Iwan Satawidinata (CEO PT Bank CTBC Indonesia)

Oleh: Syulianita (Editor) - 15 March 2022

Tangguh Lewati Badai Pandemi

Naskah: Purnomo Foto: Dok. Pribadi

Menjadi CEO perusahaan besar di masa - masa sulit seperti sekarang ini sangatlah menantang, karena yang dihadapi bukan saja target - target bisnis dan objectives dari perusahaan saja, tetapi juga banyak perhatian harus tercurah untuk memperhatikan karyawan termasuk keluarganya, menjaga stabilitas operasional dan memastikan produktivitas tetap terjaga secara optimal. Hal ini dibuktikan oleh Iwan Satawidinata sebagai Presiden Direktur atau CEO dari PT Bank CTBC Indonesia yang justru melihat tantangan ini sebagai kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam memimpin perusahaan.

Iwan, dengan tangan dinginnya mampu meningkatkan kinerja perusahaan di saat melemahnya ekonomi secara keseluruhan akibat pandemi Covid-19 ini. Saat berbincangbincang dengan tim Majalah Men’s Obsession secara virtual, CEO yang satu ini menceritakan awal kariernya di perbankan dimulai sejak tahun 1990 setelah menyelesaikan kuliah di Amerika, di kota Los Angeles (LA).

Ia masuk ke perbankan sejak bergabung di United Savings Bank FSB di Los Angeles, USA sejak tahun 1990 hingga 1991 sebagai Assistant Regional Manager for Southern California Banking Group. “Saya mulai bekerja tahun 1990 sampai 1991 di Los Angeles. Memang tidak lama, kurang lebih setahun saya di sana. Pertengahan tahun 1991, saya kembali ke Tanah Air, Jakarta,” ujar Iwan kepada tim Men’s Obsession.

Setelah kembali ke Indonesia, ia bergabung dengan Bank UOB Indonesia (sebelumnya United Overseas Bank Bali) sejak tahun 1991 hingga Juni 2010 dengan posisi terakhir sebagai Presiden Direktur. “Kebetulan ketika saya kembali ke Jakarta, Bank United Overseas Bank Bali baru mulai beroperasi di Indonesia. Bank ini merupakan kerja sama antara Bank UOB dari Singapura dengan Bank Bali, di mana sahamnya 80 persen dimiliki oleh UOB Singapura dan 20 persen oleh Bank Bali,” ujarnya.

Di tahun 2003, bank tersebut mengganti namanya menjadi Bank UOB Indonesia. Di bulan Juli 2010, setelah Bank UOB Indonesia bergabung dengan Bank UOB Buana Indonesia, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur sampai dengan Februari 2019. “Tahun 2010, bank tersebut merger dengan Bank UOB Buana. Asset Bank bertambah besar karena Bank UOB Singapura mengakusisi Bank Buana melalui pembelian saham Bank Buana oleh Bank UOB Singapura. Ketika penggabungan tersebut, saya menjadi Deputy Presiden Direktur atau Wakil Presiden Direktur,” tutur Iwan.

Tak sampai di situ, pria yang memiliki gelar Bachelor of Science in Business Administration dari University of Southern California, USA ini, resmi efektif menjabat sebagai Presiden Direktur Bank CTBC Indonesia sejak 2019.

“Tahun 2019, saya memulai pekerjaan di tempat saya sekarang, yakni PT Bank CTBC Indonesia. Saham Bank CTBC Indonesia sebesar 99 persen dimiliki oleh salah satu bank terbesar dan terkemuka di Taiwan, yaitu CTBC Bank Co., Ltd. Perumpamaannya seperti Bank BCA di sini, dan di Indonesia memiliki perusahaan subsidiary bernama PT Bank CTBC Indonesia,” Iwan memaparkan.

Ia kemudian melanjutkan, “Jadi sejak 2019 sampai sekarang, saya sudah mengabdi selama tiga tahun di bank ini.” Berbicara tentang apa saja yang diraih Bank CTBC dalam meningkatkan kinerja korporasi, Presiden Direktur yang satu ini adalah ahlinya. Betapa tidak, di tengah goncangan pandemi Covid-19 ini, ia mampu menakhodai Bank CTBC Indonesia dengan baik. 

