Pasar Waralaba dan Kuliner Makin Menggeliat, IFRA x ICE 2025 Resmi Dibuka di BSD
Salah satu hal yang menjadi tujuan banyak pelaku bisnis dari berbagai skala adalah menemukan model usaha yang bisa berkembang pesat tanpa perlu membangun semuanya dari awal. Itulah alasan mengapa ribuan pengusaha berkumpul hari ini di ICE BSD, Tangerang, untuk mengikuti pembukaan IFRA Business Expo x ICE 2025.
Acara di ICE BSD ini mempertemukan ratusan merek dari berbagai sektor dengan ribuan calon mitra yang datang membawa harapan. Gelaran yang telah memasuki tahun ke-23 ini dibuka langsung oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso. Acara ini menghadirkan 240 perusahaan dan lebih dari 350 brand dari berbagai sektor, dengan fokus utama pada bisnis waralaba, lisensi, dan konsep usaha terkini. Industri kuliner tetap menjadi daya tarik utama yang tidak pernah surut.
IFRA x ICE 2025 tidak hanya sebatas pameran booth dan brosur. Tahun ini, event ini dirancang menjadi ruang pertemuan antara berbagai ide dan kepentingan. Di satu sisi, pelaku UMKM mencari pola usaha yang dapat diduplikasi. Di sisi lain, investor dan franchisor ingin memperluas jangkauan pasar mereka tanpa kehilangan ciri khas bisnis yang dimiliki.
“Indonesia kaya akan ragam masakan, dari Aceh hingga Makassar. Ini adalah potensi yang luar biasa. Negara tetangga seperti Singapura sudah mengembangkan Hawker Center, kenapa kita tidak mulai dari sini?” ujar Anang Sukandar, Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI).
Dalam sambutannya, Menteri Perdagangan menegaskan pentingnya sektor waralaba sebagai motor penggerak ekspor. Meskipun saat ini baru 3,35 persen dari angkatan kerja yang berwirausaha, potensi untuk berkembang sangat besar, terutama dengan dukungan model bisnis yang siap untuk ekspansi dan telah teruji di pasar lokal.
Menurut Daswar Marpaung, Presiden Direktur Dyandra Promosindo, ajang ini bukan hanya tentang memperkenalkan konsep bisnis. “Kami ingin menjadikan IFRA sebagai katalis untuk mendorong pelaku bisnis lokal agar lebih percaya diri dalam memasuki pasar internasional,” tuturnya.
Selama tiga hari ke depan, pengunjung bisa mengikuti berbagai program seperti Business Talkshow, Culinary Workshop, Youngpreneur Talks, hingga sesi Business Matching yang mempertemukan pelaku bisnis dengan calon mitra strategis. Hari pertama diawali dengan presentasi dari berbagai pelaku usaha, termasuk demo memasak dari Politeknik Sahid dan diskusi seputar UMKM digital bersama Oxygen.
Tahun ini, pameran juga berlangsung secara hybrid hingga akhir Agustus melalui platform digital IFRA. Langkah ini membuka peluang bagi pelaku usaha di luar kota dan bahkan luar negeri untuk tetap terhubung dengan event ini.