Emirsyah Satar Menerbangkan Garuda ke Pentas Dunia

Oleh: content (Administrator) - 01 January 2013
Situasi dan kondisi Garuda Indonesia pada saat itu memang sangat berat. Mulai dari hutang yang membebani cashflow perusahaan, rute yang merugi, produk yang tidak kompetitif hingga semangat karyawan yang menurun. Hal tersebut ditambah lagi dengan tantangan berat yang dihadapi industri penerbangan di era global yang kompleks dan dinamis, mulai dari persaingan dengan maskapai lain, masalah keselamatan dan keamananpenerbangan, hingga fluktuasi harga bahan bakar yang berdampak pada peningkatan biaya operasional yang tinggi. Kondisi ini dipahami betul oleh Emirsyah.
Ia lantas mengajukan syarat kepada Kementerian BUMN agar ia diberi keleluasaan yang memungkinkannya untuk membawa perusahaan yang pada saat itu masih merugi menjadi untung. Salah satunya, melakukan transformasi perusahaan dan membuat keputusan berani, misalnya dengan menutup rute-rute yang merugi. Dengan pengalaman luas di bidang keuangan di berbagai perusahaan
multinasional, Emirsyah menjadi figur instrumental dalam restrukturisasi keuangan yang dilakukan pada tahun 2001 sebesar USD1,8 milliar, dan menyelamatkan Garuda dari ancaman kebangkrutan. Pada saat tersebut Emir menjadi Direktur Keuangan Garuda Indonesia. Majalah Travel Finance di New York mengapresiasi hal itu dan menetapkannya sebagai “Financial Restructuring of the Year 2001.”
Di bawah kepemimpinannya, Garuda Indonesia menetapkan Rencana Strategis melalui program transformasi tahap pertama pada tahun 2006 - 2010 yang terbagi atas tahapan “Survival” pada medio 2006-2007 “Turn Around” pada “2008-2009”, dan “Growth” mulai 2010. Selanjutnya, Garuda Indonesia meluncurkan program transformasi tahap kedua Quantum Leap 2011 – 2015. Melalui program Quantum Leap tersebut, Garuda melaksanakan berbagai pengembangan dalam aspek operasional, manajemen, finansial, maupun layanan, peremajaan dan pengembangan armada, pengembangan network, serta human capital. Pada 2015 nanti, Garuda akan mengoperasikan 194 pesawat dari saat ini sebanyak 105 pesawat, frekuensi penerbangan naik 300% dari 350 penerbangan per hari menjadi sekitar 1.100 penerbangan per hari, dan penumpang yang diangkut akan mencapai 45,4 juta penumpang dari sekitar 20 juta penumpang. Melalui strategi ini, Garuda juga menargetkan predikat bintang lima dan menjadi global player. Perusahaan juga akan bergabung dalam aliansi penerbangan global SkyTeam pada awal tahun 2014. Sebagai bagian dari langkah perusahaan menjadi global player, Garuda melaksanakan program brand awareness melalui global partnership dengan Liverpool FC.
Dari sisi layanan, perusahaan terus berbenah. Langkah besar lain yang diambil Emirsyah adalah memperkuat karakter Garuda sebagai maskapai nasional dengan menghadirkan keramahtamahan khas Indonesia dalam aspek pre-journey, preflight, in-flight, post-flight, dan post- journey. Baginya, Garuda tidak lagi sekadar bergerak di bisnis jasa transportasi yang memindahkan penumpang atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya, tapi lebih kepada travel business service. Ciri khas itu ditampilkan dalam konsep Garuda Indonesia Experience, yang mengangkat segala hal terbaik dari Indonesia melalui kelima panca indera, yaitu sight, sound, taste, scent, dan touch. Keunikan inilah yang lantas membedakan Garuda dari maskapai-maskapai internasional lainnya. Program transformasi yang dilakukan telah membuahkan hasil. Garuda kini berubah menjadi kebanggaan nasional. Sepanjang 2012 saja, lebih dari 60 penghargaan nasional maupun internasional diperoleh. Artinya, lebih dari satu perhargaan diterima Garuda setiap minggunya. Pada awal 2010 lalu, contohnya. Garuda meraih penghargaan “The World’s Most Improved Airline” dari SkyTrax dan mendapat predikat maskapai bintang empat. Center for Aviation of Asia Pacific (CAPA), Australia juga menganugerahi Garuda sebagai “Turn Around Airline of the Year 2010”. Berbagai prestasi juga ditorehkan Garuda sepanjang tahun 2012. Setelah bulan Januari dan Februari 2012, pada bulan Juli 2012 Garuda untuk ketiga kalinya kembali didaulat sebagai maskapai internasional terbaik (The Best International Airlines) berdasarkan hasil survei bulanan lembaga riset independen Roy Morgan. Selain itu, pada Juli 2012 lalu, Garuda juga terpilih sebagai “The World’s Best Regional Airline” dan “The Best Regional Airline in Asia” oleh Skytrax, lembaga pemeringkat airline berbasis di London, dalam ajang Farnborough Airshow di London, Inggris. Keberhasilan seorang CEO tentu saja juga harus diukur dari kinerja keuangannya. Tengoklah kinerja keuangan Garuda hingga kuartal III tahun lalu. Laba komprehensif periode berjalan tercatat sebesar USD60,8 juta atau meroket sebesar 108,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Membaca sejarah perkembangan Garuda sejak dipimpin Emirsyah, tak ada yang bisa
membantah bahwa ia adalah salah satu CEO terbaik yang pernah di miliki bangsa ini. Berbekal spirit baru perusahaan “One Team, One Spirit, One Goal”, Emirsyah mampu mengimplementasikan dengan baik budaya team work dan budaya bekerja keras kepada pegawai.



Emirgrafi
Nama Lengkap Emirsyah Satar Lahir Jakarta,
28 Juni 1959 Pendidikan Program Khusus
di Sorbonne University, Perancis (1978)
dan Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (1985) Pekerjaan/
Jabatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia
(Maret 2005-sekarang) Riwayat Pekerjaan
Auditor di kantor akuntan Pricewaterhouse
Coopers (1983), Assistant of Vice President
of Corporate Banking Group Citibank (1985),
General Manager of Corporate Finance Jan
Darmadi (1990), Chief Executive Niaga Finance
di Hongkong (1996), Direktur Keuangan PT
Garuda Indonesia pada (1998), Wakil Direktur
Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (2003)