Salah satu inisiatif yang diselesaikan adalah infrastruktur dari bank tersebut, yakni dari segi human resource, segi teknologi dan peningkatan kemampuan operasional perusahaan. Karena menurutnya, yang namanya teknologi, perkembangannya never ending dan harus bisa mengikuti zaman. Jadi, tentunya selain teknologi, perusahaan juga harus dibenahi dari segi kemampuan operasionalnya di mana termasuk peningkatan kapasitas manusianya sehingga mampu terus bersaing dengan bank yang lain di Tanah Air.

Terkait jumlah nasabah, walaupun Bank CTBC Indonesia tidak memiliki jumlah nasabah yang besar, akan tetapi mayoritas nasabah Bank CTBC Indonesia berasal dari institutional banking, yaitu nasabah dengan kategori perusahaan dari medium sampai large coorporation dengan jumlah sekitar 250 nasabah.

Tentunya upaya memiliki nasabah dengan jumlah banyak dan bermutu merupakan tantangan besar, terutama di masa pandemi sekarang ini. Ia melihat hal ini merupakan tantangan terbesar dari segi bisnis. Segala sisi perekonomian di masa pandemi ini pasti terkena imbas. Bukan saja di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Jadi, yang harus dijaga adalah bagaimana Bank CTBC Indonesia bisa membantu nasabah-nasabah melewati krisis Covid-19 yang menyebabkan keadaan ekonomi Indonesia tertekan.

Terkait kemampuan Bank CTBC Indonesia bersaing dengan bank lain dalam melakukan transformasi digital, Bank CTBC Indonesia fokus untuk meningkatkan speed approval. Ia berpendapat bahwa nasabah mengutamakan speed approval sebagai salah satu indikator kepuasan terhadap pelayanan suatu bank.

Untuk itu, strategi ke depan yang dilakukan oleh Bank CTBC Indonesia, saat perekonomian masih fluktuatif ini, pihaknya harus solid dalam menyelesaikan ‘pekerjaan rumah’, baik dari segi human resource, kemampuan operasional, teknologi maupun semua lini terkait perlu dikembangkan untuk lebih baik lagi. 

Ibarat dapur, semua bahan dan peralatan yang diperlukan sudah siap sehingga nanti ketika situasi perekonomian membaik dan semua lancar kembali, bank bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabahnya. Oleh karena itu, dibutuhkan trik membangun teamwork yang mampu membuat kinerja cemerlang. Untuk mewujudkan hal tersebut, sejak dulu Iwan mempunyai filosofi untuk selalu merangkul. Iwan meyakini bahwa dengan demikian, dirinya bisa bekerja sama dengan teamwork lebih solid lagi. Selain merangkul, tentunya sebagai CEO juga harus bisa tegas. “Buat saya, terpenting adalah bagaimana kita bisa memberikan contoh untuk kolega yang bekerja sama dengan kita atau “Walk the Tall,” ucapnya.

Dalam hal membangun relasi dengan stakeholder, menurut Iwan, yang paling terpenting adalah komunikasi pada seluruh stakeholder harus lancar dan transparan. Sehingga hubungan bisnis antara perusahaan dengan pihak tersebut bisa seimbang. Karena stakeholder Bank CTBC Indonesia banyak sekali, mulai dari nasabah, karyawan, pemegang saham, dewan komisaris, dan juga regulator antara lain seperti OJK, Bank Indonesia, atau instansi pemerintah seperti Departemen Keuangan.

Tak hanya bicara soal pekerjaan, di akhir perbincangan orang nomor satu di Bank CTBC Indonesia ini mengungkapkan, ia memiliki seorang inspirator dalam bekerja. Telisik punya telisik ternyata yang menjadi inspirasinya adalah mantan bosnya yang sebelumnya. Sosok bankir senior, yang memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun sampai sekarang. Walaupun sudah pensiun, tapi Iwan belajar banyak dari darinya sehingga orang tersebut menjadi panutannya hingga saat ini.

Simak artikelnya juga di e-magazine  : https://mensobsession.com/e-mag/219-s-1s3o6t