Suwhono Belajar dari Orang-orang Sukses

Oleh: content (Administrator) - 01 January 2013
Meski masih terhitung baru, namun sentuhan tangan dingin Suwhono mulai terasa dan menampakkan hasilnya. Dari capaian yang diperoleh per 30 September 2012, total aset PT Pegadaian (Persero) mencapai Rp 28.483.197.000.000. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya di periode yang sama, yakni Rp 24.019.026.000.000 atau naik 18,59%. Total pendapatan usaha juga naik dari Rp 4.774.100.000.000 per 30 September 2011 meningkat menjadi Rp 5.732.839.000.000 per 30 September 2012, ada kenaikan sebesar 20,08 %. Begitu pun dengan laba usaha juga mengalami peningkatan per 30 September 2012, laba usaha PT Pegadaian (Persero) mencapai Rp 1.840.701.000.000 atau naik dari jumlah sebelumnya per 30 September 28,78% dibanding tahun sebelumnya, per 30 September 2011, yakni Rp 58.475.306.000.000 Jumlah nasabah juga mengalami kenaikan. Dari 18.877.247 orang pada 2011 menjadi 20.564.458 orang pada 30vSeptember 2012, naik sebesar 8.94%. Barang jaminan juga naik 8,45%, dari 26.378.651vpotong pada 2011 menjadi 28.606.959 potong pada September 2012. Sukses Suwhono tak lepas dari inovasi dan pengembangan beberapa produk. Karena itu, produk yang dijual ke masyarakat tidak hanya satu. Karena jika hanya satu
produk yang dijual ongkosnya mahal dan tidak efisien. Terkait dengan itu, PT Pegadaian (Persero) menambah produk jualannya. Ada 5 lini bisnis yang tengah dikembangkan PT Pegadaian (Persero). Pertama, bisnis gadai. yakni bentuk skema kredit bagi masyarakat yang memerlukan bantuan kredit dengan perikatan gadai secara konvensional dengan jaminan barang bergerak. Kedua, bisnis syariah, yakni bisnis dengan skema syariah bagi masyarakat yang memerlukan bantuan dengan perikatan rahn
(gadai syariah). Ke depannya bisnis syariah ini akan berdiri sendiri. Ketiga, bisnis kredit untuk usaha mikro. Keempat, bisnis emas. Usaha perdagangan dan pembiayaan emas untuk tujuan investasi atau tabungan emas, terutama untuk ritel. “Untuk bisnis emas ini akan kami explore lebih dalam. Karena emas bukan hanya dimiliki orang yang sudah punya duit, tetapi pemula pun bisa beli emas. Bisnis emas dengan skala kecil (5-10 gram) ini akan dikembangkan dengan sistem online. Diharapkan bisnis emas ini akan mendongkrak pasar Pegadaian,” terang Suwhono. Dan kelima, payment bisnis atau usaha lainnya. Yakni optimalisasi aset dan transaksi payment yaitu transfer uang, pembayaran listrik, telepon dan lainnya. Dalam memimpin Pegadaian, Suwhono punya visi menjadikan Pegadaian lebih dekat dengan rakyat kecil. Sesuai dengan agline ‘mengatasi masalah tanpa masalah’, Pegadaian membantu masyarakat dengan memberi pinjaman untuk mengembangkan usahanya. “Semakin banyak nasabah, kelangsungan hidup Pegadaian terus terjaga. Kami tidak bisa hidup tanpa nasabah,”
ujarnya.
     Saat ini, Pegadaian memiliki 7.938 pegawai tetap. Merekalah yang menggelindingkan outlet-outlet Pegadaian ke bawah hingga mencapai 4.569 unit. PT Pegadaian (Persero) memperhatikan betul soal kualitas Sumber Daya Manusia yang dimiliki. Terkait dengan itu, tahun depan Pegadaian mengharuskan semua kantor wilayah di seluruh Indonesia punya Diklat (pendidikan dan latihan). “Kami menggodok SDM melalui pendidikan dan latihan itu,” ujarnya singkat. Suwhono menyadari benar bahwa bisnis di industri gadai banyak pesaingnya. Namun, baginya sepanjang persaingan itu dilakukan secara sehat, maka tidak ada masalah. “Namun, harus diingat bahwa industri gadai itu jangan dikira tidak ada resikonya. Untuk menghindarkan resiko, kami akan mengusulkan agar ada standar operasi bagi industri gadai. Bagi yang ingin ikut ambil bagian dalam industri gadai juga harus punya sertifikasi profesi,” terangnya. Soal resiko, kata Suwhono, terkait dengan bisnis yang dijalankan. Bisnis gadai yang dijalankan 90 % adalah emas. Karena itu, industri gadai sudah seharusnya memiliki ahliahli tentang emas. Ini untuk mengantisipasi adanya emas palsu. Kondisi korporasi nasional tak luput dari perhatian Suwhono. Ia menilai, dalam dunia korporasi di Tanah Air saat ini tidak ada pemain baru. Pemainnya masih yang lama dan itu-itu saja sehingga ada ketimpangan yang cukup lebar dengan pemain yang baru memulai usaha. “Karena itu, harus ada sistem untuk memperpendek jarak ini. Salah satunya dengan menumbuhkan ekonomi rakyat. Dan Pegadaian hadir untuk menumbuhkan eknomi rakyat kecil melalui produk-produknya,” jelas Suhwono. Sebagai Chief Executive Officer (CEO), Suwhono juga banyak belajar dari CEO lainnya baik di tingkat nasional maupun internasional. Suwhono tidak mengidolakan satu CEO tertentu, tetapi yang dipelajari dan diamatinya adalah implementasi dari penerapan kebijakan di lapangan yang dilakukan sang CEO tersebut. Ia mencontohkan, ada satu CEO di salah satu perusahaan penerbangan di Amerika Serikat (AS). CEO itu mau terjun langsung ke lapangan membersihkan pesawat. Apa yang dilakukan CEO tersebut bukan sekadar pencitraan tetapi demi efisiensi. “Jadi, CEO itu memberi contoh dengan turun langsung ke lapangan. Saya memang suka mengamati dan banyak belajar dari orang-orang yang sukses dalam memimpin perusahaan dan menjalankan roda usahanya,” imbuhnya. Dalam bekerja, kata Suwhono, seseorang itu harus punya kemauan dan keseriusan. Karena dengan dua hal itu ia bisa mengatasi kekurangan atau kesulitan yang ada. “Jadikan kerja itu seperti hobi saja, sehingga kita senang menjalankannya, tidak merasa terbebani dan tidak merasa berat,” lanjutnya. Meski sibuk dengan rutinitas pekerjaan, namun Suwhono tetap memperhatikan kondisi fisiknya. Olah raga jogging rutin dilakukannya setiap pagi sebelum berangkat ke kantor untuk menjaga fisiknya tetap prima. Selain jogging, golf juga kerap dilakukan Suwhono bersama para koleganya. Untuk yang satu ini, ia melakukannya guna menjalin tali silaturahim dan menjaga hubungan pergaulan dengan para koleganya.