Satu Dekade Jaminan Kesehatan Nasional Membangun Masa Depan Kesehatan Bersama

Oleh: Angie (Editor) - 12 March 2024

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D (Direktur Utama BPJS Kesehatan)

 

Sebuah perjalanan luar biasa telah diukir oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam satu dekade terakhir. Momen ini bukan hanya semata merayakan pencapaian angka atau statistik, tetapi tentang perjalanan yang membentuk wajah kesehatan masyarakat Indonesia.

Salah satu pencapaian gemilang yang diungkapkan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., AAK, sebagai Direktur Utama BPJS Kesehatan, adalah peningkatan signifikan dalam akses pelayanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). “Kami berkomitmen memberikan akses kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat Indonesia,” ujar Prof. Ghufron.

Dengan cakupan kepesertaan mencapai lebih dari 95% dari total penduduk Indonesia, BPJS Kesehatan berhasil memberikan perlindungan kesehatan kepada lebih dari 267 juta orang. Dalam upaya memperluas akses, BPJS Kesehatan telah menjalin kerja sama dengan 23.639 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas, Klinik, Dokter Praktik Perorangan, RS D Pratama dan Praktik Dokter Gigi, serta 3.120 rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia, membentuk kerangka kerja solid untuk memberikan layanan kesehatan yang merata di seluruh negeri.

Prof. Ghufron pun menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pihak rumah sakit dan pelayan kesehatan lainnya. Ia mengatakan, “Kerja sama yang baik dengan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)/rumah sakit memastikan pelayanan kesehatan kian optimal."

Pencapaian ini tidak lepas dari upaya besar dalam mendekati masyarakat melalui Program Petakan, Sisir, Advokasi, dan Registrasi (PESIAR). Dalam program ini, BPJS Kesehatan bekerja keras mendaftarkan masyarakat yang belum terjangkau jaminan kesehatan, memastikan bahwa setiap warga negara dapat merasakan manfaatnya. Selain itu juga dilakukan sinergi penegakan kepatuhan peserta dengan layanan publik sesuai Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Pencapaian luar biasa juga terlihat dalam jumlah pemanfaatan layanan, yang mencapai 606,7 juta atau 1,6 juta pemanfaatan per hari pada tahun 2023. Ini tidak hanya mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan, tetapi juga kesadaran akan pentingnya jaminan kesehatan. Namun, Prof. Ghufron juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam upaya ini. “Pemahaman masyarakat tentang pentingnya jaminan kesehatan masih menjadi PR besar bagi kami,” ungkapnya. Prof. Ghufron mengakui peran penting dari berbagai pihak yang bersedia bersama-sama membangun sistem jaminan kesehatan yang kuat.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkolaborasi dengan BPJS Kesehatan dalam perjalanan ini, termasuk para donatur dan filantropi yang turut serta mendaftarkan dan menanggung iuran masyarakat yang tidak mampu dalam Program Inovasi Pendanaan Masyarakat Peduli JKN (PIPMPJ),“ pungkasnya. “Kendali biaya, manajemen risiko, dan peningkatan kolektibilitas pembayaran menjadi kunci keberlanjutan keuangan BPJS Kesehatan,” tambah Prof. Ghufron.

Pentingnya pendekatan inovatif juga menjadi sorotan utama. BPJS Kesehatan mengadopsi berbagai inovasi, seperti antrean online, simplifikasi layanan bagi pasien hemofilia dan thalassemia, serta penerapan telemedisin. Menurutnya, inovasi bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga dalam hal memberikan solusi nyata bagi berbagai masalah yang dihadapi peserta.

Guna menghadapi tantangan kesehatan yang terus berkembang, BPJS Kesehatan tetap berkomitmen untuk menjadi garda terdepan. Prof. Ghufron menjelaskan, “Tantangan seperti pola hidup tidak sehat, penanggulangan penyakit berbiaya tinggi, dan peningkatan kesadaran kesehatan tetap menjadi fokus utama.” Respons positif dari peserta terhadap inovasi baru menjadi pendorong utama dalam penyempurnaan layanan.

Ia juga memberikan gambaran mengenai rencana ke depan BPJS Kesehatan untuk meningkatkan layanan. “Dalam rangka meningkatkan mutu layanan kepada peserta JKN serta mencegah terjadinya fraud, BPJS Kesehatan akan menerapkan face matching dan Optical Character Recognition pada pelayanan PANDAWA,” pungkasnya.

BPJS Kesehatan akan meningkatkan sentralisasi layanan Informasi, dan pengaduan yang berasal dari Aplikasi Mobile JKN, Website, Chatbot, dan FKTP. Akan dikembangkan Sistem Informasi Pelayanan dan Pengaduan yang dapat menjawab pertanyaan peserta menggunakan kecerdasan buatan. BPJS Kesehatan juga menghadirkan berbagai inovasi kecerdasan buatan dan teknologi revolusi industri 4.0 hingga 5.0. Contoh konkretnya antara lain pengembangan fitur finger print dan face recognition, automatic fraud detection, automatic claim processing, dan berbagai teknologi lainnya.

Merangkum semua, Prof. Ghufron menggarisbawahi bahwa satu dekade JKN-KIS adalah titik balik dalam sejarah layanan kesehatan Indonesia. Meskipun berhasil mencapai prestasi gemilang, Prof. Ghufron mengakui bahwa perjalanan BPJS Kesehatan tidak lepas dari tantangan pemahaman, persepsi, kemampuan dan kemauan membayar masyarakat, serta kepatuhan peserta masih menjadi fokus perbaikan. Ia menyatakan bahwa BPJS Kesehatan tidak berhenti pada pencapaian saat ini. Dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan, BPJS Kesehatan siap memasuki babak baru yang lebih menantang. Melalui komitmen tanpa henti, BPJS Kesehatan berupaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas, menjadi landasan kemajuan dan kesejahteraan bersama. 

Baca kisah selengkapnya di e-Magz Men's Obsession 247 

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Mens Obsession (@mensobsession)