Efrinal Sinaga (Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia)

Oleh: Syulianita (Editor) - 16 March 2022

Bangun Superteam Raih Prestasi

Naskah: Indah Kurniasih Foto: Dok. Pribadi

Berkecimpung di industri keuangan bukan hal yang baru bagi Efrinal Sinaga. Pria yang juga akuntan dan kini menjabat sebagai Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia sudah memulai perjalanannya lebih dari 32 tahun yang lalu, terutama di bidang keuangan non-bank, otomotif, dan home appliances.

Menilik perjalanannya selama membangun karier, ia sempat mendedikasikan diri selama 22 tahun di PT Astra International, Tbk hingga tahun 2010. Bertahun-tahun bergelut di dunia keuangan, pada tahun 2007 bersama sama dengan tim, ia berkesempatan menjadi orang pertama yang membuat perusahaan pembiayaan berbasis syariah. Selanjutnya pada April tahun 2010, Efrinal melangkahkan kakinya ke Grup Bank Muamalat dan masuk jajaran direksi di PT Al Ijarah Indonesia Finance untuk mengembangkan produk ritel otomotif dan komersial syariah di sana. Tidak sampai di situ, ia juga dipercaya menjadi salah satu advisor Bapak Mochtar Riady (Chairman Grup Lippo) untuk mengembangkan konsep pembiayaan dan digitalisasi UMKM, perusahaan fintech P2P Lending, hingga development skim syariah. “Pada tahun 2007 bersama tim di Grup FIF, kami menjadi orang pertama di Indonesia yang membuat perusahaan pembiayaan syariah. Jadi, multifinance syariah itu dimulai tahun 2007. Alhamdulillah, dimampukan oleh Allah SWT untuk menghadirkan layanan keuangan perusahaan non ribawi. Saya juga sangat aktif di Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dalam banyak bidang dan sejak 2013 sampai 2016, dipercaya sebagai Sekjen Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). 

Amanah lainnya juga pernah diberi penugasan oleh OJK sebagai Ketua Pokja Pembiayaan Maritim di sektor IKNB atau Lembaga Keuangan Non-Bank, dan sebagai Ketua Dewan Pengarah Pokja UMKM dan Koperasi di OJK,” tuturnya dengan semangat.

Memiliki sepak terjang yang teruji, kini ia dipercaya sebagai Presiden Direktur. Posisi yang tentu tidak bisa dipegang dengan main-main. Untuk itu, ia pun begitu mendedikasikan dirinya meski dengan tantangan yang juga tidak mudah. Terlebih, dalam dua tahun terakhir seluruh negara di dunia termasuk Tanah Air dilanda pandemi Covid-19. Salah satu imbasnya adalah kebijakan PSBB hingga PPKM yang memaksa harus bekerja dari rumah untuk menekan angka penularan virus. Dengan dedikasi kuat dan loyalitas yang dimiliki, ia mengatakan bahwa meski di rumah dirinya tidak mau diganggu dengan halhal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Segala urusan rumah tangga hanya boleh dikerjakan setelah jam bekerja usai, jangan korupsi waktu.

Tak hanya menunjukkan komitmen dengan fokus dalam bekerja, berbagai kebijakan dan langkah strategis juga diambil untuk tetap bisa mempertahankan perusahaan yang dipimpin. Terbukti, keuletannya membuahkan hasil yang nyata bagi Akulaku Finance Indonesia. Sebut saja pada tahun 2021, perusahaan berhasil meraih profit sembilan kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Ia menjelaskan, “Pada tahun 2021 dari target pembiayaan sebesar Rp7 triliun, realisasinya kami bisa capai, yakni sebesar Rp9,4 triliun, dengan tingkat kesehatan NPL nett yang masih terkendali 2.5%.

Di tahun 2022, dengan perubahan lifestyle masyarakat, digitalisasi menjadi frame mover, saya yakin bahwa digital itu akan membawa perubahan, mulai dari lifestyle, termasuk juga model bisnis. Kami juga yakin akan bisa meraih Rp12 triliun di tahun ini. Paling tidak, satu bulan satu triliun. Untuk dua bulan pertama tahun ini, masih sesuai target.”

