Oleh: -
Lahir di Palembang pada 6 November 1955, Marzuki Alie mengawali kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Keuangan. Tidak siap dengan pola kerja PNS, Marzuki lompat profesi menjadi karyawan BUMN, yang pada akhirnya dipercaya mengelola PT Semen Baturaja (Persero). Sebagai direksi di BUMN tersebut, ia mampu menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan tanpa bantuan pemerintah, sebagaimana BUMN yang lain yang diselamatkan melalui kebijakan pemerintah. Adanya intervensi politik terhadap dirinya saat itu membuat ia mengambil sikap untuk berhenti sebagai direksi dan terjun ke dunia politik dan ikut mendirikan Partai Demokrat. Sebagai Ketua DPR RI, ia memiliki komitmen kuat untuk membawa lembaga yang dipimpinnya bisa benar-benar memberi manfaat kepada rakyat. Karena itu, memasuki Tahun 2013, DPR akan terus bekerja keras untuk menjaga kepercayaan yang diberikan oleh rakyat Indonesia. Satu upaya yang dapat dilakukan segera, jelas Marzuki adalah Melaksanakan Program Aspirasi Rakyat, agar kinerja Dewan semakin efektif. “Selanjutnya, Pimpinan Dewan berharap, dalam sisa waktu kurang dari dua tahun, lembaga ini dapat terus menjalankan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya dan tidak terpengaruh oleh situasi politik menjelang Pemilu,” tegasnya. Semua, katanya lagi, harus menyadari bahwa amanah yang diberikan rakyat kepada DPR belum mampu dijalankan dengan sebaik-baiknya. Karena itu ia berupaya mewujudkan DPR sebagai lembaga perwakilan yang kredibel dalam mengemban tanggung jawab mewujudkan masyarakat yang makmur berkeadilan. Sementara itu, prinsipnya dalam berpolitik adalah bagaimana ia bisa mengisi ruang yang ada demi kemaslahatan bersama. Ruang itu bisa berada di posisi legislatif seperti yang sekarang sedang ia isi dan ruang di level eksekutif. Untuk itu ia selalu menyiapkan diri bilamana harus mengisi ruang yang masih kosong. “Kita tidak bisa memastikan mau jadi apa. Konsep saya itu mempersiapkan diri. Beda dengan orang yang berambisi. Waktu saya masih di level manajerial dulu, selalu mempersiapkan diri kalau di atas ada ruang terbuka. Bagaimana kualifikasi yang di atas, nah itu yang kita penuhi. Sehingga begitu ruang ini terbuka, orang menilai, apakah pantas atau tidak,” tutur doktor bidang manajemen dari Universiti Utara Malaysia, Sintokh, Kedah, Malaysia, ini. Karena itulah, ketika Presiden SBY mempersilakan kepada siapapun untuk tampil memperkenalkan diri sebagai calon Presiden RI dalam Pemilu 2014, Marzuki menilai hal itu sebagai sikap demokratis Presiden SBY yang memberikan ruang kepada siapapun untuk maju menggantikannya dalam memimpin negeri. “Pak SBY membuka ruang, maka kita mempersiapkan diri saja. Mempersiapkan itu supaya kalau ada ruang terbuka, tidak ada orang lebih baik, ya itu kesempatan kita,” terangnya. Hal ini berbeda dengan sikap ambisius yang ngotot meraih jabatan. Dan untuk itu, hanya orang-orang yang punya integritas dan akseptabilitas saja yang, menurut Marzuki, dapat mengisi ruang kepemimpinan nasional kelak. Mengingat, lanjutnya, saat ini persoalan