Salihara Jazz Buzz 2023: Estetika Baru Musik Jazz Tanah Air

Oleh: Angie (Editor) - 01 February 2023

Berangkat dari suksesnya acara Salihara Jazz Buzz 2022, kini Komunitas Salihara kembali hadir pada Februari 2023 bersama para musisi pilihan hasil undangan terbuka pada pertengahan 2022 lalu. Sejak 2016, Salihara Jazz Buzz selalu mengusung ide besar Jazz Sans Frontières, sebuah gagasan dan konsep musikal “lintas-batas”. Hal tersebut menjadikan Salihara Jazz Buzz sebagai salah satu acara yang paling diminati oleh pemirsa seni Komunitas Salihara. Tema Pertukaran/Exchange ini menjadi bukti nyata bahwa Salihara Jazz Buzz ingin menampilkan sifat jazz yang mampu menjelajah ke genre musik lain.

 

Kurator Musik dan Tari Komunitas Salihara, Tony Prabowo mengatakan tema Exchange ini dapat menghadirkan konsep baru di tengah masyarakat penikmat musik Jazz. “Salihara sebagai penyelenggara pesta kesenian, tentu harapannya bisa memberikan suguhan yang segar, berkualitas, kebebasan berekspresi dan menawarkan konsep-konsep kebaharuan untuk masyarakat peminat musik dan peminat seni seluas-luasnya, di tengah banyaknya festival-festival jazz di negeri ini,” ungkap Tony.

 

Hasil dari Open Call (Undangan Terbuka) lalu menghadirkan tiga kelompok musisi terbaik versi tim kurator Salihara. Ketiga musisi tersebut adalah Filipus Cahyadi, Guernica Quartet, dan Sandikala Ensemble yang hadir dengan estetika masing-masing dalam menghadirkan nuansa baru musik jazz.

 

Pendatang Baru yang Perlu Diperhatikan

 

Tahun 2023 menjadi penanda baru bagi Salihara Jazz Buzz setelah masa pandemi berangsur usai. Di tahun ini, kita akan menyaksikan pertunjukan jazz lewat pengalaman yang sebagaimana mestinya yakni secara langsung pada 04, 05, dan 11 Februari mendatang di Teater Salihara. Selain memperlihatkan karya-karya orisinal mereka, ketiga musisi pilihan ini juga akan berkolaborasi dengan musisi senior untuk membawakan pertunjukan yang hanya bisa disaksikan di Salihara Jazz Buzz 2023.

 

Penampil pertama adalah Sandikala Ensemble (SE), grup ini merupakan grup asal Yogyakarta  dengan direktur artistik Dion Nataraja ini adalah sebuah grup dengan format yang banyak menggunakan  instrumen gamelan. Dion Nataraja, komponis dan direktur artistik SE yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoralnya di University of California, menawarkan konsep yang lebih dalam pada improvisasi gamelan dan jazz. SE tidak sekadar mencampurkan  instrumen gamelan dan instrumen lain yang biasa digunakan dalam jazz, melainkan mencari titik temu yang lebih dalam misalnya mengeksplorasi konsep pathetan dalam gamelan ke improvisasi yang lebih bebas. Dalam kesempatan di Jazz Buzz ini, SE berkesempatan untuk berkolaborasi bersama musisi senior Sri Hanuraga dalam karya Hyperkembangan III  dan Improvisation I.

 

Selanjutnya adalah Filipus Cahyadi Project (FCP) yang merupakan grup dengan format kuintet. Sebagai direktur artistik dari FCP, Filipus Cahyadi menggunakan konsep pola hitungan ganjil di dalam komposisinya. kuintet ini menghadirkan Restha Wirananda (piano), Arini Kumara (selo), Kuba Skowronski (flute & tenor saksofon), Ferdinand Chandra (kontrabas & elektrik bas), Filipus Cahyadi (drum)  dan musisi senior Indra Perkasa yang akan berkolaborasi dengan FCP.

 

Terakhir ada Guernica Quartet (GQ) yang menjadi musisi penutup Salihara Jazz Buzz 2023. Guernica Quartet merupakan grup yang merepresentasikan karyanya lewat pencampuran berbagai genre musik dan instrumental yang beragam. Mereka mencoba mengeksplorasi suara dan berbagai jenis musik lain seperti musik tradisional Jepang, India, musik-musik Timur Tengah dan musik Armenia serta sequencer yang menyuarakan elemen suara-suara 'etnis'. Dalam penampilan kali ini, Guernica Quartet juga akan berkolaborasi bersama musisi jazz senior Adra Karim.

 

Pertunjukan Salihara Jazz Buzz ini terbuka untuk umum. Untuk menyaksikannya, pengunjung bisa langsung melakukan pemesanan via tiket.salihara.org dengan harga Rp. 75.000 (dewasa) dan Rp. 50.000 (pelajar/mahasiswa).