Untuk mencapai target yang luar biasa, tentu harus bisa melewati berbagai tantangan. Terlebih, pandemi membuat banyak bisnis tumbang, banyak karyawan dan pekerja yang terpaksa dirumahkan, serta pelaku UMKM yang terpaksa berhenti berjualan/berusaha, yang berakibat merosot tajamnya keuangan masyakat. Salah satu yang dilakukan oleh pria yang gemar berolahraga ini adalah memudahkan syarat hingga proses pengajuan kredit. Selain efisien, hal ini memudahkan masyarakat untuk mengingat adanya kebijakan PPKM. Masyarakat tidak harus datang ke kantor (contactless) untuk bisa mengajukan pinjaman atau kredit. Proses e-kyc, scoring, verifikasi hingga penanda tanganan kontrak dilakukan dengan cepat dan dengan konsep paperless cukup hanya melalui aplikasi Akulaku, dan pembayaran angsuranjuga tidak perlu ke kantor, cukup melalui sejumlah payment point yang sudah bekerja sama dalam ekosistem Akulaku serta tidak perlu dengan uang cash (cashless). Dengan kemudahan pengajuan ini, ia optimis mampu melayani seluruh masyarakat di Indonesia meski Akulaku Finance tidak memiliki kantor cabang (branchless).

Tidak hanya itu, persyaratan yang diminta cukup mudah pula. Jika perusahaan pembiayaan lain biasanya meminta berbagai syarat, seperti BPKB, sertifikat, atau aset lain sebagai jaminan untuk bisa mendapat kredit, ini tidak berlaku di Akulaku Finance. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh pembiayaan. Ia menyadari bahwa banyak masyarakat yang memiliki usaha, namun sedikit yang memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan. 

“Di sinilah kehadiran Akulaku sebagai solusi melalui digitalisasi. Masyarakat bisa berbelanja apa saja di marketplace dan e-commerce mana pun yang telah bekerja sama. Tidak harus bertemu, tanpa harus bayar menggunakan uang cash, dan tidak harus bayar lunas sekaligus Itu bisa dilakukan dengan beberapa metode pilihan seperti BNPL (Buy Now Pay Later) atau Belanja Sekarang Bayar nya Nanti, sistem cicilan (installment), yang konsumen bisa pilih sendiri. Itu yang kami lakukan di Akulaku dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Siapa sih yang gak senang jika mendapatkan sejumlah fasilitas (plafon) pembiayaan tanpa harus menyerahkan jaminan?" ujarnya.

Selain terbukti mampu meningkatkan angka kredit, langkah ini juga menjadi salah satu komitmen yang dimiliki untuk terus membantu para pelaku UMKM di berbagai titik di Tanah Air. Ia menuturkan, “Saat ini masyarakat Indonesia yang bankable itu baru 23% dari 170 juta. Artinya ada 77% itu yang unbankable, termasuk 70 juta pelaku UMKM. Mereka kadang hanya punya skill, tenaga, atau hanya punya pasar. Tetapi belum tentu punya aset. Inilah yang kami lakukan. Akulaku Finance sebagai enabler, memberikan fasilitas kepada pelaku UMKM yang memang usahanya bagus, attitude-nya baik, serius berusaha, namun tidak punya aset untuk dijaminkan.”

Di sisi lain, selain menetapkan target, juga mengambil langkah strategis dan tepat, hingga membuat kebijakan sekaligus membantu pelaku UMKM, keberadaan tim selama bekerja di perusahaan turut menjadi kunci. “the man behind the bazooka” sebutnya untuk seluruh timnya di Akulaku. Ketika membahas tentang tim yang dibangun, dia menuturkan bahwa ‘superteam’ adalah sesuatu yang harus dibangun bersama-sama. Setiap leader dan manajer di Akulaku harus bisa berperan sebagai people manager, karena mengurus orang itu unik, tidak sama seperti mengurus pekerjaan. Seperti halnya dari satu orang ibu yang sama bisa memiliki anak dengan karakter berbeda. Dengan kata lain kawan-kawan ini datang dari lingkungan berbeda, didikan berbeda, tapi harus bekerja dalam satu tim. Itulah superteam yang diharapkan ke depannya. Ia menekankan, “Jika setiap departemen bisa melakukan people management dengan baik, tentu semua akan bergerak serentak dan menjadi satu budaya di dalam Akulaku ini.”

Simak artikelnya juga di e-magazine  : https://mensobsession.com/e-mag/219-s-1s3o6t