Komarudin (Rektor Universitas Negeri Jakarta), Menyongsong PTN BH, Inovasi Tiada Henti

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 June 2024

Naskah: Sahrudi Foto: Sutanto

Dua periode menjadi Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Komarudin, M.Si., telah melahirkan selaksa prestasi dan beragam inovasi untuk meningkatkan performa kampus. Bagi Rektor kelahiran Indramayu, Jawa Barat, penguatan performa kampus ini salah satunya mencakup faktor sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas sebagai faktor kunci bagi UNJ yang tak lama lagi akan bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

Dedikasi Prof. Komarudin di dunia pendidikan tinggi tak perlu diragukan lagi. Selama kepemimpinannya ia berhasil membawa UNJ menuju PTN BH. “Ya, tahun ini UNJ akan bertransformasi dari PTN Badan Layanan Umum (PTNBLU) menjadi PTN BH. Walaupun terlambat dibandingkan Perguruan Tinggi yang lain tapi kami tetap berharap bahwa UNJ bisa maju bersama sama dengan PTN BH lainnya. Nah setelah UNJ berubah menjadi PTN BH maka inovasi ini menjadi penting. Ya bukan berarti ketika BLU faktor inovasi tidak penting. Bagi sebuah PTN inovasi itu menjadi sebuah keniscayaan,” ujar pria kelahiran 1 Maret 1964 ini.

Dengan bertransformasi menjadi PTN BH, ia mengakui akan memberikan banyak nilai positif pada penguatan inovasi yang tentunya membutuhkan biaya yang besar. “Jujur saja kalau mengharapkan dari pemerintah kan sekarang ini terbatas anggarannya,” akunya.

Figur yang pernah menduduki posisi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Wakil Rektor II UNJ dan sejumlah posisi lainnya, mengakui dalam rangka transformasi menjadi PTN BH pihaknya melakukan sejumlah upaya. “Pertama memetakan dan menciptakan keunggulan-keunggulan pada program studi. Kita ingin keunggulan ini menjadi sesuatu yang membawa keharuman dan kekuatan bagi universitas, sehingga secara langsung berdampak bagi keunggulan mahasiswa atau lulusan. Itu yang kita harapkan,” tukasnya. 

Upaya kedua, sambung Prof. Komarudin, UNJ menyiapkan SDM yang unggul. Oleh karena itu rekrutmen SDM khususnya untuk tenaga pendidik atau dosen akan menjadi perhatian besar. Agar ketika bekerja di UNJ mereka mampu menjadi SDM yang produktif dan mengembangkan kreativitasnya serta mengasah kompetensinya hingga karirnya terus meningkat. “ Itulah kunci inovasi baik untuk bidang riset, bidang pembelajaran dan lainnya. Karena dengan SDM yang inovatif dan produktif, tentu ini akan menghasilkan riset-riset yang inovatif. Nah itu harapan kami ke depannya begitu,” imbuhnya.

Upaya berikutnya, Prof. Komarudin menciptakan ruang kebebasan dan kreativitas bagi mahasiswa maupun dosen. Mereka diberikan kebebasan untuk menggagas, menciptakan suatu yang baru yang sifatnya inovatif. “Tentu ini juga harus dengan dukungan program dan pendanaan yang memadai,” papar pendidik yang pada tahun 1996 meraih anugerah ‘Dosen Teladan Nasional’ atau Aditya Tridharma Nugraha dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Prof. Komarudin juga memastikan bahwa UNJ sebagai kampus yang memiliki core business pendidikan wajib menciptakan proses pendidikan atau proses pembelajaran yang inovatif. “Apa inovasinya, yaitu kita menggunakan metode-metode perkuliahan, pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk bisa mengembangkan potensinya seoptimal mungkin, mengembangkan kreativitasnya, mengembangkan kepemimpinan dan soft skill lainnya, mengembangkan kewirausahaannya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu di dalam kurikulum dan proses pembelajaran harus ada ruang untuk itu. Maka metode problem based learning, project team, kemudian berbagai metode perkuliahan yang berpusat pada keaktifan mahasiswa (student and active leaening) yang mengarah pada pengembangan berpikir kritis dan kreatif itu menjadi penting,” ucap pria yang gemar memasak ini.

Selain itu, dalam pembelajaran program-program pendidikan civitas akademi UNJ harus bisa menguasai teknologi informasi agar bisa mengikuti perubahan zaman dan bisa mengisi ruang-ruang perubahan yang terjadi. “Oleh karena itu maka kita semua berusaha, baik itu pimpinan level atas, saya sebagai rektor, wakil rektor, di fakultas ada dekan, wakil dekan, korprodi, dosen, itu harus mengarah ke sana. Sehingga kemudian mahasiswa kita ini tidak ketinggalan zaman, tidak menjadi pengangguran, memiliki kompetensi, dan berdaya saing tinggi sehingga semua diserap oleh dunia kerja. Kalau bisa mereka menjadi inovator, bisa menciptakan lapangan kerja, dan dia unggul di bidang pekerjaan dan sebagainya,” tegas Rektor.

Meningkatkan Kolaborasi Internasional

Dalam meningkatkan inovasi, Rektor juga menegaskan bahwa UNJ sudah melakukan kolaborasi dengan dunia internasional. “Ya kita sudah melakukan itu walaupun jangkauannya mungkin masih terbatas yah. Kita sudah ada kerjasama dengan Jerman, beberapa kampus sudah kita jalin kerjasamanya, lalu juga dengan China, dengan Korea, dengan Jepang, Australia, Amerika, kita sudah ada kerjasama. Tapi memang kerjasama yang lama itu lebih banyak kepada yang core nya pendidikan, UNJ ini kan core intinya pendidikan, lebih banyak ke sana,” ungkapnya.

Tapi ke depan, UNJ sebagai perguruan tinggi yang juga mendapatkan perluasan mandat dalam mengembangkan pendidikan non kependidikan seperti pendidikan vokasi dan prodi-prodi yang terkait dengan teknologi serta prodi non kependidikan lain, maka UNJ kelak akan melakukan kerjasama yang lebih luas sebagai bentuk tanggungjawab membentuk mahasiswa dan mahasiswi generasi bangsa yang tangguh, unggul, mampu beradaptasi, dan berdaya saing tinggi.

Itulah alasannya Prof. Komarudin menegaskan bahwa UNJ selama ini lebih mementingkan mutu perkuliahan dan proses pembelajaran. Karena itu menjadi kunci untuk bisa menjadi daya tarik. “Kalau proses pendidikannya itu bermutu, kurikulumnya adaptif, berkualitas kemudian ada nilai tambah dan sebagainya, maka itu menjadi daya tarik bagi masyarakat. Karena lulusannya akan bisa kompetitif dengan perguruan tinggi lain. Nah ketika lulusannya kompetitif dengan perguruan tinggi lain, sudah otomatis menjadi duta kita untuk bicara di masyarakat agar kuliah di UNJ saja. Lulusan UNJ juga Alhamdulillah sepanjang dari yang saya dengar dari mereka yang menggunakan lulusan UNJ pada umumnya mereka merasa puas,” pungkasnya.