Kenapa Kita Tidak Boleh Netral di Konflik Israel – Palestina

Oleh: Giatri (Editor) - 09 November 2023

Beberapa waktu lalu, co-founder Rose All Day dan ESQA dirujak oleh netizen. Hal itu lantaran kedua co-founder itu menyukai unggahan Gal Gadot di akun instragram pribadinya @gal-gadot terkait dukungannya untuk Israel.

Kecerobohan tersebut berakibat fatal pada jenama yang mereka bidani dan kelola. Padahal Rose All Day dan ESQA merupakan jenama kosmetik lokal yang populer belakangan ini.

Setelah kasus ini viral, kedua jenama tersebut diboikot oleh para penggunanya. Hingga akhirnya, kedua jenama tersebut angkat bicara dengan permintaan maaf yang diunggah di akun resmi merek @roseallday.co dan @esqacosmetics.

Setelah kedua jenama tersebut, baru-baru ini, Founder Scarlet Whitening Felicya Angelista menuai kecaman netizen terkait konflik Israel dan Palestina.

Ibu dua anak tersebut mengungkapkan keprihatinannya terkait konflik antara Israel dan Palestina yang kini memanas. “Saya Felicya Angelista, di sini saya ingin mengungkapkan isi hati saya mengenai peperangan yang terjadi antara Israel dan Palestina,” ungkap Felicya Angelista di instagram pribadinya @felicyangelista_.

Netizen meradang karena adanya diksi “peperangan” yang disebut oleh Feli yang dirasa kurang tepat. Selain itu, dalam video tersebut istri dari Immanuel Caesar Hitto tersebut juga menampilkan video Israel yang tengah diserang oleh Hamas.

Feli juga menulis bahwa dalam video tersebut jenderal Israel tidak bisa melindungi anak-anak Israel dari gempuran Hamas. “Sebagai seorang ibu, melihat anak-anak yang menjadi korban, teruma di Gaza, Palestina, melihat anak-anak kecil tidak punya harapan, tidak punya masa depan,” sambungnya.

Dampaknya, seruan untuk boikot produk Scarlet kini sedang menjadi trending topik di Twitter. Feli sendiri sudah membuat video klarifikasi di instagramnya. Namun, netizen yang kadung meradang tetap menyerukan seruan untuk memboikot produk Scarlet.

Wajar bila banyak netizen Indonesia yang bereaksi keras pasalnya konflik Israel dan Palestina adalah isu yang sangat sensitif. Pemerintah Indonesia sendiri tegas mendukung kemerdekaan Palestina.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menuturkan, pemerintah Indonesia mendukung perjuangan bangsa Palestina untuk mencapai kemerdekaan. Hal ini ia sampaikan dalam Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina yang digelar di Lapangan Monas, Jakarta (5/11).

“Atas nama Pemerintah Indonesia, kami ingin menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina,” tegasnya.

Sebagai masyarakat Indonesia, kita pun tidak boleh netral dan harus Pro Palestina!

Sedikit membahas sejarah kemerdekaan Indonesia. Di balik pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai negara merdeka di mata internasional, ada tokoh Palestina yang turut terlibat. Ia adalah Mufti Besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al Husaini.

September 1944, setahun lebih sebelum Indonesia merdeka. Muhammad Amin Al Husaini tengah bersembunyi di Jerman karena Perang Dunia Kedua. Ia diburu imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai Al-Quds, Palestina. Ketika itu tersiar kabar Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Di tengah kesulitan menyembunyikan diri, Amin Al Husaini mempertaruhkan keselamatannya demi menyiarkan berita ini di tanah Arab.

Kisah itu tercatat dalam buku Mata Air Keteladanan karya Yudi Latif. Melalui radio Berlin berbahasa Arab, Amin Al Husaini menyatakan Indonesia telah merdeka dan mengucapkan selamat. Itulah mengapa, Palestina secara de facto disebut sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI.

Pengakuan itu diberikan bahkan ketika negara ini masih memperjuangkannya. Amin Al Husaini ketika itu aktif melobi banyak pemimpin negara Arab untuk mengakui dan membela kemerdekaan Indonesia.

Berkat jasanya, Indonesia diakui pertama kali secara de jure oleh Mesir dan diikuti oleh Suriah, Lebanon, serta beberapa negara Timur Tengah lainnya. Karena itu, sosok Amin Al-Husaini tak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia.

Hal yang tak kalah penting lainnya kenapa kita harus berada di sisi Palestina adalah penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina dianggap sebagai bencana kemanusiaan yang harus menjadi perhatian dunia.

Sebab bencana yang menimpa warga Palestina bukan hanya masalah bagi umat Islam saja. Sebab, yang sebenarnya terjadi di Palestina adalah masalah kemanusiaan.

Serangan Israel ke Gaza menewaskan ribuan warga sipil; bahkan perempuan, lansia, dan balita. Ambulans, sekolah, rumah sakit, tempat pengungsian turut dibombardir oleh militer Israel.

Berdasarkan data dari Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), hingga 7 November 2023, lebih dari 10 ribu warga meninggal dunia akibat konflik ini.

“Tak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina. Cukup kau menjadi manusia!” adalah salah satu ucapan Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan.

Selain itu, Ir. Soekarno juga pernah mengatakan, selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itu pula bangsa Indonesia berdiri menentang penjajah Israel.

Sesuai dengan pembukaan UUD 1945, alenia pertama bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Oleh karena itu, kita, warga Indonesia harus bersama-sama menyerukan Free Palestine!

Foto: Faisal