menjalankan peran medis, tetapi juga berupaya menciptakan sistem pelayanan yang efisien dan manusiawi. Ia memastikan pasien tidak menunggu lebih dari satu jam untuk mendapatkan penanganan. “Kita harus belajar dari sistem seperti di Singapura. Datang ke dokter tak harus nunggu berjam-jam. Kalau tidak, pasien lari ke luar negeri,” tegasnya. Filosofi pelayanan ini memberikan dampak signifikan dalam pengelolaan layanan jantung di rumah sakit tersebut.

 

Salah satu inovasi besar yang diperkenalkannya adalah teknologi drug-coated balloon (DCB), metode intervensi jantung tanpa meninggalkan logam di tubuh pasien. DCB menggunakan balon berlapis obat yang dikembangkan di dalam pembuluh darah; setelah obat menempel di dinding pembuluh, balon kemudian dicabut, dikenal dengan prinsip “leave nothing behind.” Berbeda dengan pemasangan stent yang mengharuskan pasien mengonsumsi dua jenis pengencer darah seumur hidup, DCB hanya membutuhkan satu jenis obat, bahkan bisa dihentikan. Teknologi ini menurunkan risiko restenosis dan trombosis serta menjaga fleksibilitas pembuluh darah, sangat ideal bagi pasien muda yang aktif.

Tak berhenti di teknologi, Prof. Dasaad memadukan pendekatan medis dengan gaya hidup sehat melalui pola makan whole food plant-based. “Kami satu-satunya di dunia yang mengombinasikan DCB dengan pola makan nabati utuh,” katanya dengan bangga. Metode ini menunjukkan hasil klinis yang sangat baik: menurunkan risiko penyumbatan ulang dan memperpanjang kualitas hidup pasien. Diet ini menekankan konsumsi sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan, kaya serat, antioksidan, dan fitonutrien, serta rendah lemak jenuh dan kolesterol. Menurutnya, perubahan pola makan ini berperan besar dalam mengurangi ketergantungan pada obat-obatan. “Hasilnya bagus, banyak sumbatan jantung yang mengalami regresi,” jelasnya.

Prof. Dasaad memahami bahwa perjuangannya tidak hanya pada keahlian klinis, tetapi juga pada reformasi sistemik dalam pelayanan kesehatan. Ia bercita-cita menciptakan sistem yang manusiawi, terjangkau, dan setara dengan standar internasional. “Cita-cita saya sederhana, yakni membuat pasien merasa dihargai dan ditangani dengan layak. Tidak perlu berobat ke luar negeri, cukup di Indonesia saja,” tutupnya, menggambarkan visi besar yang terus mendorongnya berinovasi demi masa depan pelayanan jantung yang lebih baik di Tanah Air. [Naskah: Angie Diyya | Foto: Abdul Razzak Jauhar]



Baca Selengkapnya di Men's Obsession Edisi 266 Spesial Rektor Inspiratif 2025