bangsa memerlukan penanganan yang serius karena Indonesia adalah negara yang baru masuk ke wilayah demokrasi namun belum punya pola demokrasi yang tepat . “Pokoknya kita niru saja. Tetapi demokrasi yang ala Indonesia bagaimana? Apalagi dengan ideologi kita Pancasila. Itu masalah sendiri,” ujarnya. Ia menggambarkan suasana politik dan stabilitas yang sangat dinamis. “Bagaimana Negara ini bisa membangun kalau stabilitas tidak terjamin. Karena itu kita harus konsolidasi demokrasi. Arahnya adalah demokrasi ala Indonesia,” ia menambahkan. Untuk itu, ke depan, Indonesia harusmemiliki pemimpin yang kuat dan berani mengajak rakyatnya untuk melihat kenyataan Indonesia sebagai negara yang memiliki dasar negara Pancasila dengan sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. “Kalau kita sudah bicara Tuhan, demokrasi kita ini harus ada payung hukumnya. Payung hukumnya apa? agama. Masa demokrasi kita nggak ada panduan, nggak punya nilai nilai agama. Harus ada panduan, nilai nilai agama yang jadi payung kita,” kata Marzuki. Ia mengaku, ketika pemikirannya itu dilempar dalam sebuah diskusi ada yang mendebatnya bahwa politik dan agama tidak akan bertemu.”Saya bantah, saya yakin bisa melahirkan politik yang agamis, yang relijius,” tukasnya. Bagaimana politik yang relijius? “Ya, mari berpolitik dengan santun, jangan memfitnah, jangan mengumbar kejelekan orang. Bahwa kita harus koreksi, itu memang benar. Tapi itu ada caranya . Kalau kita mengikuti nilai-nilai agama, nggak seperti sekarang. Agama itu kan mengajarkan kebaikan,” bebernya. Bicara soal kesiapannya dicalonkan sebagai pemimpin nasional dalam Pemilu 2014, suami dari Hj. Asmawati, S.E, M.M ini mengaku tidak mau menilai terlalu jauh. Ia berpegangan dengan apa yang ada dalam Islam yang mengajarkan kita tidak mencari dan meminta jabatan. “Tapi kalau misalnya dengan kita melakukan persiapan diri tadi, kemudian kita ditugaskan, ya kita jalankan. Itu bagian dari kewajiban kita sebagai anak bangsa. Nah itu yang seharusnya cara berpikir. Tapi ini nggak, semuanya mau tampil jadi presiden. Siapkan diri saja lah, dan tahu diri. Demokrat sendiri kan belum menetapkan. Saya harus hormati itu,” kelitnya. Pengelola sejumlah lembaga pendidikan dan sosial ini memiliki obsesi hanya satu; memberi manfaat kepada banyak orang. “Di Masjidil Haram saya berdoa, ya Allah ya Tuhanku berikan kesempatan kepadaku agar aku bisa memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi Umat, sudah. Berikanlah kesempatan ke padaku di sisa umur ini bagaimana memberikan manfaat bagi umat.
Manfaat itu kan banyak, jadi dosen, jadi ketua DPR,” katanya. Dengan dasar untuk memberi manfaat kepada banyak orang itulah maka Marzuki berani tampil ke depan untuk menerima aspirasi masyarakat yang berdemonstrasi ke DPR RI. Ia juga berani berbeda pandangan dengan pendapat mainstream yang berkembang. “Karena kadang-kadang mainstream itu suatu yang keliru yang diikuti secara terus menerus, tidak ada koreksi. Jadi harus ada koreksi. Nah koreksinya apa? Keberanian!” Keberanian itulah yang kini diperlihatkannya.


