Bahaya Gangguan Disfungsi Ereksi dan Hindari Rasa Malu Mengobatinya

Oleh: Angie (Editor) - 23 July 2023

Gangguan reproduksi sering menjadi permasalahan yang dirasakan oleh banyak pria, terutama di usia yang sudah semakin tua. Meskipun bervariasi, salah satu gangguan reproduksi yang risikonya bertambah tinggi seiringnya bertambah umur adalah impotensi atau disfungsi ereksi (DE).

“Ini merupakan kondisi pada alat kelamin pria mengalami gangguan, sehingga tidak dapat melakukan ereksi atau tidak dapat mempertahankan ereksi untuk mendapatkan hubungan intim yang memuaskan. Derajat DE beragam mulai dari gangguan minimal terhadap ereksi hingga tidak bisa ereksi sama sekali. Pada kasus ini, kebanyakan pria merasa malu untuk memeriksakan diri dan menimbulkan banyak masalah mulai dari kehidupan seksual hingga kesehatan mental,” ujar dr. Dyandra Parikesit, BMedSc., Sp.U, FICS dari Eka Hospital BSD.

Faktanya disfungsi ereksi adalah sebuah penyakit yang bisa dikeluhkan semua pria, karena risiko penyakit ini akan semakin tinggi seiring kita bertambah tua. Oleh karena itu, sudah sebaiknya kita untuk terus waspada dan siap tanggap untuk segera memeriksakan diri ketika mulai merasakan gejalanya.

Ada beberapa faktor yang harus diketahui yang dapat meningkatkan risiko untuk mengalami disfungsi ereksi, serta apa saja dampak dari disfungsi ereksi pada kesehatan fisik serta mental kita.

“Meskipun disfungsi ereksi akan menjadi semakin umum saat kita bertambah tua, ada beberapa hal yang diketahui dapat meningkatkan risiko untuk terkena penyakit ini. Gangguan disfungsi ereksi diketahui dapat disebabkan karena beberapa faktor, yaitu stres dan kelelahan, gangguan hormon, gangguan pada pembuluh darah, obesitas, kurang berolahraga, merokok, konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan tertentu, serta riwayat penyakit tertentu,” lanjut dokter spesialis urologi ini menerangkan.

Biasanya, disfungsi ereksi yang terjadi selama beberapa waktu tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan beberapa pengobatan dan terapi. Namun, menurut dr. Dyandra jika disfungsi ereksi berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak kunjung pulih, itu bisa menandakan adanya suatu penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, sumbatan pada pembuluh darah, kanker, hingga gangguan mental kronis. 

Disfungsi ereksi juga dapat menyebabkan permasalahan antar pasangan dan tak jarang mengganggu hubungan dan kebutuhan reproduksi baik untuk pasangan dan diri kita sendiri. Dia menambahkan, “Tapi sayangnya, masih banyak pria yang enggan untuk menceritakan dan memeriksakan disfungsi ereksi yang mereka alami. Ini dikarenakan masalah gangguan reproduksi seringkali dipandang sebelah mata dan kerap menyebabkan rasa malu pada pengidapnya, hingga akhirnya mereka menyembunyikan gangguan tersebut.”

Disfungsi ereksi adalah penyakit yang bisa ditangani dengan pengobatan dari dokter, itulah sebabnya jangan merasa malu untuk mendiskusikan hal ini kepada pasangan serta dokter urologi terkait. Dengan mengidentifikasi penyebab disfungsi ereksi, kita bisa mengatasi permasalahan tersebut dengan lebih cepat dan kembali dalam menjalani kehidupan seksual yang sehat bersama dengan pasangan kita.

Pada pengobatan disfungsi ereksi, ada beberapa obat-obatan serta terapi lain yang mungkin bisa dilakukan, bergantung dari permasalahan utama yang menyebabkan disfungsi ereksi tersebut. Sebelum memulai pengobatan, dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi penyebab disfungsi ereksi, sehingga dokter mungkin akan menanyakan riwayat obat-obatan hingga gaya hidup yang kita jalankan.

Setelah itu, dokter dapat merekomendasikan beberapa pengobatan mulai meresepkan obat-obatan, injeksi obat, terapi Extracorporeal Shock Wave Therapy (ESWT), terapi hormon, injeksi intrakavernosa, hingga penggunaan alat bantu pompa vakum ereksi. Dokter juga dapat merekomendasikan untuk melakukan sesi terapi dengan psikolog, jika dirasa gangguan disfungsi ereksi disebabkan karena masalah mental.

Namun, jika disfungsi ereksi disebabkan karena masalah kesehatan serius seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, maka kita mungkin akan melakukan penanganan lebih lanjut bersama dengan dokter terkait dalam menangani permasalahan tersebut.

Sudah saatnya kita menepis rasa malu yang menghambat kita untuk membicarakan masalah pada kesehatan reproduksi kita, karena kesehatan adalah harta yang tak ternilai dan lebih cepat kita mengobatinya, kita pun akan lebih cepat sembuh.  

Naskah: Elly S | Foto: Istimewa