Eko Waluyo (Director Human Capital, Compliance, & Legal BTN), Langkah Strategis Persiapkan Talenta Terbaik

Oleh: Syulianita (Editor) - 22 November 2022

Naskah: Angie Diyya Foto: Dok. Pribadi

Dalam membuka gerbang bagi generasi milenial mengisi jabatan strategis, Bank BTN terus melakukan transformasi, fokus pada pengembangan talenta, dan berupaya memberikan apresiasi secara optimal.

Menapaki karier selama 25 tahun di salah satu Bank BUMN yang selama ini fokus kepada Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Eko menuturkan perjalanannya dimulai dari bawah. “Saya di BTN berawal menjabat sebagai analis kredit, kemudian diberi kesempatan di bidang Finance dan Accounting. Setelah itu juga menjadi bagian tim Treasury, menggagas sekuritisasi KPR. Ketika BTN menjadi perusahaan publik, saya juga diberi tugas di tim IPO. Sempat menjabat Division Head di Human Capital, barulah pada Maret 2021 saya diberikan amanah sebagai Director Human Capital, Compliance, dan Legal BTN,” ungkap Eko pada Men’s Obsession via wawancara virtual.

Berbicara tentang bidang Human Capital (HC), Direktur Human Capital, Compliance, dan Legal ini menyebutkan bidang ini memiliki roadmap ke depan yang tentunya harus sejalan dengan roadmap strategi korporasi. “BTN menetapkan visi untuk tahun 2025 sebagai The Best Mortgage Bank in Southeast Asia. Oleh karenanya, kami di bidang HC menerjemahkan ke dalam visi salah satunya menjadi Home of Indonesia’s Best Talent,” jelasnya.

Untuk mencapai visi tersebut, HC memiliki beberapa prioritas capaian yang harus direalisasikan. Prioritas pertama, yakni mengembangkan konsep bahwa BTN adalah tempat yang nyaman bagi talenta. Kedua, pengembangan kapabilitas dan produktivitas. Terakhir, harus fokus pada penciptaan nilai dan menjadi partner bisnis rekanan maupun stakeholder perusahaan. Semua hal tersebut dilakukan secara simultan dan sejalan dengan proses bisnis dan disusun dalam strategi atau tahapan yang lebih detail setiap tahunnya.

Untuk mengelola hal tersebut, semua bidang termasuk HC sudah dilengkapi dengan platform teknologi yang didesain dengan sistem dan aplikasi khusus, agar bisa menjadi Decision Support System. Pengembangan kompetensi human capital juga demikian, sehingga sistem ini tidak hanya menjadi bagian untuk memberikan pembelajaran, tetapi juga analytic berdasarkan database.

Faktor kenyamanan, menurut Eko, perlu dimulai sejak awal proses menarik talent (recruitment). Bank BTN telah memiliki Employee Value Proposition (EVP) yang clear, yakni dari Learn, Contribute, Grow, dan Engagement. Talent yang bergabung harus memiliki noble purpose dalam bekerja. Ketika sudah bergabung pengembangan Talenta dapat dilakukan melalui training program maupun recognition berupa pemberian tantangan (challenge) yang lebih tinggi ataupun promosi, sehingga memberikan kesempatan Talenta untuk berinovasi. Karena itulah, BTN memiliki program yang diselenggarakan tiap tahun, yakni Innovation Award, sebagai wadah bagi para milenial untuk berkreasi dan berinovasi.

“Kami juga mendorong konsep work and life balance, termasuk juga menggagas program family gathering yang melibatkan keluarga para pegawai yang disebut BTNers. Tak hanya itu, kami menyediakan program scholarship pendidikan S1 dan S2. Pegawai bahkan bisa membawa keluarga jika menempuh pendidikan di luar negeri,” jelas Eko memaparkan.

Karena HC merupakan enabler, maka salah satu indikator dan cerminan keberhasilannya dilihat dari produktivitas pegawai. Terlihat dari pertumbuhan bisnis BTN yang sangat baik dari aset, kredit, dana pihak ketiga, dan lainnya. Kemudian terkait pengembangan proses bisnis, jika ada kebutuhan upskilling pegawai, di sanalah peran HC mendukung transformasi. Misalnya, para pegawai yang sebelumnya sebagai support kini menjadi ujung tombak layanan bisnis.

“Kami juga memberikan kesempatan dan tantangan untuk jabatan baru. Apalagi banyak area bisnis yang dikembangkan dan diisi dengan generasi milenial yang perlu di-speed up. Saya pikir ini bagian dari capaian bidang HC. Selain itu, dari hasil survei terbukti tingkat engagement pegawai terhadap perusahaan semakin meningkat, menurut saya ini adalah prestasi,” pungkas Eko. Atas pencapaian tersebut, BTN diganjar beragam penghargaan antara lain The Best Learning Strategy 2021, The Best Company in Creating Leaders from Within 2021, serta penghargaan terkait talent management, HR Digitalization, dan lainnya. 

Para talent Bank BTN yang berasal dari berbagai lapisan, menurut Eko, selain dibekali kemampuan manajerial, juga diwajibkan mengimplementasikan empat pilar budaya perusahaan berlandaskan budaya AKHLAK sebagai corporate value, yakni Sales & Service Culture, Governance & Risk Culture, Performance Culture, dan Learning Culture. Secara pribadi, ia menyebutkan beberapa prinsip yang mesti dijalankan secara konsisten. “Integritas dan disiplin harus dikedepankan. Kita tidak akan bisa memberikan layanan baik kepada customer dan stakeholder, kalau dari dalam diri tidak demikian. Perubahan teknologi maupun kompetisi bisnis dan lingkungan saat ini sangat cepat, maka tidak ada hal lain yang bisa dilakukan untuk memenangkan kompetisi selain memiliki learning agility yang baik. Selain itu, bekerja di industri perbankan memang banyak regulasi, meski bisnis terus berubah namun jangan lupa tetap mengembangkan prinsip budaya kepatuhan,” jabar Eko. Sebelum mengakhiri wawancara, ia kembali menekankan hal terpenting yakni perlunya mempersiapkan talent untuk ke depannya, serta mempersiapkan human capital yang mempunyai semangat kolaborasi dan teamwork yang baik.