Sektor Investasi Favorit Lo Kheng Hong Hasilkan Banyak Cuan

Oleh: Giatri (Editor) - 03 October 2023

Lo Kheng Hong adalah sosok yang terkenal di antara para investor dan trader saham yang mendapat julukan “Warren Buffet Indonesia”. Pria yang sukses mencapai kebebasan keuangan (financial freedom) hanya dengan berinvestasi ini membeberkan sektor favoritnya, yakni perbankan dan batubara.

Dua sektor ini, ia sangat suka. “Biasanya saya cemplungin uang saya sangat banyak,” tuturnya dalam gelaran PermataBank “Wealth Wisdom Harmonious Wealth Journey” belum lama ini.

Pria berusia 64 tahun ini lalu mengatakan memiliki saham di dua sektor tersebut seperti memiliki pasangan yang tak boleh dilepas. “Boleh kita pegang selamanya, seperti kita punya suami atau istri yang kita pegang sampai akhir hidup kita,” paparnya.

Laba perbankan dan tambang batubara pun setiap tahunnya selalu bertumbuh kian besar. Selain itu, menurutnya saham di sektor ini mayoritas memiliki price to book value (PBV) yang rendah.

Apalagi PBV dan price to earning ration (PER) merupakan dua indicator yang selalu digunakannya untuk mencari saham ‘Mecy harga bajaj’.

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam berinvestasi di dua sektor sudah lebih dari cukup. “Tahu enggak, Warren Buffett hanya investasi di satu saham, tapi nilainya 160 miliar dolar,” tuturnya

Pria yang akrab disapa Pak Lo ini juga mengisahkan, pada tahun 2016, pernah membeli saham di suatu perusahaan tambang batubara. “Awal saya beli harga sahamnya hanya 100 karena pada saat itu harga batubara 50 dolar per ton, lagi susah. Dua tahun kemudian, harga batubara melonjak jadi 100 dolar per tahun. Harga saham jadi 4000. Nah, baru-baru ini ada perusahaan batubara yang memberi saya deviden Rp45 miliar,” ia memaparkan.

Tips untuk Investor Pemula

Menurut Lo Kheng Hong, seorang investor pemula wajib membaca annual report atau laporan keuangan perusahaan.

“Tidak ada cara lain! Jadi, tidak membeli kucing dalam karung. Jangan hanya mendengar dari teman, analis, pialang sekuritas kita, apalagi influencer karena biasanya mereka suka pom pom saham yang mahal, tapi kinerjanya jelek,” ungkap Lo Kheng Hong saat menjadi pembicara dalam acara Wealth Wisdom yang digelar PERMATA Bank, di Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place Jakarta (3/10/2023).

Lo Kheng yang menganut value investing atau investasi jangka panjang ini juga mengatakan, saat berinvestasi saham, tata kelola perusahaan yang baik adalah segalanya. Oleh karena itu, saat akan membeli saham perusahaan, ia akan melihat pemilik atau manajemen perusahaan.

“Apakah mereka orang-orang yang jujur dan berintegritas atau orang-orang yang suka mengambil perusahaan untuk memperkaya dirinya. Kalau saya melihat di perusahaan itu, pemilik dan manajemennya tidak jujur dan tidak berintegritas pasti dia akan dicoret oleh saya. Bagi saya GCG itu segala,” tegasnya.

Selain GCG, ia juga melihat sektor usaha yang baik. Kemudian, perusahaan yang cuannya besar, growing, dan valuasinya murah. “Di segala kondisi saya menerapkan itu. Tidak boleh meleset,” imbuhnya.

Sleeping Shareholder

Lo Kheng Hong mengatakan investasi saham membuat hidupnya berkualitas seperti sekarang; punya banyak uang sekaligus punya banyak waktu. Ia juga mengungkapkan, dirinya sebagai sleeping shareholder alias pemegang saham tidur yang bisa mengerjakan apapun yang disukai.

Ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi investor saham. Baginya menjadi investor bukan hanya menjadi kaya, tetapi juga bisa menjadi orang terkaya di dunia. “Warren Buffett, dia hanya berinvestasi di saham, pernah menjadi orang terkaya di dunia. Uangnya saat ini 180 milliar dollar hanya dari berinvestasi saham. Mungkin itu bisa jadi motivasi buat kita. Dia di  usia 93 tahun, meraup untung dari saham Apple sebesar 1720 triliun. Hanya beli dan tidur, tapi bisa untung segitu,” paparnya.

Menurutnya, menjadi investor adalah salah satu pekerjaan terbaik di dunia serta sangat nikmat dan mengasyikkan. “Saya disuruh teman-teman menjadi pengusaha. Saya tidak mau, kenapa? dalam hati saya bilang, kalau saya bisa menjadi kaya hanya dengan tidur saja, ngapain saya berusaha? Berusaha itu capek dengan berbagai macam persoalan. Mending saya beli wonderful company yang sudah jadi, cuannya besar, dan harga murah. Ngapain saya bangun perusahaan sendiri, mending saya jadi sleeping shareholder,” pungkasnya.