Urai Benang Kusut, Banjir Pujian untuk Kapolri

Oleh: Syulianita (Editor) - 17 August 2022

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sukses mengurai benang kusut saat menetapkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Secara tegas dan meyakinkan, Kapolri menyampaikannya langsung saat konferensi pers di Mabes Polri pada Selasa, 9 Agustus 2022.

Kasus kematian Brigadir J dinilai banyak kalangan sebagai benang kusut karena diasumsikan bakal sulit untuk diurai, karena posisi strategis Irjen Ferdy Sambo yang dianggap sebagai mastermind dan keterlibatan puluhan personel kepolisian termasuk 2 personel bintang satu, dua Kombes, 3 AKBP, 2 Kompol, dan 1 AKP.

Bahkan masyarakat dihinggapi pesimisme, khawatir kasus kematian Brigadir J bakal bernasib sama seperti kasus tewasnya 6 anggota FPI yang sampai saat ini belum menemui titik terang. Namun, kenyataan berkata lain. Polri sebagai anak kandung Negara Kesatuan Republik Indonesia mampu menyelamatkan citra dan marwahnya.

Sontak, penetapan yang disampaikan Kapolri menjadi angin segar bagi masyarakat yang selama ini menunggu keberanian Polri dalam menuntaskan kasus kematian Brigadir J di rumah dinas Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022 pukul 17.00.

Pujian, apresiasi, dan dukungan untuk Kapolri serta jajaran kepolisian bermunculan dari pemerintah, legislator, hingga beragam kalangan masyarakat. Menko Polhukam Mahfud Md menyampaikan, pemerintah mengapresiasi langkah Polri, khususnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang dinilai telah serius dalam menangani kasus tersebut.

“Saya sebagai Menko Polhukam dan Ketua Kompolnas yang bertugas menjalankan perintah Presiden untuk mengawal dan mendorong agar kasus ini dibuka secara terang ingin menyampaikan beberapa hal sebagai berikut. Pemerintah mengapresiasi kepolisian RI, khususnya Kapolri Bapak Listyo Sigit Prabowo, yang telah serius mengusut dan membuka kasus ini secara terang, khususnya di dalam mengungkap pelaku utama,” kata Mahfud saat jumpa pers di kantornya, Selasa (9/8/2022).

Ia berharap agar penyelesaian kasus secara tegas terbuka dan tanpa pandang bulu bisa terus menjadi babakbabak baru dalam upaya membangun institusi Polri yang bersih dan tepercaya sebagaimana visi dan slogan Polri Presisi.

Sementara itu, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi ketegasan Sigit yang sukses menjunjung asas persamaan di muka hukum dalam kasus tersebut. “Kompolnas mengapresiasi Kapolri yang dengan ketegasan beliau, dapat melaksanakan arahan Presiden untuk mengusut tuntas kasus ini dan menangkap para tersangkanya. Penetapan para tersangka dalam kasus ini juga menunjukkan Kapolri tidak segan memproses hukum bawahannya yg berpangkat irjen pol yang diduga merupakan otak kasus ini,” ungkapnya.

Dari kalangan Ormas Islam, pujian atas keberhasilan Kapolri dan jajarannya disampaikan Muhammadiyah. Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengaku salut atas kinerja Polri. “Salut buat Kapolri yang melakukan langkah tegas terhadap jajaran kepolisian dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembunuhan Brigadir J termasuk menetapkan beberapa perwira tinggi Polri sebagai tersangka. Walaupun itu baru langkah awal, tindakan tegas Kapolri layak mendapatkan pujian,” kata Mu’ti dalam keterangannya, Rabu (10/8/2022).

Apresiasi tinggi juga datang dari Ketua Umum PP Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) H. Usamah Hisyam. Ia memberikan apresiasi yang tinggi atas kinerja Polri, khususnya Kapolri yang memimpin dan mengawal langsung kasus tersebut. Usamah mengatakan, Kapolri terbukti mampu bekerja dengan sangat baik dan menjadikan Presisi bukan hanya jargon semata.

“Konsep Presisi, yakni Prediktif, Responsibilitas dan Transparansi Berkeadilan terbukti tidak hanya sekadar jargon. Kapolri Jenderal Listyo benarbenar komitmen dalam pelaksanaan tugasnya, seperti yang ia kampanyekan di awal-awal bertugas,” jelas Usamah.

