Joni Prasetiyanto (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum Damri)

Oleh: Syulianita (Editor) - 01 August 2023

Mewujudkan DAMRI Sebagai Market Leader Transportasi Jalan Nasional

Naskah: Gia Putri Foto: Sutanto

Diharapkan penggabungan PPD-DAMRI dapat memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian di Tanah Air. Serta memberikan optimisme kepada masyarakat Indonesia bahwa transportasi nasional akan terus tumbuh dan pada akhirnya dapat bersaing di pasar domestik dan global.

Joni Prasetiyanto adalah salah satu sosok penting yang berhasil mewujudkan bergabungnya Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) dengan Perum DAMRI. Dengan adanya merger tersebut, DAMRI menjadi satu-satunya perusahan berbasis jalan milik BUMN.

Pria berdarah Jawa yang telah berkarier di PT Bank Tabungan Negara Tbk selama hampir tiga dekade dengan jabatan strategis, di antaranya Kepala Wilayah BTN se-Sumatra, Kepala Wilayah BTN se-Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT & NTB, Kadiv Legal, Kadiv Consumer Collection & Remedial Division, Kadiv Syariah, Kadiv Credit Operation ini diamanahi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sebagai Ketua Tim Project Management Office (PMO).

“Selama 27 tahun saya mengabdi di Bank BTN. Kemudian, pada awal Januari 2021 saya diberi amanah oleh Menteri BUMN menjabat sebagai Direktur Keuangan di Perum DAMRI. Lalu pada 31 Desember 2021, saya diberi kepercayaan sebagai Ketua Tim PMO – penggabungan BUMN Transportasi Jalan, PPD – DAMRI. Tanggal 31 Oktober 2022, saya diamanahi sebagai Direktur PPD. Lalu pada Juni 2023, saya kembali dipercaya sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko DAMRI,” ungkap pria yang hobi berolahraga golf ini.

Penggabungan dua Perum ini, sambung Joni, merupakan komitmen Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan perampingan perusahaan. Sebelumnya, BUMN berpatokan kepada regulasi pengendalian risiko. Sehingga, seluruh aksi korporasi merger dilakukan berlandaskan kajian matang.

“Ini sangat bermakna sekaligus menantang bagi saya lantaran PPD dan DAMRI sama-sama terpuruk akibat pandemi Covid-19. Diharapkan mergernya dua Perum ini dapat lebih meningkatkan kapabilitas dan efisiensi perusahaan, serta ujungnya memberikan nilai tambah kepada BUMN maupun masyarakat sebagai pengguna,” terangnya.

Joni pun mengungkapkan, merger antar kedua Perum ini dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Ia menyebut perseroan menargetkan pendapatan hingga 2027 mencapai Rp2,3 triliun. Sementara, untuk laba bersih yang diperoleh Perum DAMRI dibidik tembus Rp98,8 miliar pada 2027. “Kalau dari kajian buku putih yang telah kami susun dengan konsultan pendamping PMO itu diharapkan hingga 2027 kami bisa menambah value creation-nya Rp750 miliar. Artinya, pendapatan revenue sampai 2027 mencapai Rp2,3 triliun,” ungkap pria kelahiran Mojokerto, 10 November 1968 ini.

Dalam merger tersebut, 600 unit bus milik Perum PPD yang melayani Jabodetabek beralih kepada Perum DAMRI. Sehingga, seluruh aset Perum PPD menjadi tanggung jawab Perum DAMRI. Joni juga memastikan bahwa penggabungan ini tidak menyebabkan disrupsi lantaran ia beserta jajaran telah melakukan mitigasi risiko jauh-jauh hari. Merger merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas. Termasuk dalam upaya melakukan transformasi culture bagi seluruh karyawan DAMRI. Ia memastikan karyawan PPD tidak ada yang terdampak pemutusan hubungan kerja. Setelah resmi merger, seluruh karyawan diserap ke DAMRI.

Untuk meningkatkan efisiensi perusahaan dan mengurangi biaya operasional, sejumlah langkah dilakukan Joni, seperti berkomunikasi dan berkolaborasi antar direktorat di DAMRI untuk menerapkan proses bisnis yang efektif dan efisien, sesuai dengan standar operasional perusaan serta melakukan priority strategy pengendalian keuangan di bisnis atau komersial.

“Menjaga ketahanan cash flow, me-review kebijakan terkait bisnis, operasional, dan akuntansi yang mengacu pada standar akuntasi keuangan. Saya juga mengoptimalkan pendapatan, cash management, melakukan perbaikan pengelolaan keuangan yang tadinya desentralisasi, menjadi sentralisasi, melakukan efisiensi biaya atau beban, serta membentuk tim task forces untuk percepatan penagihan piutang,” urainya.

Tak kalah penting, Joni juga melakukan mitigasi risiko dengan membentuk risk officer di Direktorat Komersil dan Pengembangan Bisnis, Direktorat Teknik dan Fasilitas, Direktorat SDM & Umum, serta Direktorat Keuangan dan Manajemen Risiko. 

Seiring dengan perkembangan zaman, Joni menuturkan, digital leadership diperlukan dalam proses transformasi digital untuk mengawal perubahan dan pemanfaatan teknologi. Beragam inovasi sudah dan akan terus DAMRI kembangkan, seperti FORCA ERP untuk memperbaiki pengelolaan data transaksi keuangan, Lalu, DAMRI Fleet Management System (DRMS) untuk lebih mengoptimalkan kinerja operasional serta proses control and monitoring. 

DAMRI Tracking System, yakni menempatkan perangkat GPS pada setiap armada untuk mengetahui lokasi akurat. Setiap bus juga dipasang CCTV guna mencegah hal yang tidak diinginkan. Dengan pemasangan kedua alat tersebut, DAMRI telah memiliki DAMRI Central Control Room (DCCR) yang berada di kantor pusat dan cabang untuk mengamati serta mengendalikan kondisi operasional.

DAMRI juga mengoptimalkan Sistem Informasi Manajemen Administrasi (SIMA) sebagai langkah yang cermat berbasis analisis atas situasi dan kondisi perusahaan, serta tingkat kesiapannya. Hal terdebut diterapkan dalam rangka melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik. DAMRI juga melakukan pembenahan perusahaan lewat manajemen berbasis digital dengan memanfaatan transaksi nontunai. E-ticket telah dikembangkan melalui beragam saluran, seperti DAMRI Apps.

Menutup pembicaraan Joni menuturkan bertekad tak henti untuk melakukan continuous improvement, sehingga DAMRI dapat menjadi market leader transportasi jalan nasional. “Kalau bicara transportasi jalan di daerah terdepan, terluar, tertinggal, dan perbatasan, DAMRI jagonya. Tantangannya adalah bagaimana di sektor komersial, masyarakat pun tahunya DAMRI,” ungkap Joni.

Selain itu, Joni juga berharap dapat merealisasikan layanan DAMRI di Jeddah. “Semoga kami dapat mengakuisisi perusahaan transportasi di Jeddah karena potensinya yang sangat besar dan mempercepat proses recovery perusahaan, apalagi jemaah haji dan umroh asal Indonesia adalah yang terbesar di dunia,” pungkasnya.