Irma Suryani Chaniago (Anggota DPR RI), “Jangan Takut Bersuara Lantang”

Oleh: Syulianita (Editor) - 28 December 2022

Naskah: Sahrudi Foto: Fikar Azmy

Cerdas dan berani menyatakan pendapat yang benar di mana pun ia berada, adalah tipikal Irma Suryani Chaniago. Sikap itu sangat klop dengan posisinya saat ini sebagai Wakil Rakyat di DPR RI dari Partai NasDem.

Berkiprah dalam partai politik baginya adalah sarana untuk mengabdi pada rakyat. “Jika ingin dihormati dan dianggap sebagai wakil rakyat yang berkompeten kita harus tahu dan paham tupoksi serta harus mampu membaca postur anggaran. Agar kita tahu berapa dan sudah sejauh mana anggaran diserap dan didistribusikan untuk rakyat dan negara. Selain itu, selalu membuka pintu untuk menerima aspirasi dan memperjuangkannya. Jangan takut bersuara lantang untuk kepentingan bangsa dan negara,” tutur Anggota Dewan Pembina Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia ini membeberkan ‘resep’ menjadi anggota parlemen yang kompeten.

Tapi, ia mengakui jika berjuang di partai politik tantangannya tidak kecil. “Tantangan pertama adalah relationship, yang kedua finansial dan yang ketiga mental harus sekuat baja,” ungkap salah satu Ketua Presidium Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) ini. Sebagai Anggota Komisi IX yang melingkupi tenaga kerja, transmigrasi, kependudukan, dan kesehatan, Irma telah mampu menempatkan diri secara presisi dalam bidang kerja yang ditanganinya itu.

Kepada Men's Obsession, politisi yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan 2, memaparkan pemikirannya dalam banyak hal yang terkait dengan komisi yang dibidanginya. Misalnya soal posisi buruh di tengah kondisi dunia yang belum menentu sebagai akibat krisis ekonomi. “Side effect dari krisis ekonomi global memang tidak bisa dihindari. Kemungkinan naiknya harga barang dan jasa pasti menurunkan daya beli masyarakat. Namun, hidup harus terus berjalan, oleh karena itu yang harus dilakukan adalah terus memupuk rasa optimis dan terus bekerja sebaikbaiknya, serta percaya pada kemampuan pemerintah dalam menghadapi krisis ini,” ujarnya membuka percakapan. 

Semua kekisruhan ekonomi dunia yang terjadi sekarang, dikatakannya berakar pada pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu. “Virus ini bukan saja membunuh manusia tetapi juga melumpuhkan ekonomi masyarakat dan negara. Akibat terhentinya aktivitas sosial masyarakat terjadi PHK besar-besaran, pedagang banyak yang gulung tikar dan keuangan negara ikut lumpuh, ribuan triliun terserap baik untuk membeli vaksin, menanggung biaya kesehatan seluruh rakyat dan pemberian stimulus seperti BLT dan sembako. Untuk itu, kami anggota Komisi 9 DPR RI bekerja sama dengan kementerian kesehatan melakukan sosialisasi di dapil masingmasing pentingnya vaksinasi 1, 2, dan booster. Alhamdulilah, berkat sosialisasi tersebut masyarakat jadi semakin tahu manfaat vaksinasi Covid-19. Ketika masyarakat sadar manfaat vaksin, aktivitas kembali normal dan ekonomi kembali tumbuh,” ia memaparkan. 

Di sisi lain, di tengah ketidakpastian ekonomi ini ia juga tak henti selalu mengingatkan kepada para pekerja untuk selalu menjaga iklim investasi yang kondusif. "Dengan demikian, lapangan kerja akan tercipta. Kurangi demonstrasi jika tidak benar benar urgent dan para pekerja juga harus berhati-hati agar tujuan perjuangan pekerja tidak ditunggangi kepentingan politik,” ucapnya. 

Irma selalu menyodorkan gagasan agar ada regulasi yang bersifat “win win solution” agar pekerja tidak setiap tahun melakukan demo untuk meminta kenaikan upah. Sebagai Ketua Umum Gerakan Massa Buruh Partai NasDem, ia bertekad memajukan buruh nasional dengan menjadikan buruh menjadi kreatif dan cerdas. “Karena selama ini senjata buruh hanya selalu demonstrasi. Memang demo dilindungi undang undang namun itu langkah akhir, negosiasi cerdas lebih penting,” tekannya. 

Sementara itu soal kependudukan, ia menilai pentingnya meminimalisasi laju pertumbuhan penduduk dan menjaga agar anak bangsa yang lahir berkualitas. Itulah yang selalu ia tanamkan kepada konstituennya saat melakukan reses. Termasuk menanamkan semangat kepada kaum perempuan di daerah pemilihannya yang mampu tampil sebagai pencari nafkah utama menggantikan suami yang banyak terkena PHK saat pandemi. “Ibu-ibu itu hebat, mampu menjaga kebutuhan hidup dengan bekerja mulai dari menerima order tenun songket sampai dengan ikut menyadap getah karet,” tegas Irma membanggakan.

Kepada ibu-ibu hebat itu ia selalu tanamkan agar selalu berpikir positif atas semua masalah seberat apa pun. “Katakan dalam hati bahwa ini hanya soal dunia, tidak perlu jadi beban berlebihan. Mereka juga harus tau hak kewajiban. Hak membahagiakan diri sendiri, keluarga, dan handai taulan serta kewajiban terhadap diri sendiri, keluarga dan handai taulan. Bekerjalah dengan penuh tanggung jawab karena hasil kerja adalah kehormatan dan moralitas,” tegas pendiri dan Ketua Dewan Pembina Garda Wanita Malahayati ini.

Air Putih dan Anti Minuman Bersoda

Bicara soal “me time”, Irma punya cara sendiri untuk menikmatinya bersama keluarga. Misalnya sebulan sekali nonton bioskop atau makan makan enak dengan keluarga. Tak jarang setahun sekali menyisihkan waktu untuk tamasya ke luar negeri. “Kalau masih ada rezeki tentunya,” celetuk Irma.

Baginya anak adalah harapan besar dalam dirinya. “Saya selalu berusaha agar anak-anak saya menjadi insan yang berkualitas, demi bisa membahagiakan diri sendiri dan orang tua di masa depan” harapnya.

Sementara itu di tengah aktivitas yang padat, Irma juga punya resep menjaga kebugaran tubuh dan jiwa agar tetap fit dan prima. “Saya minum hanya air putih, tidak minum soda dan minuman beralkohol, makan tidak banyak namun berkualitas. Lalu, rutin memeriksakan diri ke dokter dan tertib tidur di bawah jam 22.00 malam,” bebernya.

Sebagai seorang ibu yang selalu ia tekankan kepada anak-anaknya dan umumnya generasi muda agar menjadi generasi cerdas, elegan, dan tidak ragmatis. "Karena pragmatisme merusak idealisme dan moralitas,” pungkasnya menutup pembicaraan.