Inovasi Pangan Sehat: Dailymeal Hadirkan Nasi Jagung dan Nasi Singkong untuk Cegah Diabetes

Oleh: Angie (Editor) - 01 June 2024

Meningkatnya prevalensi penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan kolesterol tinggi di Indonesia memerlukan solusi inovatif dalam pola makan. Gangguan kesehatan ini terkait erat dengan konsumsi makanan pokok yang tinggi gula dan rendah serat, seperti nasi putih. Dalam upaya mengatasi tantangan kesehatan modern ini, diversifikasi bahan pangan menjadi kunci penting, untuk memperkenalkan alternatif makanan pokok yang lebih sehat dan bervariasi, seperti jagung maupun singkong tinggi serat.

PT Hoki Distribusi Niaga, melalui brand Dailymeal, meluncurkan Hoki Inovasi Program sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk mengembangkan produk diversifikasi pangan di Indonesia. Program ini melibatkan kerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman. Dailymeal berkomitmen untuk terus mengembangkan berbagai alternatif makanan pokok dari umbi-umbian yang tinggi serat serta bebas gula, dengan cita rasa yang pulen, ringan, dan enak.

Menurut Amar Ramdani, Vice President Marketing PT Hoki Distribusi Niaga, Dailymeal telah menjadi pelopor tren baru pola hidup sehat di Indonesia. "Solusi produk yang kami tawarkan cocok untuk semua kalangan yang peduli dengan kesehatan. Kami berharap dapat terus mengembangkan produk pangan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dan berpotensi dipasarkan secara internasional. Hoki Inovasi Program adalah langkah awal kami untuk menghadirkan produk pangan inovatif yang dapat dinikmati di dalam dan luar negeri."

 

Dua produk unggulan Dailymeal, yaitu Nasi Jagung dan Nasi Singkong, menawarkan banyak manfaat dibandingkan sumber karbohidrat konvensional, seperti enam kali lebih tinggi serat dan bebas gula. Nasi ini pulen, ringan, enak, dan praktis karena tidak perlu dicuci sebelum dimasak. Produk-produk ini sangat cocok dengan tren konsumsi umbi-umbian yang direkomendasikan para profesional kesehatan sebagai bagian dari pola hidup sehat.

Dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi, menyatakan, "Mengubah kebiasaan dan mengganti pola diet makanan sehat memang butuh usaha ekstra, karena pilihannya tidak banyak dan biasanya harus beradaptasi dengan rasa yang kurang enak. Dengan tidak bergantung pada nasi putih dan menerapkan gaya hidup sehat, menjadi salah satu kunci pencegahan dari penyakit metabolik seperti diabetes dan obesitas."

Dr. Muliarah menjelaskan bahwa karbohidrat terbagi menjadi karbohidrat sederhana dan kompleks, dengan indeks glikemik yang berbeda. Pasien diabetes seringkali mengalami ketidakpekaan terhadap insulin. Makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti nasi jagung dan nasi singkong, memberikan peningkatan gula darah yang lebih lambat, memungkinkan tubuh untuk memproses secara seimbang dengan enzim dan hormon yang berfungsi optimal. Indeks glikemik nasi putih yang lebih dari 70 menyebabkan kenaikan kadar gula darah yang cepat, sedangkan nasi merah dan nasi singkong memiliki indeks glikemik 45-50 yang lebih stabil, dengan nasi jagung di bawah 40.

Nasi singkong dan nasi jagung, dengan kandungan serat tinggi mencapai 5 gram, kaya antioksidan seperti lutein, menjadi alternatif yang baik bagi penderita diabetes. Kedua nasi ini juga kaya vitamin B kompleks dan memiliki kandungan fosfor rendah, menjadikannya pilihan yang lebih baik dibandingkan nasi putih atau nasi merah. Kedua nasi ini memiliki kandungan serat 5-7 kali lebih tinggi dibandingkan nasi putih atau nasi merah, sangat membantu dalam pemenuhan kecukupan serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Serat larut yang ditemukan dalam makanan tersebut juga berperan penting dalam kesehatan pencernaan, mengingat 70% sistem imunitas berada di sistem pencernaan. Prinsip gizi lengkap dan seimbang harus diterapkan untuk menjaga kesehatan yang optimal.

 

Penelitian komprehensif tentang diversifikasi makanan pokok ini diharapkan dapat membuka kerja sama lanjutan PT Hoki Distribusi Niaga dengan berbagai universitas lainnya di Indonesia maupun luar negeri. Prof. Elly Tugiyanti, M.P, IPU., ASEAN Eng, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman, menambahkan, "Teknologi pangan memegang kunci dalam mencari alternatif makanan pokok. Tentunya, kolaborasi ini sangat bermanfaat bagi kemajuan teknologi pangan di Indonesia, Dengan adanya nasi analog ini, kita memiliki alternatif sumber pangan untuk menggantikan beras. Menggantikan sebagian beras impor dengan sumber-sumber pangan lokal seperti jagung, singkong, dan umbi-umbian lainnya akan menjadi langkah yang lebih baik.´´

Menurutnya, inovasi ini bukan sekadar memanfaatkan potensi di Indonesia, tetapi juga terkait dengan keamanan dan kestabilan pangan. "Penting untuk memanfaatkan teknologi tepat guna yang dimiliki oleh berbagai universitas dalam pengembangan produk nasi yang lebih sehat. Kolaborasi dengan perguruan tinggi merupakan kunci utama dalam mewujudkan inovasi di bidang pangan yang berkelanjutan," tambah Prof. Elly.

Hoki Inovasi Program memberikan kesempatan bagi para peneliti dan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengembangan produk pangan sehat yang berkelanjutan di masa depan. Diharapkan teknologi pangan yang berkembang memberikan harapan untuk mengurangi angka diabetes dalam 20-30 tahun ke depan, dengan menyediakan alternatif karbohidrat yang lebih sehat dan kompleks. Program Hoki Inovasi dari PT Hoki Distribusi Niaga merupakan langkah awal yang penting dalam menghadirkan solusi pangan yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah diabetes yang masih tinggi di Indonesia.