Oleh: -

Menjaga Reputasi Perusahaan Percetakan Uang Terbesar di Dunia

Naskah: Sahrudi/Gia Foto: Fikar Azmy

Merupakan suatu kebanggaan ketika ada perusahaan BUMN kita diakui dunia sebagai perusahaan besar yang memiliki integritas tinggi. Prestasi itu kini tersemat di Perum Peruri. Dan salah seorang yang ikut andil atas prestasi itu adalah Saiful Bahri yang kini menjabat sebagai Direktur Operasi pada perusahaan percetakan uang tersebut.

Tak berlebihan jika Saiful menjadi sosok penting di balik pencapaian Peruri yang luar biasa saat ini. Kemampuan akademik dan pengalaman kerjanya di bidang percetakan khususnya security printing membuat Peruri terus maju dan berkembang dan diakui sebagai percetakan terbesar dunia yang terintegrasi.

Saiful bersyukur obsesinya untuk ikut membawa Peruri sebagai perusahaan dunia setahap demi setahap berhasil diwujudkan. “Saya sangat berharap Peruri ke depan selalu bisa melakukan ekspansi ke pasar luar negeri. Seperti sekarang kita sudah mendapatkan kepercayaan baik mencetak uang maupun paspor, perangko dari luar negeri, dan sebagainya. Ke depan kita bisa lebih menambah ke segmen pasar yang lebih besar,” katanya.

Saiful optimis karena teknologi yang dipakai Peruri tidak kalah dengan teknologi percetakan di Eropa ataupun Amerika, sebab produk cetakan Peruri ini memiliki security tingkat tinggi. “Perum Peruri selalu melakukan updating terhadap fitur-fitur security yang kita cetak, baik itu paspor, materai, dan juga uang,” ia menguraikan. Inilah salah satu cara Peruri agar reputasi sebagai percetakan dunia tetap terjaga.

Selain menjaga hasil produknya terhindar dari pemalsuan, Saiful dan seluruh jajaran operasional Peruri juga harus bekerja dan berpikir keras menyelaraskan kerja Peruri dengan menghadapi tiga disrupsi sekaligus, yaitu climate change atau perubahan Iklim, kemudian industrial 4.0, dan pandemi Covid-19. “Ini memberikan tantangan bagi kita khususnya di industri percetakan, terutama terkait dengan perubahan iklim. Kita perlu melakukan perubahan-perubahan supaya Perum Peruri menjadi industri yang ramah terhadap lingkungan. Ini menjadi tantangan yang harus melakukan perubahan, misalnya dalam pengelolaan limbah maupun penggunaan energi listrik, agar lebih ramah lingkungan. Kemudian terkait pandemi Covid-19, kita dituntut tetap bisa melaksanakan tugas dari negara ntuk mencetak dokumen security, tapi tetap menjaga kesehatan. Ketiga, terkait dengan industri 4.0, yang harus bisa mengikuti perkembanganperkembangan teknologi digital, agar Peruri bisa go digital. "Digitalisasi di Peruri tidak hanya di sisi produknya, tapi prosesnya juga bisa terdigitalisasi agar lebih efesien. Saya kira tiga tantangan besar itu yang harus kami hadapi,” ungkap Saiful.

Apa yang dilakukan jajaran operasional Peruri tersebut tidak hanya bertujuan sekadar meraih target korporasi atau untuk memenuhi KPI dari perusahaan, tetapi juga agar Perum Peruri bisa melaksanakan penugasan yang diberikan oleh pemerintah. "Ini harus selalu dijadikan penyemangat, tidak hanya di tataran high level, tetapi juga sampai di tataran bawah, supaya bisa memahami tugas dan fungsinya. Bahwa jika semua bekerja harus dengan satu semangat yang sama, Insya Allah kita akan bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Karena spiritnya, kemudian waktu, dan tiap komitmen untuk melakukan tugas ini bisa kita laksanakan dengan sebaik-baiknya” beber Saiful.

Lebih lanjut Saiful menceritakan bahwa tuntutan atas seorang COO saat ini adalah harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. “Teknologi apapun kita harus ikuti, karena tingkat persaingan di industri percetakan uang juga cukup tinggi. Apabila kita terlambat mengikuti perkembangan teknologi tidak mustahil produk-produk Peruri juga akan tertinggal di pasaran,” ungkapnya.

Ia menegaskan pihaknya harus sensitif dengan perubahan teknologi dan wajib berinovasi dengan produk-produk baru. Tidak hanya produk yang existing berbasis percetakan, tetapi juga harus dibangun inovasi secara hybrid. “Misalkan cukai atau materai bisa diidentifikasi dengan smartphone supaya semua orang bisa mengidentifikasi. Ini benefitnya bagi Peruri yakni bisa meningkatkan added value bagi pemerintah, dan akan banyak membantu dalam proses melakukan identifikasi produk-produk security mana yang asli dan yang palsu,” sebutnya.

Inovasi lain yang dilakukan jajaran operasional Peruri adalah menerapkan teknologi artifisial pada produk cukai. “Kita bisa melihat gambar-gambar bergerak yang ada di cukai itu dengan smartphone. Ini salah satu contoh untuk teknologi hybrid," ia mencontohkan. Di Peruri, proses digitalisasi tak hanya dari sisi produk, tapi juga dari segi proses produksi. “Dari sisi proses produksi kami sudah membangun suatu sistem bernama command center yang mengintegrasikan semua proses produksi yang ada di percetakan Peruri di Karawang. Sehingga kita bisa mengidentifikasi prosesnya secara real time. Kalau ada trouble mesin bisa segera kita ketahui dan diidentifikasi lebih awal,“ paparnya.

Yang kedua, Peruri juga sudah menerapkan sistem robotik produksi uang logam. “Proses itu sudah kita lakukan dengan robot, sehingga mampu mengurangi karyawan dan ketergantungan terhadap orang hampir 40%-nya, serta prosesnya pun lebih cepat, akurat, bahkan lebih efisien,” ia menjabarkan.

Sebagai direktur operasi, Saiful juga banyak ikut mengambil langkah strategi untuk meningkatkan performa perusahaan. “Banyak sekali upaya yang dilakukan untuk meningkatkan performa. Kami di direktorat operasi menerapkan satu prinsip yakni harus selalu meningkatkan produktivitas, sekaligus meningkatkan kepastian delivery, safety, dan efisien. Inilah yang kami kembangkan dalam setiap produk,” jelasnya. Dengan cara itu, Saiful optimis mampu menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat, karena Peruri memberikan jaminan delivery, produktivitas, dan efisiensi sehingga dapat semakin meningkatkan performa perusahaan di mata konsumen.

Uang Karya Peruri Masuk Nominasi Internasional

Salah satu produk Peruri yang meraih penghargaan sebagai The Best Non Circulate Banknote adalah uang kertas pecahan Rp75.000 yang dibuat tahun 2020 ketika Bank Indonesia menetapkan Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) Rp75.000. Produk uang tersebut masuk dalam lima nominasi uang terbaik dunia dan diumumkan di Washington pada awal 2022. Namun, prestasi Peruri yang sangat prestisius adalah kemampuan dalam mengubah beberapa material yang sebelumnya mengandalkan impor sekarang sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Hal ini sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.