Lebih tegas, Usamah mengatakan bahwa terurainya kasus ini juga menjadi bukti bahwa pimpinan Polri berupaya on the track sebagai lembaga penegak hukum yang tajam ke bawah dan juga tajam ke atas.

Usamah yang juga pernah menjadi koordinator perjalanan umroh keluarga Calon Presiden Joko Widodo pada Juli 2014 silam ini mengatakan, ketegasan dan keberanian Kapolri dalam mengungkap kasus ini mendapat sambutan dan perhatian seluruh rakyat Indonesia.

Oleh sebab itu Usamah mengimbau kepada 5.000 Dai Parmusi di seluruh Indonesia untuk mendoakan segenap aparatur kepolisian terutama Kapolri serta mendukung penuh kepolisian di berbagai daerah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan serta melawan kezhaliman yang dilakukan terhadap umat dan rakyat Indonesia.

“Saya juga mengimbau para ulama, kiai, dan umat Islam untuk mendoakan agar institusi Polri tetap tegar dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, terutama juga memberantas mafia yang merusak bangsa,” tandasnya.

Sementara tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Umar Syadat Hasibuan menyebut, terkuaknya kasus ini membuktikan bahwa Tuhan tidak tidur. Ia berharap Sambo dihukum seberatberatnya agar tidak terulang kejadian yang sama.

Apresiasi tinggi juga diberikan Wakil Ketua Komisi III DPR Sahroni kepada Kapolri serta jajarannya. Politikus Nasdem ini juga menegaskan bahwa penjelasan Jenderal Sigit dan jajaran mengenai kronologi dan peran para tersangka dalam penembakan Brigadir J sangat transparan dan masuk akal sesuai harapan masyarakat. “Penjelasan Kapolri dan Kabareskrim sangat terang benderang, tegas, dan tidak mencederai logika serta hati nurani masyarakat,” jelas Sahroni.

Adapun Ketua SETARA Institute Hendardi menegaskan, penetapan Ferdy Sambo sebagai tersangka membuktikan diplomasi kejujuran, transparansi, dan kinerja berbasis data yang dilakukan Polri berjalan baik. “Di tengah menurunnya kepercayaan publik pada institusi Polri, kasus ini sungguh menjadi ujian terberat bagi Kapolri, meskipun akhirnya Jenderal Listyo Sigit Prabowo lulus dari ujian tersebut,” ujar Hendardi.

Jalan Lapang Terbuka Lebar

Jalan lapang bagi Jenderal Listyo sebenarnya terbuka lebar saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Polri untuk tidak ragu-ragu mengusut kasus tersebut, sekalipun itu melibatkan para petinggi Polri. “Sejak awal kan saya sampaikan. Sejak awal saya sampaikan usut tuntas. Jangan ragu-ragu. jangan ada yang ditutup-tutupi,” kata Jokowi di sela-sela kunjungannya di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (9/8).

Jokowi mendesak Polri untuk mengungkap kasus ini apa adanya. Ia tidak ingin ada pihak-pihak yang menutupi kasus tersebut. Menurutnya, menutup-nutupi kasus itu sama saja dengan memperburuk marwah Polri. “Jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Itu yang paling penting. Citra Polri apa pun itu tetap harus kita jaga,” kata Jokowi.

Dukungan penuh Presiden kepada Kapolri pun mendapat acungan jempol dari berbagai kalangan. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga anggota DPR RI dan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang sampai empat kali mengultimatum Polri untuk mengusut tuntas kasus kematian Brigadir J. Ia berharap perlakuan yang sama harus dilakukan terhadap kasus KM 50 terkait terbunuhnya sejumlah laskar Front Pembela Islam (FPI).

“Apalagi kedua kasus ini sama-sama mendapatkan perhatian yang tinggi dari publik. Apalagi Kapolri juga pernah sampaikan komitmennya untuk serius usut kasus-kasus yang mendapat perhatian yang tinggi dari masyarakat, dan untuk usut tuntas kasus KM 50 sesuai temuan/laporan Komnas HAM,” ujar HNW, Rabu (10/8/2022). (Imam F)