Marzukigrafi
Nama : Marzuki Alie. Lahir : Palembang, 6 November 1955. Pendidikan : S3, Universiti Utara Malaysia, Sintokh,
Kedah Malaysia, “Marketting Politic”. S2 Magister Manajemen UNSRI, Palembang. “Corporate Finance”. S1
Fakultas Ekonomi UNSRI, Palembang, “Production Management”. Pekerjaan: Ketua DPR RI. Penghargaan :
Knight Commander in order of St. Michael and St. George dari Queen Elizabeth II (2012).


Riwayat Organisasi

Organisasi Politik
• Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Jakarta
2005 – 2010
• Fungsionaris DPP Partai Demokrat, Jakarta 2003 –
2005
• Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) Partai
Demokrat Sumsel 2002 – 2003.

Organisasi Regional dan Internasional
• Presiden APA (Asian Parliamentary Assembly) atau
Presiden Parlemen Negara-Negara Asia untuk
masa jabatan 2009-2010.
• Presiden Forum of Asia-Pacific Parliamentarian on
Education (FASPPED) sampai masa jabatan tahun
2012.
• President of Parliamentary Union of the OIC
Members States (PUIC) atau Parlemen Negara-
Negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) sampai
masa jabatan tahun 2012.
• Presiden of ASEAN Inter-Parliamentary Assembly
(AIPA) atau Presiden Parlemen Negara-Negara
Anggota ASEAN periode 2011-2012.

Organisasi Keagamaan
• Penasihat Jamiyatul Quro wal Huffazh PBNU
Sumatera Selatan 2005 – sekarang.
• Ketua Tim Pembuatan Al-Qur’an Akbar, Kpts
Gubernur Sumsel 2002 – 2007.
• Anggota Pengurus Lembaga Pengembangan
Tilawatil Qur’an Sumsel 2002 – 2004.
• Ketua Ikatan Pencinta Hafidz Al-Qur’an sumsel
2002 – sekarang.
• Penanggung Jawab KBIH IGM Al-Ihsaniah Sumsel,
2001 – Sekarang.
• Ketua Badan Pengawas Yayasan Masjid Agung
Palembang 2001 – 2006.
• Ketua Majelis Tauhid Al-Multazam KH.M.Zen Syukri
2001 – 2006.
• Ketua umum Yayasan Masjid Al-Ittihadiyah
Palembang 2000 - 2006

Sosial dan Kepemudaan
• Ketua Dewan Pembina Gatara JKT, membina
petani dengan pupuk organik .
• Dewan Pembina DPP AMDI di Jakarta.
• Dewan Pembina LSM Suara Bangsa di Jakarta 2004
– 2005.
• Ketua Dewan Pembina Forum Pemuda Keadilan
Pusat di Palembang 2003 – 2005.
• Penasihat Kerukunan Keluarga Palembang 2002 –
2009.
• Anggota HMI Komisariat Jakarta Timur 1975 - 1977

Organisasi Pendidikan
• Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI)
Kopertis Wilayah II 2003 – 2006.
• Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Kota
Palembang 2002 – 2004.
• Ketua Badan Pembina Ponpes Modern IGM Al-
Ihsaniah Palembang Mts Tsanawiah dan Aliyah,
gratis bagi anak yatim dan fakir miskin.
• Ketua Yayasan Pendidikan Indo Global Mandiri
(IGM): 1999 - skrg. Pendiri dan Pengelola
Pendidikan Tinggi (Universitas IGM merger antara
“STMIK dan STTP”,berdiri tahun 2008, Sekolah
Tinggi Teknologi Palembang (STTP) akuisisi tahun
2004, Sekolah Tinggi Manajemen Inf & Komputer
(STMIK) berdiri tahun 1998), dan juga Pendiri dan
Pengelola Pendidikan Dasar dan Menengah (SD
- Plus berdiri tahun 2006, SMP Life skill Teknologi
Informasi, akreditasi A berdiri tahun 2004, SMA
Life skill Teknologi Informasi, akreditasi A berdiri
tahun 2002)

Organisasi Profesi
• Wakil Ketua Bid.Pemasaran dan Keuangan Asosiasi
Semen Indonesia 1999 – 2005.
• Anggota Majelis Pertimbangan Federasi Serikat
Pekerja BUMN Indonesia 1997 – 2000.
• Ketua Umum Serikat Karyawan PT.Semen Baturaja
(Persero) 1996 – 1999.
• Ketua Forum Komunikasi Ahli IT BUMN Semen
Indonesia 1994 - 1999