Bagus SD Nur Buwono (Founder & Managing Partner Bagus Enrico & Partners) Bekerja dengan 100 Persen

Oleh: Syulianita (Editor) - 29 December 2022

Naskah: Gia Putri Foto: Edwin B.

Dalam bekerja kita harus memberikan 100 persen. Karena akan ada hal yang didapat, pertama klien puas. Kedua, kita akan banyak belajar. Memberikan 100 persen bukan hanya intellectual exercise, tapi juga mental exercise.

Belum lama ini, Men’s Obsession berkesempatan berbincang dengan Bagus SD Nur Buwono di kantor firma hukum yang dibidaninya pada 2009 silam, yakni Bagus Enrico & Partners (BEP). Di kantor yang berlokasi di Jakarta Selatan tersebut tampak banyak lawyer muda, ada yang fokus dengan layar komputer hingga berdiskusi dengan rekannya. Suasananya terasa nyaman dan nyeni, lantaran banyak lukisan memanjakan mata terpajang apik di dinding.

Membuka perbincangan, Bagus menuturkan alasannya berkiprah sebagai advokat. Baginya ini merupakan profesi yang menantang. Di sisi lain memiliki posisi yang strategis, karena setiap hal yang berkaitan dengan permasalahan hukum membutuhkan analisa mendalam. “Kami tidak hanya dituntut untuk paham tentang peraturan undangundang dan sebagainya, tetapi juga harus paham mengenai peristiwa atau yang berkaitan dengan transaksi yang bersifat komersial. Sehingga, apa yang di-advice oleh advokat berperan penting bagi klien, bisnis, ataupun bagi mereka yang memerlukan jasa hukum,” ungkap jebolan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dan Hukum Bisnis Internasional (LLM) dari University of Manchester, Inggris tersebut.

Di firma hukum yang dipimpinnya, Bagus mengarahkan strategi organisasi dengan pengalamannya selama lebih dari dua dekade, mencakup transaksi multinasional dan domestik. BEP fokus pada pelayanan klien-klien korporasi, melalui pendekatan dari sudut komersial, mitigasi risiko hukum, dan personal, untuk dapat menghasilkan produk jasa hukum berkualitas tinggi. Area praktik BEP meliputi hukum perusahaan/komersial; perbankan dan asuransi; merger dan akusisi; energi dan sumber daya; properti dan real estat; media, teknologi informasi, dan komunikasi; infrastruktur; hak kekayaan intelektual; penanaman modal asing; farmasi; hingga litigasi.

“Pendekatan yang kami lakukan kepada klien adalah membantu memitigasi risiko. Kami mempertimbangkan banyak hal bahkan sampai ke suatu yang sifatnya tak bisa diukur secara materi, misalnya reputasi yang terkait kelangsungan suatu usaha. Pendekatan kami tidak hanya on paper saja, tetapi harus memastikan jangan sampai kepentingan masyarakat terabaikan, kami memberikan opsi kepada klien,” terang pria berdarah Jawa ini.

Sebagai pengakuan atas keahlian dan perwakilannya untuk klien multinasional dalam berbagai transaksi akuisisi dan restrukturisasi, The Asia Pacific Legal 500 – The Guide to Asia’s Commercial Law Firm untuk Edisi 2011/2012 hingga 2019/2022 mengakui Bagus sebagai pengacara yang direkomendasikan di bidang praktik Perusahaan, M&A, Ketenagakerjaan, dan Restrukturisasi dan Kepailitan. 

Selain itu, Bagus dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Top Lawyers oleh Asia Business Law Journal sejak 2018-2022 dan sebagai pakar dalam bidang praktik Hukum Komersial dan M&A di Indonesia oleh Global Law Experts dan pilihan klien – Commercial Law Award in Indonesia oleh Legal Finest.

Dalam bekerja Bagus menerapkan prinsip harus bekerja dengan sepenuh hati dan memberikan 100 persen. Ia kerap menyampaikan kepada rekanrekannya, tidak usah menjadikan fee sebagai tolok ukur, yang penting adalah harus bekerja maksimal. “Karena ada hal yang pasti akan kita dapat, pertama klien puas. Kedua, kita akan banyak belajar. Memberikan 100 persen itu bukan hanya intellectual exercise, tapi juga mental exercise,” imbuhnya.

Kalau sudah bekerja 100 persen, lanjut Bagus, kalaupun kemudian ada kesalahan akan bisa menyampaikan kepada klien secara enak. “Klien pun akan paham. Tapi, kalau kita hanya memberikan 7 persen atau 50 persen, ketika ada kesalahan kita akan frustasi sendiri, kita tidak akan puas dengan apa yang dikerjakan. Saya juga selalu berharap teman-teman di sini menjunjung integritas dan kejujuran, karena tanpa itu percuma. Tak kalah penting, dalam bekerja jangan hanya cari mudahnya saja. Atau hanya menyelesaikan pada saat itu, berikutnya tidak. Bagi saya profesi yang dijalani harus membahagiakan, bisa tumbuh dan berkembang,” ungkap Bagus.

Lebih lanjut pengacara ini menjabarkan strategi yang dijalankan agar layanan konsultan hukum dari Bagus Enrico & Partners tetap eksis di kondisi apa pun. “Kami tidak bisa memprediksi apakah tren ekonomi secara global, resesi, akan berpengaruh terhadap firma hukum atau tidak, karena kami memiliki fokus area yang berbeda-beda. Namun, yang terpenting adalah BEP harus diisi oleh orangorang yang capable. Sehingga, di situasi apapun, kami bisa beradaptasi. Kedua, mengadopsi teknologi terkini. Sekarang dengan memanfaatkan teknologi, support karyawan lebih slim. Lebih mudah untuk me-manage di situasi global yang selalu berubah dan fleksibilitas juga tinggi,” tambahnya.

Bagus mengaku, turn over di BEP lumayan tinggi. Baginya orang datang dan pergi, wajar terjadi pada sebuah firma hukum. Situasi tersebut tak bisa dihindari. Namun, ia memaknai dari sudut pandang yang lebih positif, kondisi tersebut ia artikan bahwa seseorang telah berkembang secara profesional. Untuk itu, terlepas siapa pun yang bekerja sama dengan BEP, Bagus ingin agar mereka terus berkembang. Ada ilmu yang bisa berguna bagi orang lain, sekalipun sudah tidak lagi bersama BEP. “Educate young lawyers, terutama yang saat ini sedang bersama BEP agar terus berkembang, bermental baja, dan pantang menyerah adalah sesuatu yang bermakna bagi saya,” imbuhnya.

Selain meniti karier profesional, Bagus juga aktif mengajar dengan mata kuliah Company Law pada IUP Fakultas Hukum UGM dan Hukum Kontrak Komersial Internasional untuk program Magister Hukum Bisnis dan Ketenagakerjaan. Perihal passion-nya ini, ia menuturkan, transfer ilmu harus selalu dilakoni demi mengedukasi dan melahirkan pengacara muda berkualitas. Ia memiliki kepedulian untuk turut membentuk pola pikir mahasiswa hukum yang diperlukan dalam menjalani profesi hukum.

Sebagaimana pendekatan yang dilakukannya dalam memberikan jasa hukum kepada klien, misinya tetap sama, yakni menyampaikan informasi atau pembelajaran yang kaya perspektif, sehingga secara mandiri, orang dapat memahami situasi yang dihadapi dan lebih percaya diri dalam mengambil sikap. “Ini bukan tentang materi yang didapat, melainkan demi mengisi jiwa agar lebih hidup,” pungkasnya.