Amir Uskara (Wakil Ketua Komisi XI DPR RI), Dari Rakyat Untuk Rakyat

Oleh: Syulianita (Editor) - 24 October 2021

Naskah: Sahrudi Foto: Istimewa

Satu lagi putra Sulawesi Selatan (Sulsel) melesat di pentas politik nasional. Ia tampil lewat proses pergulatan intelektual, sosial dan politik yang panjang di daerahnya. Sehingga, eksistensinya sebagai seorang politisi papan atas negeri ini benar-benar matang dan berkarakter. Begitulah Amir Uskara, figur enerjik kelahiran Sungguminasa, Sulsel 9 Desember 1965 yang kini menyandang selaksa jabatan mulai dari Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ketua Fraksi PPP dan Wakil Ketua Umum DPP PPP.

Talenta politiknya mulai terasah sejak ia menjadi anggota Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia di tahun 1989. Setiap kegiatan politik pada saat itu ia lewati sebagai pembelajaran dan kawah candradimuka pembentukan diri sebagai politisi muda, sampai kemudian aktivis sekaligus Ketua Gerakan Pemuda Anshor ini membuat kepincut rakyat Gowa, Sulsel dan memilihnya sebagai anggota DPRD Gowa, Sulawesi Selatan periode 1999-2002, kemudian berlanjut dipilih lagi hingga Pemilu 2004-2009 dan di Pemilu 2009 ia meningkat dengan menduduki anggota DPRD tingkat Provinsi Sulsel hingga 2014. Itu semua memperlihatkan bahwa sebagai Ketua DPW PPP Sulawesi Selatan, ia sudah membuktikan kemampuan leadership dalam membangun konsolidasi partai berlambang Ka’bah itu di Sulsel. Hingga dalam perjalanannya kemudian, tepatnya pada Pemilu tahun 2014 ia semakin menajamkan kuku politiknya untuk memanjat ke kursi parlemen tingkat pusat dan berhasil.

Ya, Amir berhasil menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari PPP dan di Pemilu 2019 pemilihnya masih menghendaki ia untuk menjadi wakil rakyat di tingkat pusat hingga 2024. Kesungguhan kerja dan tekad untuk menjalankan amanat yang diberikan kepada rakyat adalah kuncinya untuk dipercaya rakyat.

Karena ia paham, kehadirannya di parlemen adalah kepercayaan dari rakyat yang harus dibayar dengan kinerja terbaik untuk rakyat. Karena itu, tak salah bagi PPP ketika mendaulat Amir sebagai Wakil Ketua Umum PPP dua kali berturut-turut, yakni periode 2016-2020 dan periode 2020-2025 mendampingi Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa. Kinerjanya di partai dan parlemen, sama-sama moncer. Insan pers di parlemen pun memberikan apresiasi yang tinggi dengan mengganjar Fraksi PPP yang dipimpinnya itu lewat sebuah penghargaan “Teropong Public Relations Award 2021”. Apresiasi itu bukti bahwa Amir tak Cuma mampu menjaga relasi yang baik dengan media, tapi juga meningkatkan kinerja. “Penghargaan ini sangat bagus dalam rangka menjalin hubungan baik dengan para media. Lembaga support untuk masyarakat baik untuk tugas anggaran dan ini sangat berharga,” kata Amir.

Ada atau tidaknya penghargaan, bagi Amir yang terpenting adalah fraksi yang dipimpinnya harus semaksimal mungkin melakukan yang terbaik untuk rakyat Indonesia khususnya dalam pelaksanaan tugas parlemen seperti pengawasan, legislasi, dan budgeting. Dan itu, katanya, selalu dilakukan dengan penuh keterbukaan agar masyarakat paham apa yang sudah dilakukan PPP.

“Kita terus memberikan informasi informasi kepada masyarakat baik itu proses legislasi. Dan, PPP berupaya memberikan informasi yang transparan, informasi-informasi yang menyejukkan dan informasi yang memberikan solusi,” tambah Amir.

Dalam melaksanakan kerja-kerja kerakyatan, lanjut Amir, Fraksi PPP tak pernah terhenti oleh situasi dan kondisi apapun. Seperti dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, mereka terus bergerak. “Karena kita juga berharap dengan kondisi pandemi seperti saat ini seluruh elemen untuk bersama-sama bergandengan tangan dan mencari solusi yang terbaik untuk rakyat. Semua pemangku kebijakan harus berbuat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki serta sungguh-sungguh menjalankan kewajiban dari jabatan yang diemban. Jangan meninggalkan kewajiban hanya karena tidak bisa mengerjakan seluruhnya,” tegasnya.

Salah satu contohnya, sebagai Wakil Ketua Komisi XI yang membidangi, antara lain masalah Keuangan, Perencanaan Pembangunan, dan Perbankan, Amir termasuk sosok yang kritis. Misalnya, saat ada wacana Kemenkeu di bawah kepemimpinan Sri Mulyani akan memburu utang baru mencapai Rp515,1 triliun pada semester II tahun ini, ia tak diam. “Kami terus melakukan pengawasan agar utang pemerintah dibelanjakan secara efektif,” ujarnya. Pengawasan ketat, kata Amir, agar utang yang nantinya didapatkan pemerintah dipergunakan tepat sasaran sehingga pemulihan ekonomi terjadi pada semester ke II 2021 dan terus berlanjut solid di 2022. 

Dekat dan Kuat Bersama Rakyat

Keseriusannya dalam membangun relasi yang dekat dan kuat dengan rakyat sudah tertanam sejak ia menjadi wakil rakyat. Bahkan, Ketua Federasi Olah Raga Karate-Do Indonesia (FORKI) Sulsel periode 2021-2025, ini sudah menyematkan semangat itu dalam disertasi doktornya yang kemudian dibukukan dengan judul “Ayo Membangun Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat”, di mana dalam kajian ilmiahnya itu, ia menghidangkan potret faktual bagaimana pengelolaan dana desa di Indonesia. Disertasi dengan judul asli : “Pengaruh Efektifitas Sistem Pengendalian Internal, Dukungan Kepala Daerah dan Kompetensi Aparatur Desa Terhadap Kecurangan Pengelolaan Dana Desa dan Implikasinya Terhadap Kinerja Pemerintahan Desa”, ini ibarat film dokumenter yang sarat fakta dan data mengalir penuh daya tarik.

Dalam tulisan, itu intinya bahwa wilayah negara Indonesia didominasi oleh perdesaan dengan segala problematikanya. Karena itu, kompleksitas masalah perdesaan harus diurus dan diselesaikan dengan serius oleh semua stakeholder. Ketimpangan antara desa dengan kota tidak harus menjadi jurang yang melebar. “Strategi pembangunan nasional tidak justru menjadi penghisapan kota atas perdesaan,” tegasnya.

Di tulisannya itu, ajakan Amir untuk pulang ke desa pun menemukan konteksnya yang antara lain mengingatan bahwa partisipasi masyarakat desa dalam membangun desa perlu di-upgrade lagi dengan pelibatan kaum milenial desa melalui kewirausahaan sesuai minat dan bakatnya. Pemuda dan milenial memiliki kompetensi besar dalam pembangunan desa yang berkelanjutan.