Ketua MPR Bicara Soal Isu Bali 'Dijajah' Turis

Oleh: Syulianita (Editor) - 08 June 2024

Maraknya isu Bali 'dijajah' turis asing yang diungkap warga lokal karena mulai banyaknya Warga Negara Asing atau WNA yang memulai bisnis dan bekerja dengan visa turis menjadi perhatian serius Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/6), ia mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian luar negeri untuk memperketat pemberian izin tinggal untuk wisata, dan meminta pihak Imigrasi untuk melakukan penelusuran dan membuktikan isu tersebut, jika terbukti agar pihak Imigrasi dapat memanggil oknum yang terlibat untuk dimintai keterangan. Jika perbuatan tersebut bertentangan dengan hukum positif maka terhadap oknum tersebut dapat dikenakan tindakan hukum yang terukur.


Ketua MPR RI, Bambang Soesatya (Foto: dok. OMG)

"Saya juga meminta Kemenparekraf dan pemprov Bali untuk menindaklanjuti setiap aduan yang masuk dari warga Bali, utamanya menyoroti beberapa indikasi oknum turis asing yang melakukan usaha secara illegal yang akan menyebabkan kebocoran pendapatan di pemerintah daerah, untuk dilakukan pembenahan, dan memperketat izin usaha bagi turis asing yang akan berbisnis dengan memenuhi persyaratan tertentu," ucapnya.

Dia juga meminta pemerintah daerah untuk mengevaluasi kebijakan/peraturan yang berlaku, khususnya yang terkait dengan izin tinggal WNA. Disamping, meningkatkan dan memperketat pengawasan terhadap izin-izin usaha atau bisnis di Bali. Dengan begitu dapat diketahui dan dipastikan, semua usaha yang didirikan dan dijalankan utamanya oleh turis asing benar-benar sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Mengingat, permasalahan utama yang menyebabkan turis asing bisa membuka usaha di Pulau Dewata adalah izin dan masih kurangnya pengawasan dari pemerintah.

"Juga meminta komitmen pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat selalu bersinergi untuk menjaga ajeg Bali, termasuk usaha warga lokal, kearifan dan budayanya. Jangan sampai warga lokal menjadi orang asing di tanah kelahirannya sendiri," tegasnya. (Rud)